00-P R O L O G

1.1K 48 4
                                    

❗Tandai Typo❗

"Kamu bisa masuk ke kamar yang akan di tunjuk-kan Bik Siti, saya mau ke kamar Fanya dulu," kata pria dengan stelan jas putih-nya. Sedang perempuan yang kini sudah sah menjadi istri pria tersebut hanya mengangguk dan kemudian berlalu dengan maid yang akan menunjukkan kamar-nya.

"Ini Nyonya kamar-nya," jelas Siti, Asisten Rumah Tangga yang sudah bekerja kurang lebih lima tahun di sini.

"Eh, iya. Terimakasih ya Bik," senyum Devi terbit, "Iya sama-sama Nya, yaudah. Saya permisi ke dapur."

Setelah Siti berlalu dari hadapan-nya, ia pun bergegas masuk ke kamar yang ter-bilang cukup luas ini, "Masyaallah, luas banget?!"

"Devi," panggil pria yang sudah sah menjadi Suami-nya, Afan Gibrana Khadafy.

"Iya, Pak?" jawabnya menoleh ke sumber suara

"Sini," ajak Afan untuk duduk bersama dan Devi pun hanya ter-senyum menuruti

"Sayang, kenalan dulu dong sama Bunda cantik," ucap Afan memperkenalkan Devi yang melongo menatap diri-nya.

"Nda Nda!" seru gadis kecil itu

Apa tadi?

Bunda?

Bunda gelar yang sekarang ia pakai di usia-nya yang baru memasuki 23 tahun? Bahkan ia saja masih tidak percaya, tapi jalani saja.

"Halo! Masyaallah, Bunda nama-nya Serly Aldara Sridevi. Kalau anak kecil ini siapa?" tanya-nya mengambil alih Fanya dari pangkuan Afan.

"Anya," katanya tersenyum yang membuat Devi ter-kagum, "Ih, lucu! duplikat Pak Afan sekali kamu!" katanya menciumi habis wajah sang anak sambung.

"Hihi, hiii! Eliii!" kata gadis kecil itu jingkrak-jingkrak.

"Hahaa, geli ya?" kata Devi

Sedang Afan yang memperhatikan gerak-gerik dua wanita kesayangan-nya hanya bisa tersenyum dan membatin, 'Syukur kamu bisa menerima putri saya Dev,'

"Pak," panggil Devi, Afan menoleh

"Apa nanti malam Fanya tidur sama kita?" tanya Devi yang di balas gelengan oleh Afan, Devi mengernyit, "Loh?"

"Fanya punya kamar sendiri Devi," jelas Afan, "Tapikan-"

"Nanti malam kita mau proses adik untuk Fanya," jelas Afan lagi, yang malah membuat Devi membulatkan mata-nya dan terdiam

"Sudah jam sembilan, sini Fanya, sama Papah" ajak Afan menggendong Fanya

"Ndaaa! Nda auu! Anya au ama Nda!! Ndaa!" rengek gadis kecil itu, "Fanya harus tidur sayang," lembut Afan

"Nda au Papa! Ndaaaaa!! Hiks," akhir-nya, Fanya pun menangis kejar

"Eum Pak, Fanya biar tidur di sini saja, saya kelonin. Nanti jika sudah tidur bisa di bawa ke kamar-nya," jelas Devi tak tega melihat gadis kecil itu terus meminta di gendong pada-nya.

"Yasudah," Akhirnya Fanya pun di keloni oleh Devi.

Tak lama setelah itu, Fanya mulai terlelap, begitupun Devi. Afan yang melihat itu tersenyum, lalu mengangkat Fanya ke gendongan-nya untuk di bawa ke kamar-nya.

Setelah Afan mengantarkan Fanya kepada Suster-nya, ia pun kembali ke kamar untuk membangunkan Devi, "Devi, bangun. Apa kamu lupa ucapan saya tadi, hm?"

Devi sebenernya tidak benar-benar terlelap, ia hanya berpura-pura saja untuk menghindari ajakan yang-yaa begitu....

—— DeFan ——

Annyeong! ALHAMDULILLAH PUBLISH CERPEN LAGIII!!
Do'ain supaya sampe End okeii, hihiii.

Ohiya, gimana? Suka gaa nihh sama cerita yang ini? bukan yang haram lagi hubungannya, wkwkwk, langsung SAH!!

Okei, Papaiii👋🏻

See you next chapter guys!

DeFan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang