Chapter 9: Berlin

103 11 7
                                    

Berlin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berlin

Saat ini.

Saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joss

Seorang pria membuka pintu rumahnya. Tampak Joss berdiri dengan wajah sedih penuh pilu.

 Tampak Joss berdiri dengan wajah sedih penuh pilu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You did it, brother?" Tanya pria itu.

Seketika tangis Joss pecah. Tubuh besar itu lalu terduduk lemas di depan pintu, tangisnya terdengar menyesakkan.

Si pria berlutut dan mendekap tubuh adiknya.

"It's hurt so much..." Kata Joss lirih.

"I know, brother. That's hurt because that's love." Kata si pria.

"How do I live without the one I love? Aku tidak ingin sesakit ini." Ujar Joss.

Kakaknya tidak dapat berkata-kata, dia semakin erat mendekap tubuh Joss.








Wise men say, only fools rush in.

***
***
***
***
***

***************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
What's BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang