Hidup adalah sebuah pengalaman, bukan hanya tentang serangkaian tantangan yang harus dicari jalan keluarnya.
----------------------
Di sebuah kafe kecil yang berada sedikit jauh dari hiruk pikuk kota, suasana hangat dan tenang menyelimuti setiap sudut ruangan. Suara-suara kecil yang bercampur, dari percakapan ringan hingga tawa menciptakan harmoni yang menyenangkan. Aroma kopi yang khas melayang bebas di sepenjuru ruangan, sementara lampu-lampu gantung memancarkan cahaya lembut dan menciptakan nuansa intim yang membuat siapa pun merasa betah.
Nandita duduk di meja kecil dekat jendela, menatap cup kopinya yang setengah kosong. Dia bersandar, menikmati nada lembut lagu "those eyes" yang mulai mengalun. Matanya menerawang ke luar, menyaksikan gerimis yang jatuh perlahan di kaca. Setiap tetesnya seakan menari, mengingatkannya pada detak jantung yang penuh kerinduan.
Beberapa menit kemudian, pintu kafe terbuka dan sosok yang ia tunggu melangkah masuk dengan baju sedikit basah. Nandita tersenyum lebar, merasa seolah segala kegelisahan yang ia rasakan menguap seketika. Ilham menyapanya dengan senyum malu-malu dan segera berjalan ke meja.
"Maaf telat" Sapa Ilham, mata indahnya terlihat lebih jelas ketika sudah duduk di hadapan Nandita.
Lagu yang mengalun seolah mendekap suasana sore. Nandita suka hujan, kopi, alunan musik dan tempat yang tenang. "Gapapa, Aku baru aja menikmati musik ini" Jawab Nandita sambil memberi isyarat seolah lagu yang sedang mengalun memiliki wujud manusia dan ada di tengah-tengah mereka.
''Kenapa duduk di dekat pintu nan?" tanya Ilham, nada suaranya seolah menyiratkan ada yang kurang.
Nandita agak merasa kaget dengan pertanyaan tersebut. "Hah? Aku suka suasana di sini. biar bisa lihat hujan dari jendela"
"Tapi kan bisa keganggu sama orang yang keluar masuk?" Ilham mencoba terdengar lebih santai dari pertanyaan yang sebelumnya
"Tenang aja ham, ini nyaman kok" Balas Nandita sambil tersenyum, berusaha meyakinkan.
Mereka pun mulai berbincang-bincang tentang hal-hal kecil, dari ramalan cuaca yang ngawur; yang awalnya di ramal bakalan panas terik tapi kenyataannya, hujan. Hingga video lucu yang sering mereka share di Instagram. Suasana terasa cair, dan mengalir seperti biasanya. Menciptakan momen-momen sederhana.
Tak lama, lagu baru Arash Buana terdengar dari speaker dan mengalihkan perhatian Nandita. "Ham, dengerin ini! Lagu ini baguuuussss banget, judulnya 'Hey, I'm Tired'. Coba kamu kasih rating dari 1-10, kira-kira berapa nilainya?" Katanya dengan semangat.
Ilham mengangkat alis, ekspresi wajahnya seperti ragu "Judulnya beneran Hey, I'm tired?" tanya Ilham memastikan.
Nandita mengangguk. Ilham pun mulai mendengarkan lagu itu hingga selesai. sesekali, Ilham terlihat mengangguk-angguk seperti menunjukkan bahwa dia menikmati lagu itu. Didepannya, Nandita dengan energi yang lebih bersemangat mengikuti ritme lagu itu, menyanyikan lirik- demi lirik dengan wajah bahagia. Senyumnya lebar, matanya berbinar.
Saat chours lagu mulai terdengar, Nandita tanpa sadar menaikkan volume suaranya. "But you should know, i'm really missing you....." Untungnya suara Nandita tidak terlalu menganggu, karna orang-orang dikafe ini sekarang sedang sibuk mengobrol, atau sibuk dengan keyboard laptop mereka.
"Hmmmm, menurutku ini 7/10"
Nandita tak memaksa Ilham untuk menyukai lagu itu; ia cuma ingin tau pendapat Ilham. "Lagu ini punya arti dalam banget kalau menurut aku, intinya tentang merindukan seseorang saat jauh!" Nandita masih bersemangat menjelaskan
"Iya, itu bagus. cuma menurutku lagu-lagu seperti 'Can I Be Him' atau Slank----itu lebih oke" Ilham menyebutkan beberapa band dan judul lagu kesukaannya.
Mendengar itu, Nandita merasa sedikit tersinggung. Maksud hati Nandita ingin memperkenalkan sesuatu yang ia suka dan jika memang lagunya bukan 'Ilham banget' tidak masalah, karena Nandita juga tau selera musik mereka berbeda. Tetapi entah kenapa,perkataan ilham seolah terdengar seperti membandingkan satu lagu dengan lagu lainnya. Suasana yang awalnya ceria, dengan musik di latar belakang yang masih terus mengalun silih berganti seolah berubah tegang.
"Kok kamu kaya ngebanding-bandingin gitu? Ini bukan soal siapa yang lebih baik. Aku cuma mau ngasi tau lagunya aja" balas Nanditha, suaranya tegas, wajahnya datar dengan tatapan seolah menantang Ilham untuk mengerti.
"Bukan, maksud aku lagu Arash bagus. cuma enaknya musik yang aku dengar ya seperti yang aku sebutkan barusan. Kok kamu jadi marah?" Ilham sedikit tertawa, tetapi candaan itu tidak mengubah ekspresi Nandita yang nampak benar-benar serius.
Dengan hati yang sudah tak nyaman; Anatara sedikit berapi-api, namun sisi warasnya berusaha menenangkan seolahbilang 'udah nannn, kan kamu tau Ilham gimana'
Nandita mencoba memberikan jawaban yang sekiranya dapat dirasakan setimpal oleh Ilham. "Gak nanya" tegas Nandita, menekankan bahwa ia tak peduli dengan lagu kesukaan Ilham; walaupun sebenarnya Nandita sudah tau.
Ilham yang sadar dengan perubahan suasana diantara mereka sekarang, bergerak tak nyaman. "Yaudah, maaf-maaf. Aku gak nyambung ternyata," katanya, dengan nada lebih hati-hati.
Nandita hanya membalas dengan isyarat muka yang masih jelas memperlihatkan gestur tak senang. "Yaudah?" gumamnya dalam hati. Itu kedengarannya seolah seperti Ilham terpaksa memita maaf karna situasi yang agak tegang sekarang, suasana hujan diluarpun sudah tak memberikan ketenangan seperti diawal.
Kebiasaan Ilham yang membanding-bandingkan atau mengomentari sesuatu seperti memperlihatkan respon tak suka, bisa tiba-tiba terasa menyakitkan. Kadang mungkin situasinya agak lebih buruk karna kata yang dipilih Ilham kurang tepat, walau Nandita tau maksudnya.
Nandita berharap Ilham bisa menghargai sesuatu tanpa harus membawa-bawa preferensi lain. Dia merasa reaksinya ini bukan sesuatu yang berlebihan; itu adalah respons wajar ketika merasa tak dihargai.
Gerimis di luar menambah suasana melankolis, seolah menggambarkan perasaannya yang tak lagi bersemangat. Pikirannya terus mencoba mencerna, memilah-milah alasan untuk mengembalikan suasana yang hangat. Apakah dia yang berlebihan menanggapi Ilham? Ataukah Ilham yang memang tak pandai menjaga perasaannya.
--------------------------------------
Sudah terlihat rumitnya mereka?:p Selamat membaca halaman selanjutnya, Terima kasih untuk yang sudi membaca halaman pertama cerita ini. Isinya kurang lebih akan terus membawa ambience seperti ini (Kehangatan--ketegangan) karena itulah mereka wkwk. Semoga kalian dapat mengenal Nandita dan Ilham dengan baik<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Kilau di Antara Bayangan
Romance--Merelakan kadang dianggap sebuah keputusasaan, padahal bisa jadi adalah bentuk penerimaan. Nandita memiliki pendirian yang teguh, meski kadang sedikit goyah ketika dihadapkan dengan sepasang mata yang terus memandangnya indah. Bagi Nandita, melari...