00.02

2 2 0
                                    

Happy Reading🌷

"Entah karena takdir atau mungkin memang karmaku, tapi tolong— tuhan, aku tidak ingin seperti ini,"

-Agelia Mahasadira

•••⚔️•••

"Uhhh— indah banget dunia kalo gini," gumam Agelia,  seolah  menikmati  kebebasan  yang  ia  rasakan  di  kantin  SMA  Cahaya  Pelita.  Ia  santai  menyesap  setangkai  rokok  yang  menempel  di  bibirnya,  sorot  matanya  mencari  korban  baru.

Saat  seorang  gadis  dengan  kacamata  bundar  dan  rambut  hitam  kepang  dua  melewati  hadapannya,  Agelia  tanpa  ragu  mencengkram  pergelangan  tangan  gadis  itu.  Oliv,  gadis  yang  pernah  ia  siksa  di  gudang  sekolah.

"Woi,  cupu!  Mau  kemana  lo,  hmm?"  seru  Agelia,  suaranya  kasar  menyeruak,  menarik  keras  pergelangan  tangan  Oliv.

"A—apa  lagi,  Lia?"  tanya  Oliv  tergagap,  ia  tak  berani  menatap  mata  Agelia  yang  mengeluarkan  aura  kekejaman.

"Gimana  caranya  lo  bisa  keluar  dari  gudang  itu?!"  bentak  Agelia,  menjadikan  Oliv  terkejut  dan  bergetar.

Olivia  hanya  berdiri  diam,  menatap  keramik  di  bawah  kakinya,  raut  wajahnya  mencerminkan  ketakutan  yang  mendalam.

"Paket  lengkap.  Udah  cupu,  miskin,  tuli,  bisu  pula,"  hina  Agelia,  terkekeh  getir  mendengar  ketakutan  Oliv, suara yang sangat ia gemari.

"Lo  dengar  perkataan  gue  baik-baik.  Selama  study  tour,  lo  bakalan  jadi  babu  gue.  Ngerti?!"  perintah  Agelia,  ia  menarik  segenggam  rambut  Oliv  dengan  kasar.

"I—iya  aku  nurut. Tapi tolong  jangan  tarik  rambut  aku  lagi— sakit,"  lirih  Oliv,  air  matanya  kembali  mengalir  membasahi  pipinya.

Ketakutan  telah  menguasai  Oliv,  ia  tak  mampu  melawan  Agelia  yang  menunjukkan  kekejaman  tanpa  batas.

"Good  girl,"  puji  Agelia namun lebih dominan seperti hinaan,  bibirnya  melengkung  membentuk  seringai  kecil,  namun  sorot  matanya  menunjukkan  kekejian  yang  sesungguhnya.

Bukannya  menjauhkan  tangannya  dari  rambut  Oliv,  Agelia  malah  semakin  menariknya  dengan  kuat.  Helai  demi  helai  rambut di Oliv  yang  sudah  tipis  terlepas  dari  kepala  Olivia  Jessica  Febrianty.  Sungguh  nasib  yang  tragis  menimpa  gadis  yang  malang itu.

•••⚔️•••

"Jadi—Anak-anak, ini monumen yang menjadi tempat study tour kita kali ini. Candi terbesar di dunia yang tidak lain adalah candi Borobudur,"  Bu Mina menjelaskan sambil  menelusuri  jalan  setapak  di  antara  candi-candi  itu,  suaranya  bergema  mencoba  menarik  perhatian  para  siswanya.

SMA Cahaya Pelita  mengadakan  study  tour  ke  Candi  Borobudur.  Perjalanan  yang  menempuh  jarak  jauh  dari  Jakarta  Selatan  ke  Magelang  menjadikan  mereka  sampai  di  senja  hari.

"Really? Cuman ngeliatin patung-patung gini?"  kata  Agelia,  mengangkat  tangannya  untuk  menyentuh  salah  satu  candi,  tatapannya  mengeluarkan  aura  sinis  yang  tak  terselubung,  menunjukkan  kekecewaannya.  Ia  memandang  candi-candi  itu  seolah  tak  berharga,  diikuti  oleh  siswa-siswi  yang  sudah  diatur  barisan  sedemikian  rupa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 11 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir Benten Jaman [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang