Alby terbangun dengan ingatan yang melekat, ingatan yang tidak dia pahami dan merasa ingatan itu sangat mengganggunya.
"Apa maksudnya ini? Takdir? Mereka? siapa aku sebenarnya?"
Ingatan itu datang seperti mimpi, setiap kali Alby tidur dia terus mene...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ditengah malam pukul 01.20 AM. Alby terbangun dari tidurnya dengan napas memburu dan dada yang sesak.
"Bisakah kalian berhenti, aku lelah biarkan aku tidur nyenyak" gumam Alby dirinya merasa frustasi.
Alby meringkuk diranjang besar miliknya, ingatan itu masih berputar seperti kaset rusak.
Sosok wanita yang secara tidak sengaja berinteraksi dengannya memberikan sebuah ingatan lewat mimpi.
Alby masih ingat sosok wanita itu terlihat cantik dan bahagia, tapi ingatan yang dibagikan sudah seperti kaset rusak.
Setelah kebahagiaan singkat itu Alby melihat wanita itu tiba tiba dikurung didalam sebuah jeruji besi.
Dunia mimpi runtuh dan pandangan berubah, Alby melihat wanita itu disiksa dan dilecehkan.
Raungan wanita itu masih terdengar jelas ditelinga Alby, rasanya sesak dan sakit Alby tidak menyukai perasaan ini.
Alby berlari kekamar mandi, dirinya muntah karena ingatan itu. Sosok wanita itu tidak bisa masuk kedalam rumah karena disini sudah ada sosok yang lebih berkuasa teman masakecil Alby.
"Ingatan lagi?" Ucap sosok itu merasa prihatin.
Alby mengangguk, dirinya lelah karena hal ini sangat menguras energi. Setiap mimpi akan memberikan efek samping pada Alby.
Dirinya akan sangat lelah dan sakit kepala, wajah Alby memucat dia memutuskan untuk bersandar disofa agar tidak tertidur lagi.
"Aby, kau harus bisa menerimanya atau ini semua akan semakin menyiksamu" ucap sosok itu lagi menasehati.
"Kau tidak mengerti Silan, aku tidak menginginkan semua ini dan kau tau itu. Ini bukan hanya tentang ku tapi semua orang di sekelilingku"
"Mereka mungkin membenciku tapi mereka tetap keluargaku Silan, aku masih menyayangi mereka dan memikirkan itu semua" jawab Alby kasar membentak Silan sosok teman baiknya.
Silan terdiam, dirinya tidak ingin Alby terus tersiksa itulah kenapa dia ingin Alby menerima semuanya dan mengontrol kelebihannya.
"Tapi jika terus seperti ini dirimulah yang akan terluka Aby, kau tau jika ini semua sudah takdir percuma saja lari dari takdir itu karena takdir itu sendiri yang terikat padamu" jelas Silan penuh perhatian.
"Aku tidak mau Silan!!" Bentak Alby dirinya merasa sakit kepala saat ini.
Silan diam, sosok itu langsung menghilang tanpa sepatah kata membuat Alby merasa bersalah dengan bentakannya.
"Aagghh... Sialan, kumohon hentikan ini. Aku sudah muak dan lelah" teriak Alby Frustasi mengacak acak rambutnya.
Semua yang terjadi malam ini hanya menjadi salah satu rasa sakit Alby, apakah dia akan menerima takdir itu begitu saja atau malah sebaliknya?
Ingatlah, mereka yang Alby lihat tidak bisa melukai manusia tapi manusia itu sendiri yang menjadi awal mula Karma buruk dan petaka untuk diri mereka sendiri.