3: Selly dan Eddie

9 5 4
                                    

"Selly, aku ingin kau tahu bahwa kau adalah bagian penting dalam hidupku,"

♧◇♧◇♧ 

Perasaan cinta yang tumbuh di antara Selly dan Eddie semakin kuat, meskipun keduanya belum menemukan keberanian untuk saling mengungkapkan perasaan mereka. Setiap kali mereka bertemu, jantung Selly berdegup kencang, dan senyum Eddie selalu berhasil membuatnya merasa hangat. Dia sering terjebak dalam lamunan tentang Eddie, membayangkan berbagai kemungkinan dan momen indah yang dapat mereka bagi bersama.

Hari-hari di kebun anggur menjadi semakin berwarna. Sambil bekerja memetik anggur, mereka berbagi cerita tentang impian masing-masing. Selly merasa beruntung bisa mengenal Eddie lebih dalam, sementara Eddie juga merasakan kedekatan yang tidak bisa dijelaskan. Suatu sore, saat mereka sedang beristirahat di bawah pohon anggur yang rimbun, Selly mencuri pandang ke arah Eddie, memperhatikan cahaya senja yang membingkai wajahnya.

"Eddie, kau pernah bermimpi untuk pergi jauh dari sini?" tanya Selly, mencoba menggali lebih dalam tentang apa yang ada di dalam hati pemuda itu.

Eddie menatap jauh ke arah kebun, merenung. "Aku sering berpikir tentang hal itu. Namun, saat aku di sini, di kebun ini, aku merasa ada sesuatu yang lebih penting. Mungkin suatu hari aku akan menjelajahi dunia, tetapi kebun ini adalah rumahku."

Mendengar jawaban Eddie, Selly merasakan kehangatan di dalam hatinya. Dia ingin sekali mengungkapkan betapa istimewanya perasaannya terhadap Eddie, tetapi kata-kata itu seakan tersangkut di tenggorokannya. Mereka melanjutkan percakapan ringan, berbagi tawa dan pandangan yang penuh arti.

♧◇♧◇♧

Hari demi hari berlalu, dan keduanya semakin sering menghabiskan waktu bersama di kebun anggur. Selly menemukan dirinya sering merindukan Eddie ketika mereka terpisah, dan setiap pertemuan terasa seperti hadiah. Suatu sore, Selly dan Eddie memutuskan untuk mengadakan piknik kecil di tengah kebun. Mereka membawa makanan sederhana dan selimut, serta anggur yang baru dipetik.

Saat mereka duduk di bawah naungan pepohonan, Selly merasa bahagia. Suara angin berbisik di antara daun-daun menciptakan melodi lembut yang mengiringi percakapan mereka.

"Aku senang bisa menghabiskan waktu seperti ini," kata Selly, sambil menuangkan anggur ke dalam gelas kecil yang mereka bawa.

"Begitu juga aku. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan," jawab Eddie, menatap Selly dengan mata yang penuh kehangatan.

Mereka berbagi cerita lucu, mengingat momen-momen konyol selama bekerja di kebun. Selly tidak bisa menahan tawa ketika Eddie bercerita tentang kejadian di mana dia terjatuh saat memetik anggur. Di tengah tawa, mereka saling bertukar pandangan, dan dalam sekejap, suasana menjadi lebih intim.

Tiba-tiba, Eddie mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Selly. "Selly, aku ingin kau tahu bahwa kau adalah bagian penting dalam hidupku," katanya, suara penuh ketulusan.

Selly merasakan aliran hangat di sekujur tubuhnya. Dia membalas genggaman tangan Eddie, merasa dunia di sekeliling mereka menghilang. Dalam momen itu, mereka saling mengerti tanpa perlu berbicara lebih jauh. Suasana di sekeliling mereka dipenuhi dengan keindahan kebun anggur dan rasa saling percaya yang mendalam.

♧◇♧◇♧

Beberapa minggu kemudian, saat musim panen tiba, Selly dan Eddie bekerja keras untuk memetik anggur. Mereka berdua terjebak dalam rutinitas yang menyenangkan. Suatu pagi, saat matahari sudah terbit, Selly tiba di kebun lebih awal. Dia terkejut melihat Eddie sudah menunggu di sana, tersenyum lebar dengan seikat bunga liar di tangannya.

