Praja pun langsung maju menerjang Wewe Gombel, ia mengarahkan tendangannya ke wajah Wewe Gombel. Namun sosok itu berhasil mengelak ke samping.
Namun dari arah samping, ada Maya yang sudah melancarkan pukulannya. Wewe Gombel tak sempat menghindari itu, hingga wajahnya terkena pukulan telak.
Memanfaatkan kesempatan itu, Praja langsung mengerahkan cakarannya ke wajah bagian kiri Wewe Gombel. Hingga membuat separuh wajah mahluk itu sobek akibat cakaran Praja.
Wewe Gombel pun menjerit kesakitan akibat serangan Praja barusan. Namun Maya tak memberinya kesempatan, gadis itu langsung menendang perut mahluk itu dengan keras, hingga Wewe Gombel terpental ke belakang.
"Kurang ajar kalian berdua!" Bersamaan dengan amukan Wewe Gombel, ruang dimensi itu pun berubah bentuk menjadi area perkotaan.
Praja dan Maya terbelalak melihat area di sekitar mereka berubah. Terlebih lagi mereka berdua saat ini sedang dalam kondisi melayang di atas gedung-gedung tinggi.
"Dengan kemampuanku, aku bisa menciptakan area pertarungan sesuka hatiku untuk mengalahkan lawanku!" Ujar Wewe Gombel dengan penuh percaya diri.
Sosok itu kemudian langsung menggerakkan tangannya, membuat seluruh perkotaan itu mulai bergetar.
"Apa lagi yang ingin dia lakukan?" Ucap Maya dengan berbisik.
"Hati-hati, Maya! Karena kita bertarung di dimensi buatannya. Seharusnya tempat ini sangat menguntungkan Wewe Gombel!" Balas Praja.
Kemudian secara ajaib, perkotaan di tempat itu mulai terangkat dan bergulung seperti ingin membentuk sebuah bola.
"Gila, kekuatannya sungguh luar biasa!" Batin Praja dengan perasaan takjub.
Setelah area perkotaan itu telah bergulung sempurna menjadi sebuah bola, kemudian Wewe Gombel langsung melemparkan semua gedung-gedung tinggi itu ke arah Praja dan Maya dari segala arah.
"Maya, menghindar!" Perintah Praja.
Mereka pun langsung melayang menghindari seluruh serangan dari gedung-gedung itu.
"Sial, saat Meragasukma kami memang bisa melayang di udara. Tapi untuk melayang dan terbang di tempat setinggi ini sih rasanya cukup sulit. Kami butuh pijakan untuk memberikan dorongan agar kecepatan terbang kami meningkat!" Batin Praja.
Kemudian, sebuah ide pun terbesit di dalam kepala Praja.
"Mungkin dengan cara itu, aku akan bisa mengalahkan mahluk ini!" Pikirnya.
Salah satu gedung pun terlempar ke arah Praja. Namun, pemuda itu berhasil mengelak dengan mudah. Hingga kemudian dengan memanfaatkan gedung yang masih dalam keadaan bergerak itu, Praja melompat untuk mendekat ke arah Wewe Gombel.
Wewe Gombel yang menyadari bahwa Praja sedang mendekat ke arahnya langsung mengangkat beberapa gedung untuk melindungi dirinya.
Tapi sayangnya, Praja malah memanfaatkan gedung-gedung itu untuk mempercepat gerakannya. Hingga dalam waktu singkat, Praja berhasil tiba tepat di hadapan Wewe Gombel.
"Mustahil, anak ini berhasil mendekatiku!?" Batin Wewe Gombel.
Tanpa memberikan lawannya kesempatan, Praja langsung mencabik-cabik mahluk itu dengan cakarnya. Hingga membuat mahluk itu tak sempat untuk bertahan ataupun membalasnya.
Efek serangan Praja ternyata berhasil mengembalikan kondisi area di sekitarnya menjadi ruangan semula.
Wewe Gombel kini berhasil terpukul mundur dalam kondisi terluka parah.
"Sial, mereka terlalu kuat untukku! Ternyata kekuatanku bahkan masih tak sebanding dengan seorang Indagis muda!" Batin Wewe Gombel dengan terengah-engah.
Kemudian Maya segera bergegas berdiri di samping Praja. Mereka pun bersama-sama mengumpulkan energi mereka ke dalam kepalan salah satu tangan mereka.
Kemudian secara bersamaan, mereka berlari maju dan menghantamkan tinju mereka tepat ke perut Wewe Gombel yang saat ini hanya berdiri dengan pasrah.
Mahluk itu pun terpelanting ke dinding di belakangnya, hingga menciptakan sebuah ledakan besar yang menghancurkan sebagian dinding itu.
"Akhirnya, kita menang!" Ucap Maya dengan perasaan senang.
Kini Wewe Gombel hanya terkapar tak berdaya setelah menghantam dinding dengan keras. Dengan sisa tenaganya, ia mencoba berbicara.
"Kalian memang luar biasa, boleh aku tahu siapa nama kalian?" Tanya Wewe Gombel dengan suara yang lirih.
"Namaku Praja Bodasatrya, dan dia adalah Maya Kusuma!" Jawab Praja.
Mendengar nama itu, Wewe Gombel pun terbelalak kaget. Rasanya ia mengingat sesuatu soal mereka berdua.
"Bodasatrya? Kusuma? Apa nama ayah kalian itu adalah Satya Bodasatrya dan Surya Kusuma?" Tanya sosok itu, membuat Praja dan Maya terkejut.
"Kau, tahu darimana nama ayah kami?" Tanya Praja.
Wewe Gombel kini mulai menyunggingkan senyumnya.
"Ah ternyata benar ya! Lama tak jumpa, Praja dan Maya! Tidak kusangka kalian sudah sebesar ini!" Ucapnya, semakin mengejutkan Praja dan Maya.
***
"Jadi semuanya, bisa kalian jelaskan soal ini?" Tanya Bima dengan perasaan bingung. Karena saat ini, mereka sedang dijamu oleh Wewe Gombel di ruang dimensinya.
"Aku pun juga gak tau kenapa bisa begini!" Bisik Nayla.
"Sudah-sudah, sebaiknya kalian minum teh dulu!" Pinta Wewe Gombel yang kini sudah duduk di kursinya.
Saat ini mereka berada di sebuah ruangan, yang kemungkinan merupakan ruang makan dengan sebuah meja yang dikelilingi beberapa kursi untuk duduk. Sementara beberapa teh telah disajikan di atas meja.
Di sekitar mereka, terdapat roh anak-anak yang selama ini telah diculik oleh Wewe Gombel. Mereka tampak asik bermain tanpa mempedulikan keberadaan Praja dan yang lainnya.
Wewe Gombel sendiri saat ini telah kembali berubah wujud menjadi seorang wanita muda yang tampak anggun dengan gaunnya. Sementara luka akibat pertarungan tadi ia biarkan karena sulit untuk ditutupi.
Maya pun memperhatikan teh yang telah disajikan Wewe Gombel, "minum teh ini, mana mungkin kami melakukan hal itu!?" Batinnya sembari mengalihkan pandangannya pada yang lainnya.
Betapa terkejutnya ia, karena melihat Praja dan Bima minum teh itu dengan santainya. Sedangkan Nayla tampak masih ragu untuk meminumnya.
"Maya, Nayla, kalian minum saja! Ini cuma teh biasa kok!" Ujar Praja.
"Itu benar, aku sudah memastikannya dengan kekuatanku. Teh ini tidak diracun atau dikasih sihir yang membahayakan!" Sahut Bima.
"Kalian dengar kan? Mana mungkin aku membahayakan tamu ku sendiri? Kecuali kalian menyerangku kayak tadi sih!?" Ucap Wewe Gombel.
"Tunggu dulu, kenapa Anda tiba-tiba baik pada kami?" Tanya Maya dengan curiga.
Wewe Gombel pun terdiam sebentar sebelum akhirnya mulai bercerita.
"Itu karena aku pernah bertemu dengan kalian sebelumnya, atau lebih tepatnya dengan Praja dan Maya saat kalian masih kecil!" Jelasnya, membuat semua orang di sana terkejut mendengarnya.
"Bertemu dengan kami? Tapi kami tak ingat soal itu!" Balas Praja.
"Tentu saja tak ingat, karena saat itu kalian sedang tak sadarkan diri!" Terang mahluk itu.
"Lalu, bagaimana mungkin kami bertemu denganmu dulu?" Tanya Maya dengan penasaran.
"Kalo soal Maya, itu karena ayahmu yang menitipkanmu padaku. Sedangkan Praja itu karena seorang hantu yang menitipkanmu padaku. Kalo tidak salah, namanya itu Kinanti!" Jawaban Wewe Gombel membuat semua orang terbelalak.
"Kinanti? Bagaimana mungkin?" Batin Praja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indagis 1: Jawa Arc
ParanormalIndagis merupakan sekumpulan orang indigo berkekuatan magis. Mereka melakukan kontrak dengan para mahluk halus agar dapat meminjam kekuatan mereka. Membuat orang-orang itu mampu bertransformasi menjadi seorang pahlawan yang membawa kekuatan dari dua...