2 (Rumit)

3 1 0
                                    

Di tempat otopsi, banyak pihak kepolisian yang berjaga disana, banyak pihak wartawan yang juga ada disana untuk menyiarkan berita tentang penemuan mayat di pusat kota.

Anna, berdiri di depan ruang otopsi berharap bisa mendapatkan kejelasan yang pasti. Saat hendak masuk para penjaga menahannya namun dengan tegas Anna menunjukkan kartu tanda pengenalnya pada pihak disana.

Akhirnya Anna diizinkan masuk, saat di ruang otopsi mayat itu sudah tidak ada. Anna larut dalam lamunannya sampai seorang dari pihak otopsi memanggilnya.

"Apakah kamu pihak detektif yang menangani kasus ini?"

Anna terkejut dan tersadar dari lamunannya, ia mengangguk.

"Begini, ada sesuatu yang harus saya bicarakan dengan anda." Anna mengangguk dan mengikuti pihak otopsi ke suatu ruangan yang tertutup dan jauh dari publik.

"Perkenalkan, namaku Ronald. Aku kepala pihak otopsi yang menangani mayat si korban." Ronald memperkenalkan diri.

"Salam kenal, namaku Anna, aku detektif baru, anak buah pak James."
Ucap Anna dengan sopan.

"Oh, pak James? Dia orang yang sangat hebat, sudah berpuluh² tahun dia bekerja sebagai detektif dan selalu berhasil menangani kasus-kasus. Kini aku bangga dia sudah diangkat menjadi kepala detektif utama di kota ini."

Anna tersenyum mendengar itu, dia juga bangga pada sang atasan karena Anna tau James memang sangat ahli.

Ronald membetulkan kacamata nya dan mulai menatap Anna dengan serius.

"Anna, hasil otopsi tadi cukup mengejutkan. Kami menemukan peluru panas tertancap di otaknya yang sudah hancur, keningnya berlubang, dan yang lebih mengejutkan adalah..
Ronald sempat berhenti sampai ia melanjutkan pembicaraan.

"Ada luka tusukan pada perut korban, dan.. puluhan paku yang dimasukkan ke perut korban lewat tusukan pada perutnya, dan dimasukkan racun yang membuat seluruh isi perut korban meleleh tak tersisa."

Mendengar itu Anna terkejut, ia menutup mulutnya dengan kedua tangan dengan bayangan yang sangat menakutkan.

"Kejam sekali." Ucap Anna dengan bergetar.

"Benar, kami menyimpulkan bahwa kasus ini adalah kasus pembunuhan."

Mendengar itu Anna kembali mengangguk, sudah terjawab satu, kasus ini adalah pembunuhan.

---

Tempat Kejadian Perkara(TKP)

Anna memberhentikan mobilnya di tempat kejadian perkara. Jalanan itu sudah bersih karena polisi sudah menyelesaikan tugasnya untuk memeriksa tempat kejadian, ia melihat banyak kendaraan dan orang-orang yang berlalu-lalang, mengingat tempat kejadian itu berada tidak jauh dari pusat kota.

Anna memperhatikan sekitar, ia melihat bar yang tak jauh dari tempat kejadian. Ia melihat bar itu sudah ditutup total karena kasus pembunuhan ini.

Sampai akhirnya ia melihat sebuah toko di pinggir jalan, mempunyai akses cctv yang bisa ia gunakan sebagai jawaban dari semua pertanyaannya.

Anna membuka pintu toko dan mendatangi seorang wanita paruh baya sekitar 57 tahun.

"Permisi nyonya, um.. apakah saya bisa melihat cctv di toko anda. Saya ingin melihat rekaman saat malam hari."

Mendengar itu wanita paruh baya mulai khawatir. "Apakah ini untuk penyelidikan?" Tanyanya.

"Benar, tokomu tak jauh dari tempat kejadian nyonya." Mendengar itu sang wanita mengangguk dan berjalan ke suatu ruangan diikuti oleh Anna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

23.59Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang