Sunyi dan menyesakkan, jaemin tidak suka. Bukan karena kamar jeno yang jauh lebih kecil dari kamarnya dirumah, jaemin merasa sesak melihat jeno hanya diam dengan wajah sendu. Jaemin ingin memeluk jeno, mungkin bisa menenangkanya? Tapi jaemin tahan, dia takut jeno merasa tidak nyaman.
"Mau sarapan diluar aja?" Tanya jaemin akhirnya.
Jeno masih diam, tapi raut wajahnya nampak sedang berpikir. Setelah beberapa detik jeno mengangguk kepalanya.
Kepala jeno menoleh kesana sini mencari sesuatu.
"Lo nyari apa?"
"Dompet" jawab jeno tanpa melihat jaemin karena masih sibuk membuka² laci mejanya.
"Hmm.. buat apa?" Tanya jaemin lagi.
"Duit gue disana semua" jeno mengecek saku celana seragamnya yang masih belum dicuci.
"Iya buat apa lo bawa duit?"
Jeno menghentikan kegiatanya, tubuhnya dibawa mendekat pada jaemin dengan wajah bingung.
"Kita mau makan kan? Untuk bayar makanan kitalah"
Jaemin mengerti sekarang, jeno kira jaemin seperti teman jeno yang suka meminta² padanya.
"Ga usah bawa uang, gue yang ngajak lo artinya gue yang bayar. Lo bahkan boleh habisin duit gue jeno. Apa lagi nanti kalo hukuman gue udah selesai, lo bisa minta apa aja" tentu saja jaemin hanya menyelesaikan kalimatnya didalam hati.
Jeno menatapnya bingung, dia tidak pernah di traktir sebelumnya.
"Serius??" Tanyanya, wajah polos jeno bikin jaemin semakin ingin menghujaminya dengan ciuman.
'Tahan jaemin, tahan hufh.. tark napas... anjing ga tahan pengen gue terkam' batin jaemin menjerit, dadanya naik turun seirama helaan nafasnya.
"Gue bukan temen lo yang suka minta² sama lo"
Jeno kesal karena jaemin menjelekan temanya, memukul dada jaemin.
Bugh
Eh, ko keras.. jeno mencoba lagi.
Bugh
Merasa aneh, jeno menempelkan telapak tanganya pada dada jaemin. Tubuhnya maju agar lebih dekat, bahkan kepalanya menunduk dengan punggung ditekuk sedikit. Dari raut mukanya yang dilihat jaemin, jeno sepertinya kagum dengan dada bidang jaemin. Jeno bahkan tidak sadar kalo jaemin sudah menahan napas.
"Ugh.. jeno.."
Jeno tersadar, matanya terbelalak. Tubuhnya menegak, spontan menjauhkan telapak tanganya dari dada jaemin, pipinya merona karena malu.
"Maaf.. dada lo kayak batu" jeno tertawa canggung.
"Masak batu bisa bikin pipi lo merona?" Goda jaemin.
"Diem!"
"Ehem! Ya udah lo mau gini aja apa ganti baju?" Jaemin mengalihkan topik, bukan hanya agar jeno tidak canggung lagi. Tapi agar otaknya tidak memikirkan hal yang iya².
Tentu saja jaemin bukan anak polos, hidup di kota besar membuat jaemin mengerti hal² yang berbau dewasa. Meskipun belum pernah mencoba dengan orang lain, bukan berarti jaemin tidak pernah bernafsu.
"Gue mau pake hoodie aja"
Sementara jeno mencari hoodienya, jaemin turun lebih dulu untuk berpamitan pada bibi kim.
.
.
.
Jaemin dan jeno sudah berada di samping motor jaemin yang terletak dihalaman rumah jeno. Jaemin sedang memakai jaketnya yang sedari tadi ketika menemani jeno, dilepas.
"Kenapa liatinya gitu banget" tanya jaemin pada jeno yang menatap motornya lamat².
"Kita mau naik ini?" Tanya jeno dengan tangan menunjuk motor, jaemin mengangguk.
"Gimana kalo bawa mobil gue aja?"
"Lo ga suka naik motor? Maaf ya gue ga bawa mobil pas kesini"
Jeno sontak panik dan menggelengkan kepala, telapak tanganya ikut digoyangkan kekiri kanan.
"Bukan!" Seru jeno.
"Gue.. ga pernah naik motor.." cicit jeno malu² sambil melirik kearah kanan.
Jaemin ternganga, segede jeno belum pernah ngerasain naik motor? Jeno yang usianya sama dengan jaemin 18 tahun ini??
"Ayo, biar pernah. Lebih seru dari naik mobil loh" rayu jaemin sambil menaiki motornya.
"Helmnya mana?"
"Ga usah pake helm, kita ga sampek jalan besar ko. Biar lebih sejuk dan lo bisa bebas lihat kanan kiri. Ayo"
Jaemin menyuruh jeno menaiki jok belakangnya. Jeno menurut, perlahan dia naik.
"Pegangan" titah jaemin lagi² membuat jeno bingung.
"Apa yang harus gue pegang?"
"Pundak atau pinggang gue, kalo mau peluk juga boleh"
"Ga mau!" Jeno memukul punggung jaemin cukup kencang.
"Oh sorry²" tanganya bergerak mengelus bekas pukulanya, membuat jaemin harus menahan nafasnya lagi.
"Siap? Kita jalan ya" tanya jaemin setelah bisa menguasai diri.
"Siap!" Jawab jeno semangat.
Jaemin melajukan motornya pelan keluar dari gerbang rumah jeno, kemudian berbelok kekanan. Mereka akan mencari makan lebih dulu, dan sesuai rencana jaemin akan membawa jeno jalan² menggunakan motor hijaunya.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM BULLY TO BUCIN (MINNO)
Fanfictionjaemin adalah siswa korban bully jeno. tapi semakin dia mengenal jeno, semakin dia mengetahui sisi lain dari jeno. Bukanya membenci, jaemin malah jatuh cinta. [BxB] [JaeminxJeno] [Jaemin_Dom] [Jeno_Sub]