1. Kania Xylona Putri

496 64 183
                                    

1. Kania Xylona Putri


         Miss jutek, sebutan yang pantas untuk gadis berambut dirty blonde yang kerap tercurly dengan mata tajam, hidung mancung, alis tebal, bulu mata lentik dan bibir yang ranum membuat kesan cantik. Namun siapa sangka gadis dengan tinggi 160cm dan memiliki berat badan 53 itu terkenal galak dan jutek apalagi pada semua karyawan di perusahaan ayahnya.

Hari ini adalah hari pertamanya berkerja menggantikan posisi ayahnya, gadis itu di tugasnya untuk mengurus perusahaan cabang yang tengah menjadi konflik permasalahan keluarganya. Dengan terpaksa gadis bernama Kania Xylona Putri, datang ke kantor dengan baju kemeja berwarna maroon berserta celana dasar hitam di lengkapi dengan ikat pinggang dan juga tas hitam cantik miliknya.

Dengan langkah tergesa gesa, Kania tanpa sadar menginjak lantai yang baru saja di bersihkan membuat tubuhnya terjatuh tepat di depan gedung kantor.

"INI KENAPA GAK DI PASANG PLANG PERINGATAN SIH?" Suara Kania yang keras membuat satpam, ob, dan beberapa karyawan datang mendekatinya.

"Ibu baik baik saja?" Tanya satpam yang mencoba menolong Kania.

"Aduhh..... gak usah tolongin gue..... lo pegang tas ini aja" Kania menolak pertolongan satpam. Gadis itu hanya memberikan tasnya.

Dengan susah payah Kania berdiri menatap seluruh karyawan yang sedang melihat kejadian barusan. Emosi yang dari sudah di tahan tahan kini tidak bisa lagi Kania tahan, dengan kedua tangan di pinggang suara Kania lagi terdengar menggelegar sepanjang koridor kantor.

"APA LAGI YANG KALIAN TONTON DI SINI? KEMBALI KE TEMPAT KERJA KALIAN SEKARANG JUGA!"

Semua pada berhamburan masuk ke dalam, mata Kania kini beralih pada pria paruh baya dengan gagang pel di tangannya.

"Kamu saya pecat!"

"Dan kamu, Gina! Ikut saya ke ruangan sekarang!"

Setelah menunjuk asisten pribadi di kantornya, gadis itu mengambil tas yang dari tadu di pegang satpam. Dengan langkah angkuh dan juga wajah yang jutek, Kania masuk ke dalam ruang pribadi miliknya.

Sedangkan Gina, gadis itu hanya bisa berdoa agar dirinya tidak ikut ikutan di pecat. Sudah jadi tabiat Kania, setiap ada karyawan maupun ob yang membuat kesalahan akan berakhir di pecat.

"Kamu itu gimana sih Gin? Cari ob aja gak becus" omel Kania, ia mendudukkan badannya di kursi kerja. Menatap Gina yang berdiri di samping meja kerja dengan kepala menunduk.

"Maaf bos, pak Memet orang baru. Baru aja dua hari kerja" Gina yang baru saja menjawab omongan bos nya hanya bisa memainkan kuku tangan dengan posisi yang tidak berubah sama sekali.

"Kamu kasih tau gak sih cara kerjanya? Bisa bisanya saya jatuh lho?" Protes Kania. Walaupun Kania sedang memarahi asistennya, tangan gadis itu tetap mengambil berkas yang harus ia kerjakan hari ini.

"Sudah bos, saya juga udah bilang kok setiap ngepel papan kuningnya di pasang"

"Mana? Saya tetap jatuh tadi!" Sentak Kania kesal.

Ia sama sekali tidak mau terima alasan apapun. Semua yang terjadi karena kecerobohan. Kalau saja tidak ceroboh, mungkin saja pagi ini tidak ada drama ia harus terjatuh di depan kantor dan di saksikan seluruh karyawan yang sedang berkerja.

"Ini mana minum saya?" Gadis itu menatap meja yang hanya berisikan berkas dan tas nya, tanpa adanya minuman maupun cemilan untuk menemani ia bekerja hari ini.

"Kan ob nya udah bos pecat tadi" jawab Gina menatap bosnya.

"Ya kamu cari lah. Apa gunanya kamu jadi asisten saya kalo cari ob aja saya harus turun tangan.

"Saya kan udah cari tapi bos pecat lagi"

Kania memijat kening yang tidak sakit "ya kamu cari lagi lah, pasang iklan, apa sebar brosur atau bisa pasang baliho!"

