Happy Reading🌷
"Entah karena takdir atau mungkin memang karmaku, tapi tolong— tuhan, aku tidak ingin seperti ini,"
-Agelia Mahasadira
•••⚔️•••
"Uhhh— indah banget dunia kalo gini," gumam Agelia, seolah menikmati kebebasan yang ia rasakan di kantin SMA Cahaya Pelita. Ia santai menyesap setangkai rokok yang menempel di bibirnya, sorot matanya mencari korban baru.
Saat seorang gadis dengan kacamata bundar dan rambut hitam kepang dua melewati hadapannya, Agelia tanpa ragu mencengkram pergelangan tangan gadis itu. Oliv, gadis yang pernah ia siksa di gudang sekolah.
"Woi, cupu! Mau kemana lo, hmm?" seru Agelia, suaranya kasar menyeruak, menarik keras pergelangan tangan Oliv.
"A—apa lagi, Lia?" tanya Oliv tergagap, ia tak berani menatap mata Agelia yang mengeluarkan aura kekejaman.
"Gimana caranya lo bisa keluar dari gudang itu?!" bentak Agelia, menjadikan Oliv terkejut dan bergetar.
Olivia hanya berdiri diam, menatap keramik di bawah kakinya, raut wajahnya mencerminkan ketakutan yang mendalam.
"Paket lengkap. Udah cupu, miskin, tuli, bisu pula," hina Agelia, terkekeh getir mendengar ketakutan Oliv, suara yang sangat ia gemari.
"Lo dengar perkataan gue baik-baik. Selama study tour, lo bakalan jadi babu gue. Ngerti?!" perintah Agelia, ia menarik segenggam rambut Oliv dengan kasar.
"I—iya aku nurut. Tapi tolong jangan tarik rambut aku lagi— sakit," lirih Oliv, air matanya kembali mengalir membasahi pipinya.
Ketakutan telah menguasai Oliv, ia tak mampu melawan Agelia yang menunjukkan kekejaman tanpa batas.
"Good girl," puji Agelia namun lebih dominan seperti hinaan, bibirnya melengkung membentuk seringai kecil, namun sorot matanya menunjukkan kekejian yang sesungguhnya.
Bukannya menjauhkan tangannya dari rambut Oliv, Agelia malah semakin menariknya dengan kuat. Helai demi helai rambut di Oliv yang sudah tipis terlepas dari kepala Olivia Jessica Febrianty. Sungguh nasib yang tragis menimpa gadis yang malang itu.
•••⚔️•••
"Jadi—Anak-anak, ini monumen yang menjadi tempat study tour kita kali ini. Candi terbesar di dunia yang tidak lain adalah candi Borobudur," Bu Mina menjelaskan sambil menelusuri jalan setapak di antara candi-candi itu, suaranya bergema mencoba menarik perhatian para siswanya.
SMA Cahaya Pelita mengadakan study tour ke Candi Borobudur. Perjalanan yang menempuh jarak jauh dari Jakarta Selatan ke Magelang menjadikan mereka sampai di senja hari.
"Really? Cuman ngeliatin patung-patung gini?" kata Agelia, mengangkat tangannya untuk menyentuh salah satu candi, tatapannya mengeluarkan aura sinis yang tak terselubung, menunjukkan kekecewaannya. Ia memandang candi-candi itu seolah tak berharga, diikuti oleh siswa-siswi yang sudah diatur barisan sedemikian rupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Benten Jaman [ON GOING]
FantasySiapa yang tak tahu candi Borobudur? Candi yang terkenal se-Nusantara. Menulis banyak sejarah kuno di dalamnya. Namun, adakah yang juga berpikir, kalau di bawah tanah candi besar yang terkenal luas itu terbenam suatu portal yang abadi. Agelia Mahas...