1: Selly dan Kehidupan Sederhana

12 5 6
                                    

"Sayuran juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang untuk hidup, sama seperti kita."

♧◇♧◇♧

Di sebuah desa kecil yang terletak di antara ladang hijau dan pegunungan, Selly hidup bahagia bersama ibunya. Setiap pagi, saat sinar matahari pertama menyentuh permukaan tanah, Selly bangkit dari tidurnya dengan semangat. Suara ayam berkokok dan burung berkicau di luar jendela menjadi lagu pagi yang menandakan awal hari baru. Rumah mereka yang sederhana, terbuat dari kayu dengan atap genteng merah, dikelilingi ladang sayur yang mereka kelola sendiri.

Meskipun kehidupan mereka tidak dikelilingi kemewahan, Selly merasa sangat beruntung. Ibu Selly adalah sosok yang penuh kasih dan bijaksana. Ia selalu memberikan dukungan yang Selly butuhkan, baik dalam hal pekerjaan di ladang maupun dalam impian-impian yang Selly miliki. Setiap pagi, sebelum memulai pekerjaan di ladang, mereka akan menikmati sarapan sederhana yang biasanya terdiri dari roti dengan selai buah buatan sendiri dan secangkir teh herbal.

"Bu, aku senang sekali hari ini. Sayuran kita sudah mulai tumbuh dengan baik," kata Selly, matanya berbinar penuh harapan.

Ibu Selly mengangguk, tersenyum bangga. "Kau benar, Nak. Ini semua berkat kerja keras kita. Sayuran juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang untuk hidup, sama seperti kita."

Selly menyukai setiap momen di ladang. Saat merawat tanaman, ia belajar tentang pentingnya kesabaran dan dedikasi. Ia menghabiskan waktu berjam-jam di bawah sinar matahari, menyiangi rumput liar dan menyiram tanaman. Tiap kali melihat sayuran yang sehat dan segar, hatinya dipenuhi rasa puas.

Setelah selesai bekerja, Selly dan ibunya sering menghabiskan waktu bersama, bercanda dan berbagi cerita. Mereka menyukai momen-momen kecil ini, seperti saat mereka duduk di bawah pohon rindang, menikmati angin sepoi-sepoi, dan membicarakan mimpi-mimpi mereka.

"Ibu, aku ingin sekali suatu hari nanti bisa melihat dunia di luar desa ini. Ada begitu banyak hal yang ingin aku pelajari," ujar Selly suatu sore.

Ibu Selly menatapnya dengan lembut. "Impianmu itu indah, Selly. Tetapi ingat, di mana pun kau berada, rumahmu akan selalu ada di sini. Kami akan selalu mendukungmu."

Dengan senyum yang merekah di wajahnya, Selly merasakan kehangatan cinta ibunya. Dia tahu bahwa meskipun dunia di luar sana menarik, tidak ada tempat yang lebih aman dan nyaman daripada rumah mereka. Di balik segala kesederhanaan, terdapat kekayaan cinta yang membuat hidup mereka berarti.

Hari-hari di desa itu terasa berulang, tetapi Selly tidak pernah merasa bosan. Setiap pagi adalah kesempatan baru, dan setiap sayuran yang dipanen adalah pencapaian yang layak dirayakan. Ketika matahari mulai terbenam, Selly dan ibunya sering berjalan-jalan di sekitar ladang, menikmati keindahan warna-warni langit senja.

Suatu sore, ketika mereka sedang memetik tomat yang matang, Selly melihat langit berwarna merah muda yang indah. "Ibu, lihat! Seperti lukisan, ya?"

Ibu Selly tersenyum, mengangguk. "Ya, benar sekali. Alam ini memiliki cara yang indah untuk menunjukkan keajaiban. Kita harus menghargai setiap keindahannya."

Mereka berbagi tawa, menikmati keindahan sekitar, dan dalam hati Selly, dia berjanji untuk selalu menjaga kenangan indah ini. Meskipun ia memiliki impian untuk menjelajahi dunia, ikatan yang kuat dengan ibunya dan kedamaian di desa ini adalah hal yang sangat berharga.

Di antara rutinitas sehari-hari, Selly juga memiliki banyak teman di desa. Setelah selesai bekerja, ia sering bermain dengan anak-anak lain. Mereka berlari-larian di ladang, bermain petak umpet, atau duduk di tepi sungai sambil menikmati kesegaran air. Keceriaan dan tawa mereka membuat suasana desa semakin hidup.

Suatu ketika, saat bermain di ladang, Selly berkenalan dengan beberapa anak baru yang baru pindah ke desa. Mereka sangat antusias dan mengajak Selly bergabung dalam permainan mereka. Dalam hitungan menit, Selly merasa seperti bagian dari kelompok itu. Momen tersebut membuatnya menyadari betapa pentingnya persahabatan dalam hidupnya.

Setiap malam, sebelum tidur, Selly merenung tentang hari-harinya. Dia mengucapkan syukur atas setiap pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang menantang. Mimpinya untuk menjelajahi dunia tidak pernah pudar, tetapi dia juga menyadari bahwa setiap langkah yang diambilnya di desa ini adalah perjalan untuk masa depannya.

Dengan segala suka duka yang ada, Selly merasa bahwa kehidupan di desa adalah bagian yang tak terpisahkan dari dirinya. Meskipun dunia luar menantinya, ia tahu bahwa cinta dan dukungan ibunya akan selalu menjadi kekuatan yang menuntunnya. Dalam perjalanan hidupnya yang panjang, Selly bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan datang, tetap berpegang pada nilai-nilai yang telah ditanamkan ibunya—cinta, kerja keras, dan rasa syukur.

♧◇♧◇♧

Terima kasih banyak telah meluangkan waktu untuk membaca karya saya. Dukungan Anda sangat berarti, dan saya akan sangat menghargai jika Anda dapat memberikan vote dan komen sebagai tanda dukungan untuk penulis. Semoga karya ini bisa memberikan inspirasi!

The Love a story the Chateau ownerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang