3. Hari Pertama

203 46 88
                                    

3. Hari Pertama


         Malam ini, Brian tengah di jamu dengan makan malam di rumah Pak Broto sebagai tanda permintaan maaf dan juga sebagai hari pertama Brian berkerja sebagai supir pribadi Kania. Setelah pulang dari rumah sakit, Kania memberitahu jam berapa saja Brian harus berkarja. Semua jadwal yang biasa Kania lakukan setiap hari kini Brian harus bisa bisa mengimbangi, dari ke kampus, ke kantor bahkan beberapa jadwal dari kegiatan rutin Kania, Brian di beri tau. Brian tidak masalah dengan itu semua, cuman permasalahan Brian adalah kampus Kania yang kini menjadi kampus tempatnya mengajar. Brian harap penyamaran kali ini akan berjalan lancar tanpa harus mengalami sial seperti tadi.

"Berapa umur mu Brian?" Tanya Pak Broto yang memulai percakapan.

Brian yang tengah asik makan menoleh ke arah Pak Broto "29 pak"

"Wah, tidak jauh beda dengan Kania ya. Kamu bisa menjaga Kania. Anak itu selalu melakukan ke salahan dan kecerobohan. Saya sampai heran dengan Kania. Setiap hari ada saja tingkah lakunya.

Mendengar itu, Brian menoleh ke arah Kania. Gadis dengan wajah jutek menatap kesal ke arah ayahnya.

"Kania kenyang" ketus Kania yang hendak beranjak dari meja makan. Pak Broto yang melihat makanan di piring Kania yang masih tersisa banyak dengan cepat melarang Kania beranjak dari meja makan.

"Duduk Kania, habiskan makan mu. Setelah ini tolong antar nak Brian ke kamar nya"

Kania yang mendengar itu menggeleng dengan cepat "tidak, ada puput yang bisa mengantar Brian pi. Kenapa harus Kania?"

"Yang sopan Kania. Puput lebih tua dari kamu dan dia berkerja untuk papa"

"Mba Puput" koreksi Kania.

"Papi minta kamu yang mengantar Brian bukan Puput" Tegas Pak Broto. Kania menoleh ke arah Bu Damara namun beliau seolah sibuk dengan lauk di hadapannya.

"Sialan"

"Besok kamu sudah bisa mulai berkerja?"

Brian yang mendengar itu mengangguk "tadi setelah pulang dari rumah sakit, saya sudah di beri tau oleh mba Kania  tentang kegiatan sehari harinya. Mulai besok saya sudah bisa berkerja pak" ucap Brian. Kania yang mendengar itu hanya bisa menahan kesal dengan ucapan Brian.

Setelah selesai makan. Dengan kesepakatan Kania dan pak Broto, gadis berwajah jutek itu mengantar kan Brian ke rumah kecil yang ada di belakang rumah megah milik ayahnya. Rumah kecil ini sengaja di buat untuk para pekerja di rumah. Seperti supir, art, tukang kebun, dan juga satpam.

Kania yang berjalan di depan Brian membuat tubuh Kania kecil di depan Brian. Jarak tinggi yang jauh membuat Brian leluasa melihat ke arah depan. Kania yang memang tidak ikhlas mengantar Brian membuat tubuh gadis itu hampir terjatuh ke belakang karena terpeleset tanah yang licin, dengan cekatan Brian menangkap Kania. Sontak kedua pasang mata saling menatap. Kontak mata antara keduanya terjadi begitu saja. Kania merasa Brian adalah pria dewasa yang tanpa apalagi dengan tubuh yang nyaris sempurna untuk tipe dirinya. Namun mengingat dari mana Brian berasal membuat Kania dengan cepat menghempas semua ke kaguman dirinya.

"Lo bisa lepasin gue sekarang juga gak?" Ucapan Kania membuat Brian tersadar, dengan cepat Brian melepaskan tubuh Kania. Kania yang tidak siap akhirnya terjatuh begitu saja.

BEST PART CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang