47 7 0
                                    

Arsel memperhatikan dari dekat bagaimana mata Arjuna perlahan-lahan mulai terbuka. Tapi cowok itu masih terlihat linglung sampai tak menyadari kehadirannya disini.

Setelah mendapat pesan aneh dari Arjuna, Arsel bergegas pergi menemuinya. Dan benar saja, Rama bilang Arjuna mabuk. Betapa bodohnya dia, minum-minum jam segini. Arsel tidak punya pilihan lain selain datang menemuinya, ia lupakan sejenak rasa jengkelnya karena tingkah Arjuna yang mengacuhkannya beberapa hari yang lalu.




"Duh, pusing banget kepala gua,"

"Udah sadar?"

Bak bertemu hantu, Arjuna terperanjat kala melihat sosok Arsel yang duduk di sampingnya. Bagaimana bisa? Kenapa dia bisa ada disini? - pikir Arjuna.


"Gue gak tau lo sebodoh ini? Ini masih pagi dan lo minum?"

Arjuna menelan ludah, dia pertama kali melihat Arsel marah secara langsung.

"Gue butuh sesuatu buat dilupain."

"Apa itu gue?"

"Ha?"

Arsel menghela nafas dan menyerahkan ponselnya pada Arjuna, dan sedetik kemudian Arjuna terbelalak.

"I-itu?"

"Lo kenapa sih? Lo itu ngeselin banget tau gak!"

"Gue-"

"Lo bikin gue khawatir,,, jangan kayak gitu lagi."

Arjuna terdiam, ucapan Arsel terdengar sangat tulus. Pria manis ini mengkhawatirkannya dia peduli padanya.

"Gue gak mau lo terbebani sama perasaan gue." 

"Lo suka sama gue?"

"Gitu lah,"


Arsel diam, namun diwajahnya terlihat semburat merah. Sayangnya, Arjuna tidak melihat itu.

"Terus? Kenapa berhenti berjuang?"

Arjuna melirik Arsel, kenapa Arsel berpura-pura bodoh. Tentu saja karena ikatan pertunangan sialannya bersama si Sadewa itu.

"Sadewa itu siapa?"

Arsel sangat terkejut kala nama itu muncul dari bibir Arjuna. Kenapa Arjuna bisa tahu?

"Kalian udah tunangan, kan?"


Arjuna menjadi lebih berani saat melihat diamnya Arsel, dia memegang bahu arsel dengan kedua tangannya, meremasnya pelan sampai membuat Arsel meringis.

"Jawab? Jelasin ke gua siapa itu Sadewa? Gue pengan tahu,"

"Arjuna, lo salah--"

"Dia DM gua, dia bilang stop deketin lo karena lo punya dia, dia tunangan lo."

"Juna--"


Arjuna menyadarkan kepalanya pada bahu Arsel, remasan tangan Arjun di bahu Arsel pun sudah terlepas tangan Arjuna terkulai di sisi pinggang rampingnya.

"Gue pengen marah, tapi gue gak punya hak buat marah. Gue harus gimana, Arsel?" Arjuna mengatakannya setengah berbisik, Arsel sedikit meremang karena merasakan nafas hangat Arjuna mengenai leher putihnya apalagi dia juga merasakan ada bau alkohol yang tertinggal.

Setelah cukup lama dalam kebisuan, Arsel mengangkat tangannya dan memberi punggung lebar itu usapan. Mata Arjuna terbuka, kenapa rasanya sangat nyaman?- pikir Arjuna. Hal itu membuatnya semakin menginginkan kenyamanan yang lebih lagi, tangan yang awalnya terkulai kini perlahan mulai memeluk pinggang Arsel.

MAKE YOU MINE || JAYWON AU 🌈💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang