15. Alasan Jef

3.5K 347 39
                                        

Setelah berpamitan sebentar, kini Jef dan Arkata saling diam-diaman didalam mobil menuju bandara, sejak tadi Arkata selalu menoleh ke belakang menatap gedung rumah sakit yang semakin menjauh dan menghilang ditelan belokan, Jef benar sudah menyiapkan kepergian Arkata, semuanya sudah Jef siapkan. Arkata tak tahu kapan pria itu menyiapkannya, tapi yang jelas orang suruhan Jef yang melakukannya. Arkata tak berani berbicara mengatakan kenapa ataupun mencoba negosiasi dengan Jef, Arkata hanya bertekat dirinya harus berubah dan pulang secepatnya, Arkata sudah berjanji untuk membantu Aciel sembuh.

'Mas janji dek, mas bakalan pulang cepat'

Arkata hanya menatap jalanan yang penuh oleh pengendara, jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, pesawat akan landing satu jam lagi, Arkata sejak tadi menggenggam tiket hingga kusut, dirinya tak ingin pergi, tapi ia tak punya kuasa untuk membantah. Banyak yang Arkata lakukan, meminta maaf pada Aciel, menghajar Deon sampai babak belur semua itu seperti hanya angan semata, Jef sudah bertindak lebih dulu.

Jef turun mobil ketika mobil itu sudah terparkir diparkiran bandara, Arkata masih bergeming, ia tak ingin pergi, ia masih ingin disini. Arkata tak bisa jauh dari Arkana, dulu saja dirinya sampai bolak balik rumah sakit karena selalu menyayat pengelangan tangannya karena merasalah bersalah dengan Arkana. Awalnya Jef ingin memberikan Arkata hukuman fisik tapi Jef berpikir kembali, ia tak ingin menambah beban mental putranya.

"Turun mas" ucap Jef ketika Arkata belum bergerak ditempat duduknya, Arkata mendengus, jujur saja dirinya sangat berat untuk pergi, pamitan tadi sangat singkat, Arkata belum sempat berbicara dengan Aciel walaupun remaja itu masih terpejam dengan nyaman, Arkata belum siap untuk pergi yang secara mendadak, Arkata belum menjelaskan semuanya pada sang adik kembar.

Arkata terpaksa turun dan menyeret koper yang berisi baju-baju milik Arkata yang sudah Jef siapkan lewat orang suruhannya, "mana ponsel mas?" Arkata mengernyitkan keningnya bingung.

"Untuk apa pa?" Tanya Arkata ingin protes, papanya tak akan menyita ponselnya juga 'kan?

"Jangan memancing emosi papa mas" dengan berat hati Arkata memberikan ponselnya pada Jef, ia menatap Jef melas, dirinya sungguh tak mau hukuman ini, rasanya Arkata rela dibuat babak belur daripada harus berjauhan dengan keluarga. "Jangan pernah kamu macam-macam buat hubungi Aciel ataupun saudara kamu yang lain, ini hukuman buat mas, pergilah... Renungin kesalahan mas disana" sarkas Jef menatap Arkata tajam, anak itu hanya diam saja.

"Mas pergi pa, mas titip saudara mas, mas sayang papa" ucap Arkata mencium pipi Jef, jujur saja hati Jef sakit ketika mendengar suara itu begitu lirih, dari banyaknya putra Jef, hanya Arkata yang gengsi untuk mencium anggota keluarganya, tapi hari ini Jef merasakan kecupan itu.

Jef menatap punggung Arkata sendu, jujur saja ia berat harus menjauhkan Arkata dari keluarga, tapi Jef sudah lelah dengan Arkata yang tak pernah mau mendengarkannya sebagai orangtua, Jef tak mau sampai Arkata menjadi salah jalan, Jef juga ingin Arkata menenangkan diri, Jef yakin putranya butuh ketenangan.

"Maafin papa mas, papa tahu hati mas sedang terluka, kematian Kaila merubah mas menjadi anak yang salah jalan, semoga saja mas bisa berpikir, banyak yang sayang sama mas" monolog Jef, ia lalu pergi ketika Arkata sudah jauh masuk ke dalam.

Arkata menoleh kebelakang, ia menatap punggung tegap ayahnya, "mas janji bakal berubah"

****
Arkana sejak tadi terdiam ditaman rumah sakit, kepergian Arkata membuat dirinya merasakan perasaan sedih, ia ingat dulu dirinya diasingkan ke sana untuk menghindari Arkata. Arkana tahu kali ini Deon sudah keterlaluan, tapi kenapa harus kakak kembarnya yang menanggung semuanya?

Arkana tahu hati kakak kembarnya sedang terluka, Arkana tahu Arkata selalu pergi ke club, balapan dan rokok hanya ketika hatinya sedang gelisah. Arkana tahu kakaknya trauma, kematian Kaila didepan matanya membuat mental kakaknya tergunjang.

SEVEN A (End) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang