Perburuan Pertama

5 1 0
                                    

Perburuan Pertama

(Sudut pandang Nicholas)


"Nico, bangun. Sudah waktunya pergi, kita harus bergegas" bisik Nimrod sambil menepuk bahuku

Aku terbangun dengan kondisi terkejut, masih tidak percaya jika aku benar-benar berada di dunia yang berbeda.

"Kita harus bergegas, monster kuat cenderung beristirahat di saat terang seperti ini" lanjut Nimrod mengangkat perlengkapannya. Ia pun menambahkan jika ia telah menyiapkan perlengkapan untukku.

Setelah berjalan sekitar tiga jam, matahari pun akhirnya mulai terlihat, ia mengintip dari balik gunung, menyinari pepohonan dengan sinar lembut. Burung-burung pun mulai berkicau, membangunkan hutan dari tidurnya. Kami pun mulai memasang beberapa jebakan untuk hewan kecil. Nampak Nimrod begitu lihai membuat simpul tali, simpul yang dulu kukira takkan pernah berguna saat mengikuti kegiatan pramuka ketika masih kecil.

"Kenapa memasang jebakan untuk hewan kecil? Kukira kita akan menangkap monster berukuran besar"

"Tidak, ini bukan untuk kita, kita hanya akan menangkap calon umpan, untuk buruan yang lebih besar. Monster di sini cukup sombong, beberapa dari mereka itu pemilih, tak ingin makan hewan yang mereka anggap terlalu kecil" ujar Nimrod dengan penjelasan yang cukup detail.

Kluntang (Bunyi benda berjatuhan)

Tanpa kami sadari, tas bawaan yang kami taruh di bawah pohon saat memasang jebakan telah dicuri oleh seekor monster kera, sekilas mirip seperti kera pada umumnya, namun yang membedakannya dari kera lainnya adalah monster ini bertanduk dan memiliki warna biru kegelapan.

Tanpa kami sadari, tas bawaan yang kami taruh di bawah pohon saat memasang jebakan telah dicuri oleh seekor monster kera, sekilas mirip seperti kera pada umumnya, namun yang membedakannya dari kera lainnya adalah monster ini bertanduk dan memiliki...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah, sepertinya ini hari keberuntunganmu Nico" ujar Nimrod terlihat senang

"Hari keberuntunganku?"

"Ya, perburuan pertamamu adalah monster lemah"

"Kau yakin?'

"Kera itu lemah, namun cukup cerdas, aku penasaran bagaimana kau akan menghadapi kelicikannya"

"Aku? Kukira kita akan menghadapinya bersama"

"Kalau monsternya kuat... namun untuk monster licik ini aku yakin kau dapat mengatasinya" ujar Nimrod sambil melemparkan busur panah miliknya.

Pada saat itu aku dapat merasakan bagaimana sunyinya hutan di kaki gunung itu, angin berdesir di antara pepohonan tua, menyapu daun-daun kering yang berserakan di tanah. Rasanya ingin segera ku panah monster kera itu, namun karena tersadar jika aku tak pernah menggunakan panah sebelummnya, kuputuskan untuk menghunuskan pedangku. Secara mengejutkan kera sialan itu langsung menerjang ke arahku. Jelas aku kewalahan bagaimana harus menyerangnya. Gerakannya yang acak membuatku keteteran, walau aku yakin pertandingan anggar terakhirku dengan professor masih jauh lebih berat. Gerakan zigzag-nya membuatku cukup pusing, entah dari arah mana baiknya aku menyerang. Monster ini cukup cepat dan lincah.  Perbedaan antara pertarungan menggunakan teknik melawan serangan acak berdasarkan insting pun mendekati akhirnya. Ku tersadar jika gerakan lincahnya berasal dari kakinya, maka aku harus melumpuhkan kakinya dahulu. Kera itu ku takhlukkan dengan memotong kedua kakinya terdahulu. Jeritan kesakitannya yang memekakkan telinga membuatku tak punya pilihan selain mengakhiri penderitaannya, tanpa ragu kutebas lehernya hingga memisahkan kepala dari tubuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Refleksi ParalelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang