Beberapa bulan setelah acara penghargaan, kehidupan Sean dan Gracia berjalan dengan tenang dan penuh kebahagiaan. Mereka mulai merencanakan masa depan bersama dengan lebih serius, termasuk tentang impian-impian kecil yang ingin mereka wujudkan-seperti rumah yang nyaman dan mungkin, suatu hari nanti, seorang anggota keluarga baru.Pada suatu pagi yang cerah, ketika Sean dan Gracia tengah sarapan bersama di rumah, Sean menerima panggilan telepon dari markas. Wajahnya tampak serius setelah menerima kabar tersebut, dan Gracia yang duduk di depannya bisa merasakan perubahan itu.
"Ada apa, Sean?" tanya Gracia lembut, mencoba menenangkan dirinya.
Sean menarik napas panjang sebelum menjawab. "Markas membutuhkanku untuk misi baru. Misinya cukup penting dan mungkin akan memakan waktu lebih lama dari biasanya."
Hati Gracia mendadak terasa berat, tapi ia mencoba tersenyum dan menahan perasaannya. "Kapan kamu harus pergi?" tanyanya, suaranya hampir berbisik.
"Dalam tiga hari," jawab Sean sambil menatap Gracia dalam-dalam. "Aku tahu ini tidak mudah, terutama setelah semua yang kita lalui, tapi... ini tugasku."
Gracia menundukkan kepala, berusaha menahan air matanya. Ia tahu tugas Sean sebagai prajurit tidak mudah, dan bahwa terkadang, panggilan tugas datang di saat yang tidak terduga. "Aku mengerti, Sean. Kamu hanya perlu berjanji untuk pulang dengan selamat, ya?"
Sean menggenggam tangan Gracia erat. "Aku janji, Gracia. Aku akan melakukan yang terbaik untuk kembali dengan selamat. Kamu adalah alasan terbesar bagiku untuk selalu pulang."
Hari-hari berlalu begitu cepat, dan tiba saatnya bagi Sean untuk berangkat. Di bandara, Gracia berusaha menahan air mata sambil memeluk Sean untuk terakhir kalinya sebelum keberangkatannya. Ia tahu mungkin akan ada malam-malam panjang penuh kerinduan dan kekhawatiran, namun ia percaya pada Sean.
"Aku akan menunggu kabarmu setiap hari, Sean," ucap Gracia lembut, mencoba tetap tegar. "Aku akan selalu di sini."
Sean mengecup keningnya, memberikan pelukan terakhir yang dalam. "Aku tahu, Gracia. Jaga dirimu baik-baik."
Dengan hati yang berat, Gracia melepas Sean untuk menjalankan tugasnya. Setiap malam, ia menatap langit yang sama, berdoa agar Sean selalu berada dalam lindungan dan keselamatan. Meskipun sendirian, ia berusaha mengisi hari-harinya dengan kegiatan positif, termasuk bekerja, bertemu teman-teman, dan menulis surat untuk Sean yang ia simpan dengan rapi.
Hingga suatu hari, setelah berminggu-minggu tanpa kabar, Gracia menerima paket dari Sean. Di dalamnya terdapat surat dan sebuah kalung dengan liontin berbentuk bintang, simbol pengingat bahwa mereka selalu terhubung meski berada jauh.
"Gracia sayang, aku berharap kamu selalu sehat dan tersenyum. Kalung ini adalah pengingat bahwa aku selalu berada di sampingmu, walaupun dalam jarak yang tak terlihat. Bintang ini adalah janji bahwa aku akan pulang kepada mu, tidak peduli seberapa jauh aku pergi."
Gracia menatap kalung itu dengan mata berkaca-kaca, merasakan kehangatan yang disampaikan Sean meski dari kejauhan. Kalung tersebut menjadi pelipur hatinya, memberinya kekuatan setiap kali rasa rindu dan cemas menghampiri.
Waktu terus berlalu, dan Gracia berpegang pada janjinya kepada Sean untuk selalu menunggu dengan sabar. Ia percaya, meski hidup sebagai istri seorang prajurit penuh dengan ketidakpastian, cinta mereka cukup kuat untuk menghadapi segala cobaan. Hingga hari itu tiba, saat ia bisa kembali berada dalam pelukan Sean, dan mereka bisa melanjutkan mimpi-mimpi yang telah mereka lalui bersama.
---
Waktu berlalu dan setiap hari Gracia berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupan tanpanya. Rindu yang menggelayuti hatinya tidak pernah surut, namun ia berusaha untuk tetap optimis. Ia menyalurkan energinya dengan fokus pada pekerjaan dan berkomunikasi dengan teman-temannya. Flora dan Anin sering datang menemaninya, membantu mengalihkan pikirannya dari kerinduan yang mendalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Uniform (Greshan)
Ficción GeneralDi balik seragam yang rapi dan disiplin militer yang ketat, ada kisah cinta yang berkembang dalam diam. Sean Nathaniel Valerio, seorang prajurit muda yang berani, telah mengabdikan hidupnya untuk melindungi tanah air. Setiap hari, dia berlatih denga...