"Pasang baliho kan mahal bos" beo Kania

"Ya" ucap Kania terjeda "itu kan perumpamaan saya aja! Ya kamu cari kek gimana caranya"

"Iya bos"

"Ya udah cari, ngapain kamu masih berdiri di sana?" Tanya Kania menatap Gina yang masih berdiri di hadapannya.

"Iya bos iya"

"Buruan Gina! Apa kamu mau merangkap jadi ob sekalian?"

Gina yang mendengar itu langsung berlari keluar dari ruang pribadi Kania. Jika terus terusan berhadapan dengan bos juteknya, bisa saja semua kesalahnya kemarin akan terungkit oleh bos juteknya itu.

"Duh pusing banget gue punya karyawan kaya gini semua. Gaji minta naik, kerja lelet. Stres gue di kasih cabang perusahaan di sini" omel Kania. Ia membuka laptop, melihat beberapa kerjaan yang mungkin harus ia handle hari ini. Belum juga skripsi yang harus ia kerjakan. Menemui dosen pembimbing yang sama sekali sulit untuk di temui. Gimana mau ngerjain skripsi, judul aja belum di acc.

Kania kembali mencoba menghubungi dosen pembimbing sebelum bertemu dengan salah satu client terbesarnya. Ia harus bisa memenangkan vendor ini agar orang tua nya tidak lagi menjodohkan dirinya pada anak rekan bisnis.

Kania tidak habis pikir bagaimana jalan pikir orang tuanya, menjodohkan dirinya pada orang lain. Ini bukan lagi zaman di mana perjodohan. Orang tua nya pikir Kania tidak bisa memilih pria yang tepat untuk dirinya? Ia memang saat ini Kania belum memiliki kekasih tapi kan nanti jika waktunya sudah tiba Kania pasti memiliki kekasih, lagi pula dirinya masih seorang mahasiswi yang sama sekali skripsi nya belum di acc. Lagi pula Kania lagi pusing memikirkan perkuliahan. Mencari judul skripsi, mencari pembahasan skripsi yang sekiranya bisa di terima. Belum lagi dosen pembimbing yang sama sekali tidak peduli dengannya. 

Itu saja Kania sudah di buat pusing, belum lagi tantangan vendor besar ini, masa ia Kania harus pusing juga memikirkan perjodohan ini.

Kania kembali memasukan handphone ke dalam tas. Dengan cekatan Kania mengambil berkas dan tas. Gadis itu hendak pergi ke sebuah restoran, karena sudah ada temu janji di sana.

****

Gina yang baru saja keluar dari ruangan Kania menutup pintu dengan hati hati. Dengan perasaan kesal, Gina meremas tangannya sendiri. Dengan hela nafas panjang Gina memohon agar segera menemukan ob yang pas untuk kantor ini.

"Berabe kalo gue gak cepet ketemu ob, bisa bisa gue lagi yang jadi ob di sini" ucap Gina mengingat ucapan bos nya tadi.

"Udah pelit, galak, banyak mau!"

"Kok bisa sih pak Broto punya anak kaya mba Kania? Stres banget gue tiap hari berhadapan sama anaknya"

"Bapaknya baik banget anaknya astagfirullah"

Gina membandingkan Pak Broto, ayah Kania dengan anaknya. Gadis itu mengelus kaca pintu dengan pelan "yang sabar ya pintu" Setelah mengatakan itu, Gina kembali bersandar pada pintu. Gadis itu mengelus dadanya agar bisa melewati hari ini dengan penuh kesabaran.

"GINA, KAMU NGAPAIN MASIH DI SINI?" Suara itu membuat Gina terperanjat kaget, tubuh yang semula bersandar pada kaca pintu kini mencari keseimbangan agar tidak jatuh karena pintu sudah di buka oleh Kania dengan tatapan galak ke arah Gina.

"Maaf bos, ini pintunya kotor. Saya lagi lap pintu" ucap Gina beralasan. Gadis itu mengusap pintu seolah sedang membersihkan debu.

"GAK USAH ALASAN,CEPAT KERJA GINA!" perintah Kania tidak terbantahkan.

Gina terperanjat lalu melarikan dari dari hadapan Kania. Bos muda itu hanya melihat kepergian asisten pribadinya tanpa merubah tatapannya sama sekali.

"Asisten stres!"

BEST PART CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang