Agra's Mentally

6 4 2
                                    

Malam hari pun tiba. Tepat dirumah sang nenek, Tama baru saja membereskan kamar almarhum mendiang ayahnya. Mencari beberapa pakaian yang masih layak untuk ia pakai. Karena sebelumnya, pakaian milik Tama sudah mulai kekecilan dan tidak sesuai dengan ukurannya yang sudah meranjak usia 18 tahun. Ia mengangkut beberapa kaos, kemeja, dan jaket milik almarhum ayahnya dan memasukkannya kedalam lemari pakaiannya. Termasuk kaos milik ayahnya yang bergambar beberapa wajah sosok aktivis tahun 98, Munir Said Thalib, Wiji Thukul, dan Marsinah. Selepas memasukkan pakaian tersebut, Tama dipanggil oleh sang nenek di ruang tengah. Tama yang mendengarnya lalu menyautinya dan menghampirinya.

Ternyata sang nenek sudah menyiapkan 2 buah kotak makan berisikan lauk tempe goreng, tahu goreng, ayam goreng, dan sambal sachetan untuk diberikan kepada Agra dan ayahnya di rusun.

"Tam, tolong kamu anter ya lauk ini ke Agra sama bapaknya". Ucap sang nenek.

"Oke, nek. Tama anter ya. Taro aja dulu nek, Tama mau ke kamar dulu mau pake jaket dulu". Jawab Tama.

Tama pun kembali ke kamarnya dan membuka lemari pakaiannya. Ia raih sebuah jaket tebal berwarna hitam lalu ia pakai. Ia pun berjalan ke ruang tengah dan mengambil 2 buah kotak makan tersebut yang sudah dimasukkan kedalam plastik berwarna hitam. Ia pun meraih tangan kanan neneknya dan bersalaman. Langkah demi langkah berjalan keluar dari rumah menuju rusun.

Sedangkan Agra baru saja keluar dari kamar mandi dengan telanjang dada dan memakai boxer hitam. Mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan menggosokkan handuknya ke kepalanya. Ia memasuki kamarnya dan menyalakan kipas angin yang menggantung di bagian tembok atas. Ia berdiri mematung guna mengeringkan rambutnya. Kemudian, ia pun mengenakan kaos dan celana cargo pendeknya. Selepasnya Agra memakai pakaiannya, ia pun keluar dan menggantungkan handuknya di lobby rusun dekat tangga. Sesampainya lagi kedalam, Agra menuju ruang dapur untuk memeriksa lauk yang akan ia makan malam itu.

Namun tak sama sekali ia lihat lauk yang tersedia. Hanya terlihat kumpulan piring, garpu, dan wajan yang menumpuk di wastafel cuci piring. Kembali ia ke kamarnya, terlihat kamar pintu sang ayah tertutup tidak terlalu rapat. Terlihat sang ayah tertidur setengah mengigau.

"Hhehe, woi enak tuh arbal. Bagi dong...". Sang ayah mengigau sedang mabuk dalam mimpinya.

Mendengar kalimat yang dilontarkan dalam mengigaunya sang ayah, membuat Agra semakin membenci ayahnya. Ia pun kembali ke kamarnya dengan suara perut keroncongan karena kelaparan. Mie dan telur yang dibeli oleh Roy hanya untuk makan siang tadi. Tidak cukup untuk makan malam juga. Agra pun meraih kursinya lalu duduk. Laptopnya pun ia hidupkan. Begitu juga speaker mini yang ada disamping laptopnya. Bluetooth telah tersambung. Jarinya mengetik playlist lagu rap underground favoritnya, Homicide Indonesia. Anak panah mouse menghampiri sebuah lagu berjudul Puritan(Godblessed Facists).

Adalah bagaimana manusia menyebut nama Tuhannya

Tebas lehernya dulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya

Pastikan setiap tema legitimasi agama seperti hak cipta

Supaya dapat kucuci seluruh kesucianmu dengan sperma

Terbawa suasana, Agra asik lanjut menulis lirik puisi yang ia buat di bukunya sambil bernyanyi lagu Puritan tersebut.

Terdengar suara decitan ban mobil yang mengerem di lahan parkir rusun. Tanpa Agra sadari, seorang wanita membuka pintu rumahnya tanpa suara dan berjalan dengan santainya melewati kamarnya dan ayahnya yang masih tertidur. Saking asiknya Agra, ia tak menyadari wanita tersebut sudah memasuki rumahnya dengan tenang dan santai. Wanita itu menuju ruang dapur dan sekitarnya, guna mencari barang yang ia cari. Sebuah kotak brankas kecil, yang berisikan sedikit harta berharga seperti beberapa kalung emas dan barang-barang lainnya. Tak butuh waktu lama, wanita itu menemukan brankas yang ia maksud.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When Patience Runs OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang