Paginya, zuohang terbangun dengan perasaan lelah. Ia menghela nafasnya saat teringat kejadian semalam. Tanpa pikir panjang, zuohang buru-buru bangkit meraih tas kecil dan mengisinya dengan perlangkapan mandi, serta baju ganti untuk ia bawa ke kamar temannya, Xinhao.
Zuohang mengetuk pintu kamar xinhao berulang kali sampai akhirnya pintu itu terbuka menampilkan wajah xinhao yang masih mengantuk.
"Zuohang??? Tumben pagi-pagi gini lo udah nyariin gue? Ada apa?" Kata xinhao sambil mengucek mata.
Tanpa basa-basi zuohang langsung ke tujuannya. "Xinhao, gue numpang mandi di sini ya?"
Xinhao mengangkat alisnya heran, "Ehm... ya boleh boleh, masuk aja."
Di dalam kamar mandi, zuohang memperhatikan sekeliling kamar mandi terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada yang aneh disana. Setelah dirasa aman zuohang mulai mandi dengan tenang.
Setelah beberapa saat, zuohang keluar dari kamar mandi dan duduk di kursi dekat meja belajar. Melihat zuohang yang sudah rapi, Xinhao menatap zuohang dengan tatapan aneh, "hang, lo tumben banget mandi dikamar lain. Bukannya lo anti banget ya mandi di tempat orang lain?"
Zuohang sedikit terkejut tapi ia mencoba tetap tenang, "kamar mandi gue lagi rusak, ini juga terpaksa karena kita udah kenal lama jadi gue berani, hehehe"
"Ohhhhh.... Gue kira ada yang bikin lo takut di kamar," xinhao tersenyum sedikit mengejek.
Zuohang dengan cepat membantah, "Hah? apaan sih? ngaco lo! kan gue udah bilang kamar mandi gue rusak bukan ada yang aneh-aneh," Zuohang melirik xinhao berusaha meyakinkannya. Dalam hati zuohang berharap xinhao tidak curiga, kalau xinhao tahu dia takut hantu pasti xinhao akan mengusilinya habis-habisan.
"Iya, iya, gue percaya kok.. Gue cuma bercanda!" ucap xinhao menahan tawanya sambil menepuk bahu zuohang yang sibuk mengeringkan rambutnya.
---
Setelah kembali dari kamar xinhao, zuohang berdiri sejenak di depan pintu kamarnya. Meski ragu tapi zuohang tetap memaksakan dirinya untuk masuk dan memeriksa sekali lagi ruang kamarnya.
"Oke, Zuohang nggak ada yang perlu ditakuti. Ini cuma kamar biasa, nggak ada apa-apa di sini." Bisik zuohang pada dirinya sendiri.
Zuohang mulai masuk dan mengganjal pintu kamar agar tetap terbuka untuk mengurangi rasa takutnya. Zuohang kemudian berkeliling memeriksa setiap sudut dengan hati-hati, mulai dari membuka lemari, melihat ke bawah tempat tidur, memastikan jendela bisa terkunci dengan rapat dan yang terakhir adalah kamar mandi.
Saat zuohang membuka pintu kamar mandi, rasa dingin tiba-tiba menyerang sampai membuat bulu kuduknya merinding. Zuohang mencoba mengabaikan perasaan itu dan tetap berpura-pura tenang. Namun, tepat saat zuohang berbalik keluar dari kamar mandi terdengar suara samar seperti bisikan dari arah belakangnya. Zuohang langsung teringat kejadian semalam tapi ia berusaha meyakinkan dirinya jika itu hanya suara angin atau mungkin pipa udara yang bocor.
Setelah selesai memeriksa semuanya, zuohang kembali ke kasur untuk beristirahat. Tak lama dari arah luar zuohang mendengar langkah kaki yang akan menuju kamarnya. Zuouhang mulai waspada, seorang pemuda yang belum pernah dilihatnya tiba-tiba masuk membawa tas besar.
Zuohang segera berdiri dan menyapa dengan senyuman ramah, "Hai! Kamu teman sekamarku, ya?" Hati zuohang merasa lebih tenang melihat bahwa orang itu adalah manusia nyata.
Orang itu tersenyum dan meletakkan tasnya di lantai, "Iya, aku baru pindah hari ini. Oh ya namaku Tong Yukun. Kamu pasti Zuohang, kan?"
Zuohang mengangguk dan menyodorkan tangan untuk berjabat tangan, "Benar banget. Salam kenal, Yukun."
Keduanya berjabat tangan dengan ramah. Hati zuohang merasa tenang dengan kehadiran yukun disini.
Yukun tertawa kecil, "iya, salam kenal. Kedepannya jangan sungkan-sungkan oke.."
Keduanya tersenyum dan suasana kamar lebih hidup dengan obrolan mereka berdua. Dalam hati zuohang merasa bersyukur dan lega bahwa dia sekarang punya teman baru.