"Untukmu," katanya, memberikan bunga-bunga itu kepada Selly. "Aku tahu kau suka bunga-bunga ini."

Selly tidak dapat menahan senyum.

"Terima kasih, Eddie! Ini sangat indah!" Saat melihat ke dalam mata Eddie, dia merasakan sesuatu yang lebih dalam, seolah bunga-bunga itu menjadi simbol perasaan yang mereka bagi.

Hari itu, saat mereka bekerja di kebun, suasana menjadi lebih ceria. Selly dan Eddie saling bersenda gurau, dan setiap tatapan yang mereka bagi semakin memperkuat perasaan mereka. Dalam sekejap, Selly merasa bahwa waktu di kebun tidak pernah cukup. Dia ingin lebih banyak momen bersama Eddie, berbagi tawa dan harapan.

Suatu sore, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kebun anggur, menikmati pemandangan yang menakjubkan saat matahari terbenam. Langit berubah menjadi warna merah jambu dan oranye, menciptakan pemandangan yang sangat romantis. Eddie berhenti sejenak dan mengajak Selly untuk duduk di atas batu besar yang menghadap ke kebun.

"Lihatlah, betapa indahnya," kata Eddie, matanya tidak lepas dari Selly.

"Ya, sangat indah. Seperti lukisan," balas Selly, merasakan getaran di hatinya. Dia ingin mengungkapkan perasaannya, tetapi kata-kata terasa sulit untuk diucapkan. Namun, dalam hati, dia tahu bahwa mereka berada di ambang sesuatu yang lebih besar.

Malam itu, di bawah bintang-bintang yang bersinar, Eddie menggenggam tangan Selly lagi. "Kau tahu, setiap kali aku melihatmu, hatiku merasa lebih tenang. Aku merasa kita bisa melewati apa pun bersama," ungkapnya dengan tulus.

Selly merasakan air mata kebahagiaan menggenang di matanya. "Aku juga merasakannya, Eddie. Kita memiliki sesuatu yang istimewa, bukan?"

Mereka berbagi senyuman penuh arti. Dalam momen itu, keduanya tahu bahwa cinta mereka telah tumbuh, meskipun kata-kata untuk mengungkapkannya masih terjebak di dalam hati.

♧◇♧◇♧

Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan kehangatan perasaan yang semakin mendalam. Namun, keraguan masih menghantui pikiran mereka. Mereka berdua merasa takut untuk mengungkapkan perasaan yang begitu kuat, khawatir akan mengubah hubungan mereka.

Suatu malam, Selly duduk sendiri di tepi ladang, merenungkan semua yang terjadi. Dalam keheningan malam, dia berdoa agar dapat menemukan cara untuk menyampaikan perasaannya kepada Eddie. Namun, ketika dia memikirkan wajah Eddie, semua keraguan itu seakan lenyap, dan hanya kebahagiaan yang tersisa.

Eddie pun merasa hal yang sama. Setiap kali mereka bertemu, hatinya berdebar-debar. Namun, dia juga takut akan reaksi Selly jika dia menyatakan cintanya. Dia bertekad untuk mencari waktu yang tepat, sebuah momen di mana mereka bisa saling mengungkapkan apa yang mereka rasakan.

Dengan semangat dan harapan di hati, Selly dan Eddie terus menjalani hari-hari mereka di kebun anggur. Cinta mereka tumbuh di antara ribuan anggur yang ranum, di bawah sinar matahari dan bintang-bintang, menunggu saat yang tepat untuk dinyatakan—sebuah cinta yang tulus dan kuat, meskipun terbungkus dalam keraguan dan ketidakpastian.

♧◇♧◇♧

Terima kasih banyak telah meluangkan waktu untuk membaca karya saya. Dukungan Anda sangat berarti, dan saya akan sangat menghargai jika Anda dapat memberikan vote sebagai tanda dukungan untuk penulis. Semoga karya ini bisa memberikan inspirasi!

The Love a story the Chateau ownerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang