1748 WORD!!
Setelah mendengar kabar buruk itu, Louis dan Morris saling menatap dengan ekspresi terkejut dan khawatir. Rasa panik mulai merayap ke dalam hati mereka.
"Desa sudah kosong? Bagaimana bisa? Siapa yang bisa melakukan ini dalam waktu sesingkat itu?" gumam Louis, setengah pada dirinya sendiri.
Morris menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Ini bukan sekadar serangan biasa. Ada sesuatu yang jauh lebih berbahaya di balik ini," ucapnya sambil menggenggam kuat pedangnya.
Louis memutuskan untuk menenangkan Kane melalui telepati. "Kane, tetap tenang. Pastikan kalian tetap dalam formasi dan jangan mengambil tindakan gegabah. Aku dan Morris akan segera kembali ke desa."
Kane menjawab dengan nada yang masih terguncang. "Baiklah. Tapi tolong cepat, situasi di sini sangat tidak menentu."
Louis menatap Morris, lalu mereka berdua memutuskan untuk membawa lelaki yang terluka itu dan kembali secepat mungkin. Dengan tenaga yang tersisa, mereka berdua bergegas menempuh perjalanan menuju desa sambil membawa lelaki itu, berharap mereka tiba sebelum terjadi sesuatu yang lebih buruk.
Setibanya di desa, suasana sudah sangat sunyi. Hanya debu dan jejak kaki yang tertinggal di jalanan berdebu. Tanda-tanda bahwa para penduduk telah pergi dengan tergesa-gesa, meninggalkan semua barang-barang mereka.
Di pintu masuk desa, Kane, Rico, Janice, dan Alayna tengah berdiri, menunggu dengan ekspresi cemas. Melihat Louis dan Morris tiba, mereka segera menghampiri dengan rasa lega, meskipun rasa cemas masih tergambar jelas di wajah mereka.
"Siapa orang yang kalian bawa itu?" tanya Alayna sambil memperhatikan lelaki yang terluka.
"Kami belum tahu siapa dia, tapi dia berjuang melawan beruang itu sendirian. Dia mungkin bisa memberi tahu kita sesuatu tentang apa yang terjadi di sini," jawab Louis.
Janice segera meraih lelaki itu dan mulai menggunakan sihir penyembuhannya. Cahaya hijau bersinar dari tangannya, dan perlahan-lahan napas lelaki itu menjadi lebih teratur. Tak lama kemudian, lelaki itu membuka matanya, memandang mereka dengan tatapan lelah.
"Siapa... siapa kalian?" tanyanya dengan suara serak.
"Kami sekelompok pengembara," jawab Kane. "Kami mendapati desa ini kosong dan menemukanmu dalam bahaya. Apakah kau tahu apa yang terjadi di sini?"
Lelaki itu tampak bingung sejenak, lalu matanya melebar seolah teringat sesuatu yang penting. "Mereka... para pemberontak," katanya terbata-bata. "Mereka memiliki kekuatan besar dan mampu menyihir seluruh desa dalam waktu singkat. Aku... mencoba melawan, tapi mereka terlalu kuat."
Louis dan yang lainnya saling menatap dengan khawatir.
"Para pemberontak? Apa tujuan mereka?" tanya Janice.
"Mereka ingin merebut wilayah ini dan mengambil semua sumber daya yang ada. Mereka memiliki pemimpin yang kuat, seorang penyihir yang menguasai sihir hitam tingkat tinggi. Dia memanggil dirinya sendiri sebagai Sang Pembawa Kegelapan. Dia punya kekuatan untuk membekukan waktu di seluruh desa, itulah sebabnya semua penduduk tiba-tiba hilang. Mereka semua... mungkin sedang terjebak di dalam sihirnya."
Louis terdiam, merasakan ketakutan yang menggigit. Sang Pembawa Kegelapan adalah legenda yang sering diceritakan di daerah selatan, tapi ia pikir itu hanya cerita belaka. Sekarang, tampaknya legenda itu menjadi nyata.
"Kita harus menemukan cara untuk mematahkan sihir itu dan menyelamatkan penduduk," kata Louis tegas.
"Tapi bagaimana kita melakukannya? Jika dia memang sekuat itu, kita bahkan mungkin tak bisa mendekatinya," kata Kane dengan nada putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERNEIDE : The Hidden Magical Academy [SLOW UPDATE]
Fantasy15+ Mungkin berisi kata-kata kasar, perkelahian, pembunuhan dan penyiksaan. !! Di dunia di mana sihir adalah inti dari kehidupan, kemampuan mengendalikan sihir menentukan nilai seseorang. Nama Akademi Erneide adalah yang paling terkenal bukan karen...