Di bawah sinar matahari yang terik, cewek dengan rambut dikepang dua berdiri di tengah lapangan sekolah, merasakan panas yang menyengat kulitnya-- Kiara Ash Nirav. Hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) seharusnya menjadi saat yang menggembirakan, tetapi hawa gerah mengelilinginya seperti selubung yang menyesakkan. Keringat mengalir di pelipisnya, membuatnya merasa semakin tidak nyaman.
Di sekelilingnya, anak-anak baru berkumpul, menciptakan suasana yang riuh dan penuh tawa. Mereka saling berbagi cerita, mengenalkan diri, dan tampak menikmati setiap momen yang ada.
Kiara itu anak yang susah untuk bergaul ataupun beradaptasi dengan lingkungan barunya, apalagi dia sendiri, semua teman-teman SMP Kiara itu mendaftar disekolah yang berbeda.
Tiba-tiba, seorang gadis dengan senyum cerah menghampirinya. "Hai, gue Anin! lo sendiri nih?" tanyanya dengan nada ramah. Kiara terkejut, tetapi senyuman Anin membuatnya merasa lebih nyaman. "Iya, gue Kiara," jawabnya, sedikit ragu.
Anin kemudian mengajak Kiara untuk bergabung dengan kelompoknya. "Ayo, kita cari tempat duduk bareng!" ucap Anin dengan antusiasme yang menular. Kiara merasa senang dan bersyukur mendapatkan teman baru yang bersahabat. Dalam momen itu, rasa canggungnya perlahan-lahan menghilang.
Saat berbagai permainan dan aktivitas dimulai, Kiara merasakan semangat yang mulai menjalar di dalam dirinya. Keringat yang mengalir tidak lagi terasa menyiksa; sebaliknya, itu adalah tanda bahwa ia tengah menjalani pengalaman baru. Bersama Anin dan teman-teman barunya.
Di tengah keramaian lapangan yang riuh, Kiara berusaha menavigasi kerumunan dengan hati-hati. Suara tawa dan percakapan siswa baru memenuhi udara, membuatnya merasa sedikit terasing di tengah euforia tersebut. Dengan sengatan matahari yang menyengat, ia mengatur langkah, mencari tempat yang lebih teduh.
Tiba-tiba, dalam sekejap, tanpa sadar, Kiara melangkah terlalu cepat dan menabrak seseorang. Dia terhenti, dan dalam sekejap itu, dunia di sekelilingnya terasa hening. Ketika ia mengangkat wajahnya, dia melihat perawakan cowok tinggi dengan fitur wajah yang sempurna. Sepertinya ini yang dibicarakan Anin tadi, cowok yang tengil dan songong, padahal masih anak baru. Matanya yang tajam menatap Kiara dengan ekspresi menantang.
"Anjing, hati-hati dong!" seru seorang pemuda yang barusan tidak sengaja Kiara tabrak menegurnya dengan nada tinggi.
"Maaf, gue nggak sengaja," ucap Kiara berusaha menjelaskan pada laki-laki tersebut. Tapi tampaknya sia-sia.
"Nggak sengaja lo bilang? jelas-jelas lo sengaja nabrakin diri lo ke gue, gue tau sih gue ganteng. Nggak usah gitu juga." Ucap cowok itu dengan mengibaskan rambutnya kebelakang yang membuat Kiara membulatkan matanya. Hey, ternyata dunia punya manusia sepercaya diri ini.
Dan di sanalah, di sudut bawah seragam yang tampak baru, dia melihatnya. Nama cowok tengil dan songong itu terukir dengan jelas. "Javas Milan Adhinatha," bisiknya pelan menyebut nama cowok itu, menyimpan namanya di dalam ingatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN JULY
Teen FictionDi tengah hiruk-pikuk kehidupan sekolah menengah atas, ada dua karakter yang seolah dari dua dunia berbeda: Javas dan Kiara, pemuda yang dikenal dengan semangat memberontaknya, sering kali berperilaku sembrono dan melawan aturan. Ia adalah sosok yan...