ᐢ..ᐢ
Hari mulai gelap, zuohang dan yukun sudah selesai merapikan barang-barang mereka di kamar. Mereka berdua tampak lelah setelah beres-beres seharian. Saat giliran mandi, Yukun mandi lebih dulu sementara zuohang menunggu sambil memainkan handphone di kasurnya.
Beberapa menit kemudian, Yukun keluar dari kamar mandi dengan santai dan tidak menunjukkan tanda-tanda aneh maupun ketakutan. Melihat Yukun yang baik-baik saja membuat zuohang merasa sedikit lega dan berpikir mungkin ketakutannya hanya berlebihan.
"Mungkin kemaren cuman perasaan aku aja... Buktinya yukun santai-santai aja." Gumam zuohang.
Zuohang masuk ke kamar mandi dan mulai bersiap-siap. Namun belum lama dia masuk terdengar suara seperti bisikan pelan dari arah ventilasi kamar mandi. Awalnya, zuohang mengabaikan suara itu mengira itu hanyalah suara angin atau mungkin suara dari kamar sebelah. Dia berusaha tetap tenang dan mulai membasuh wajahnya.
Kali ini zuohang mendengar suara ketukan pelan di dinding kamar mandi seolah ada seseorang di luar yang mengetuk dengan pelan.
"Ngga papa... ini cuma kebetulan aja. Mungkin pipa air.."
Namun, gangguan itu semakin nyata. Suara ketukan itu kini berubah seperti ada sebuah tangan yang dingin menyentuh lengannya. Zuohang yang sudah sangat ketakutan terpaksa keluar dari kamar mandi.
Melihat zuohang yang keluar dari kamar mandi dengan terburu-buru membuat yukun langsung mendekati zuohang dengan khawatir, "Eh, hang? Kamu kenapa? Muka kamu pucet banget."
Zuohang menggeleng dengan gugup, ia berusaha melupakan ketakutannya, "Nggak... nggak apa-apa kok. Cuma... tiba-tiba... kepala aku pusing."
"Pusing? Jangan-jangan kamu belum makan dari tadi?"
Zuohang tersenyum kecil, mengiyakan.
"ya udah aku mau beli makan dulu. kamu mau makan apa? Biar aku yang beli," yukun berusaha membuat suasana lebih tenang meskipun terlihat jelas bahwa ia masih khawatir dengan keadaan zuohang.
"Aku ikut aja ya.. aku udah mendingan kok" yakin zuohang.
Setelah kejadian di kamar mandi, zuohang benar-benar merasa takut luar biasa. Setiap kali zuohang teringat kejadian itu, tubuhnya langsung merinding dan jantungnya berdebar-debar tak karuan.
Tidak ada yang zuohang inginkan selain meninggalkan kamar itu dan menjauh, bahkan keberadaan Yukun sebagai teman sekamar tidak cukup membuat zuohang merasa aman. Pikiran zuohang sekarang sudah dipenuhi dengan keinginan untuk pindah kamar atau tempat yang jauh lebih nyaman untuk ditinggali.
○o。..。o○
Malam sudah larut dan suasana kamar terasa sunyi. Zuohang sudah berbaring di ranjangnya berusaha memejamkan mata dan mencari posisi nyaman tapi pikirannya terus berkelana mengingat kejadian-kejadian aneh yang ia alami.
Tiba-tiba, suara Yukun dari ranjang atas memanggilnya, "Zuohang! Kamu udah mau tidur kan? Bisa tolong matiin lampu kamar nggak?"
Zuohang terdiam sejenak merasa berat untuk menjawab. Dia masih ingat betapa menyeramkannya kamar saat lampu dimatikan.
"Maaf yukun aku nggak bisa tidur kalau lampunya mati. Please, lampunya tetap dinyalain aja ya."
"Ayo lah, hang! Matiin aja. Masa lampunya mau nyala terus semalaman? yang ada kita nanti dapet teguran dari penjaga asrama,"
Zuohang merasa tertekan oleh nada yukun. Mau tidak mau akhirnya zuohang mengalah, ia bangkit dan berjalan menuju saklar lampu. Saat lampu sudah dimatikan suasana menjadi gelap gulita dan hanya ada sedikit cahaya dari jendela kamar. Zuohang kembali ke ranjangnya dengan hati berdebar, dia mencoba menenangkan diri berharap ia bisa tidur dengan cepat tanpa gangguan tapi sayangnya tidak semudah itu.
Sebuah benda tiba-tiba terjatuh membuat zuohang yang berada di balik selimut mendadak ketakutan sampai tubuhnya gemetar. Dan ketika sebuah suara khas menyapa tepat di telinganya, zuohang merasa lemas dan semakin mengeratkan selimutnya.
"Kak,"
"Bantu aku ya,"
"Aku mohon, karena cuma kakak yang bisa,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Kamar Asrama
FanfictionZuohang menemukan sesuatu yang ganjil dikamar asrama barunya.