🎶Life is a Highway🎶
[Rascal Flatts]6.30 AM.
Suasana dingin yang sedikit-demi-sedikit menghangat seiring perlahan naiknya matahari menuju puncak menerangi bumi, deru mesin kendaraan meramaikan hiruk pikuk jalanan kota di hari yang baru saja pagi ini.
Suara musik terdengar di setiap sudut area alun-alun yang sudah ramai oleh orang-orang di berbagai tempat melakukan kegiatan masing-masing.
Ada yang sedang joging, berpiknik, dan berbagai kegiatan lainnya menikmati weekend'nya merilekskan diri dari hecticnya dunia korporat yang menguras jiwa dan raga seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang yang berada di dunia tersebut.Alun-alun tersebut diapit oleh beberapa bangunan seperti; mall, supermarket, minimarket, dan toko-toko makanan dan minuman, beberapa pedagang kaki lima dengan stand mereka masing-masing juga berbaris rapih memenuhi berbagai area alun-alun yang panjang juga luas itu. Dilengkapi taman, playground, timezone, waterpark dan masih banyak lagi berada tak jauh dari area alun-alun.
Bisa dibilang area pusat dari wilayah kota tersebut, lah.
Di sisi lain tempat itu, terlihat mobil pink berhenti melaju setelah memasuki area parkir yang tersedia di sisi tempat tersebut, berjalan lagi sembari mencari slot parkiran yang kosong, dapat.... dengan cepat mobil pink itu diparkirkan oleh sang pemilik.
Keluarlah dua gadis cantik dari mobil pink Lamborghini Aventador SV itu, dengan Jennie dari kursi kemudi dan Kadita dari kursi yang tepat di samping Jennie.
"Makan dulu nggak sih, Dit?" tanya Jennie menatap nafsu stand-stand makanan dan minuman di depan sana yang sangat menggiurkan sembari berjalan ke depan mobil.
"Laper banget Loe kayaknya" Kadita menghampiri Jennie, berdiri tepat di sampingnya.
"Iyanih, ngiler banget Gue ngeliat mereka"
"Sana lah, Loe makan dulu aja, Gue belum laper, mau lari duluan Gue kalau Loe mau makan"
"Seriusan? Semangat banget kayaknya buat lari, padahal tadi malem Gue ajak Loe hampir nolak"
"Ya Loe pikir aja, yakali kita jauh-jauh kesini masa nggak jadi tujuan utama kita kesini, buang-buang waktu lah"
"Iya iya, yaudah kalo gitu Gue mau makan bentar ya? Kalo Loe mau lari jangan jauh-jauh ngiterin bunderan taman itu aja, biar Gue gampang bisa nyari'in Loe kalo udah selesai makannya" titah Jennie menunjuk taman yang nggak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Hm" Kadita mengangguk.
"Oke, makanan.... Ruby Jenn datang~"
Kadita & Jennie pun berpisah.
Sementara di area lain alun-alun, dua lelaki tampan yang baru saja sampai, setelah berlari beberapa meter itu menghentikan diri dengan posisi mereka masing-masing, berusaha mengatur nafas.
"Anjir.... nggak nyangka Kita kuat banget, gila!" Gion memposisikan badan setengah bungkuk dengan kedua tangan bersangga pada lutut.
"Gue pikir Loe bakal nggak kuat lari kesini" ucap Natan sedikit ngos-ngosan yang sudah berjongkok tepat di depan Gion.
"Ya.... Loe liat sendiri 'kan?" jawab Gion sembari menyeka keringat yang bercucuran di wajah dan leher yang tertutup oleh hoodie abu-abu yang dipakainya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl is Mine
Teen Fiction[TO BE CONTINUED] Natan Alexander Bale, usianya 18 tahun, sekolah di SMA Nusantara, Ia juga seorang atlet renang di SMA-nya, Ia sudah mengikuti setiap perlombaan/olimpiade sejak kelas 10, dari emas, perak, perunggu semua Ia raih, pastinya. Penampila...