2

273 53 6
                                    


“Gue kayaknya mau jadi Boa Hancock.”

“Bukannya Boa Hancock rambutnya gelap, ya? Lu kan coklat.”

“Pagi wig lah, sayang.”

“Mending Hinata tuh cocok jadi Boa. Secara fisik.”

“Iya, juga. Kamu udah ada rencana belum, Ta, buat ke pestanya Ino?”

Tenten dan Temaki bertanya pada Hinata yang sedari tadi lebih banyak menyimak. Mereka bertiga sedang di ruang Dewan Siswa bersama beberapa anak lain. Menghabiskan waktu sepulang sekolah.

Gadis yang barusan ditanyai itu menggeleng, “Belum kepikiran. Ini beneran ya dress codenya tuh karakter anime?”

“Iya, kita disuruh cosplay. Emang ribet punya temen wibu. Cowoknya sih yang wibu,” kata Temaki.

Kalimat Temaki belum direspons kedua temannya ketika Sumire dan Shion, dua adik kelas mereka yang juga anggota paling junior di Dewan Siswa, datang menghampiri.

Keduanya nampak ragu-ragu sebelum mulai berbicara. Sumire yang lebih dulu buka suara, “Kak, uhm. Senat gak mau terima proposal kita.”

Jadi begini. Di luar dari klub ekstrakurikuler, ada dua organisasi sekolah yaitu Dewan Siswa dan Senat Siswa. Di mana kegiatan Dewan Siswa itu diawasi oleh Senat Siswa.

Jadi di setiap kegiatan Dewan Siswa harus diterima atau bahasa anak-anak sekolah sih ‘diacc’ oleh Senat Siswa dahulu baru diajukan ke pihak sekolah dan dilaksanakan.

“Kenapa katanya? Bukannya kemaren udah ok ya sama Sakura?” tanya Hinata.

Dia mungkin pendiam, tapi karena tanggungjawabnya sebagai wakil presiden Dewan Siswa, ia jadi lebih vokal untuk urusan ini.

Kegiatan kali ini adalah kegiatan yang diadakan oleh Bagian Akademik di Dewan Siswa dan itu diawasi oleh Komisi Akademik Senat Siswa yang diketuai oleh Sakura. Kemarin-kemarin Sakura sudah menerima draft yang diajukan pihak Dewan dan sudah tidak ada masalah.

Tapi kenapa sekarang tiba-tiba berubah?

“Katanya masih banyak yang kurang, kak,” jawab Sumire.

“Apa emang yang kurang?”

“Gak dikasih tau, sih, Kak. Cuma ditolak aja karena masih ada yang kurang, gitu.”

“Hah? Kok gak jelas gitu, sih, Sakura?” kali ini Temaki ikut bersuara.

“Yang ngomong gitu bukan Kak Sakura, sih, Kak. Tapi Kak Shikamaru,” kata Shion.

Seketika Tenten berdecak, sedangkan Temaki menghela nafas.

“Ketua bagian Akademik siapa, sih? Jugo, ya?” Hinata tiba-tiba lupa dan bertanya.

“Iya, Kak.”

“Dia di mana? Kenapa kalian gak pergi sama Jugo?” pertanyaan Hinata dikatakan dengan suara lembut dan intonasi yang masih ramah. Tapi dua adik kelas yang sedari tadi berhadapan dengan para kakak kelas yang menolak pekerjaan mereka tentu ketar-ketir.

Tenten mengangguk, mengerti maksud Hinata ke mana, “Iya, tuh. Harusnya kalo ketemu anak-anak Senat harus ada senior, jangan kalian berdua doang. Kan anak-anak Senat kadang ngeselin.”

“Ta-tadi kata Kak Jugo gak apa-apa kami berdua aja, soalnya kan udah diacc Kak Sakura, tinggal ditanda tangan sama cap Senat. Kak Jugo lagi ada giat eskul sekarang,” kata Shion.

Hinata menghela nafas, lalu mengangguk, “Ok. Udah kalian jangan gugup gitu, kita gak nyalahin kalian kok.”

“Iya, santai aja,” tambah Temaki.

FATAL ATTRACTION [SASUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang