5
Sudah lewat dari seminggu setelah Karyawisata yang Bagas ikuti. Selama jangka waktu yang ada, Bagas selalu memikirkan apa saja yang sebenarnya telah terjadi terhadap ibunya saat di bawa oleh pak Susno selama kegiatan karyawisata di laksanakan.
Namun seiring berjalannya hari, Bagas sama sekali tak bisa menyelidikinya, terlebih lagi pak Susno tak ada lagi pergerakan yang mencurigakan setelah pulangnya dari kegiatan tersebut bersama ibunya. Semuanya terlihat normal, kembali seperti tak pernah ada kejadian apa pun. Sosok ibunya juga selalu pulang tepat waktu.
Bagas tengah berada di kamarnya sehabis mandi. Seharian ini Bagas hanya berdiam diri dirumah tanpa mempunyai kegiatan yang berarti. Hari ini adalah hari Sabtu dimana sekolah libur. Merasa bosan dengan rebahannya, Bagas sudah saling sepakat dengan Dion untuk pergi malam ini. Bukan untuk malam minggu romantis dengan pasangan karna memang dirinya hanya akan pergi dengan Dion. Ya kali...
Bagas hanya ingin membuang waktu bosannya untuk pergi keluar, menikmati betapa nyeseknya karna tak mempunyai sosok yang bisa ia ajak bergandengan tangan dan kebetulan nasib Dion pun juga sama dengannya.
"Jadi kan?", isi chat Bagas pada layar Hp miliknya pada Dion.
Tak lama Dion menjawab dengan barisan kalimat, "jadilah. Entar gua yang ke rumah apa lu?"
"gua aja yang ke situ"
Bertepatan saat Bagas meminta izin pada ibunya saat akan pergi keluar bersama Dion, sosok ayahnya juga terlihat pulang dari pekerjaannya. Hari ini ayahnya memang mendapatkan jadwal di shift pagi.
Jam menunjukkan pukul delapan kurang saat Bagas pergi dari rumah. Menggunakan sepeda motornya, ia melaju menuju rumah Dion.
Sementara itu, kembali ke rumah Bagas. Pak Warso telah selesi dari mandinya dan duduk di meja makan bersama sang istri, Bu Yuli. Sambil menemani suaminya makan, bu Yuli menyelinginya dengan obrolan kecil yang tak terlalu penting namun pas untuk dijadikan sebuah topik.
"Gimana kerjaan hari ini, mas?", tanya bu Yuli ingin menambah nasi ke piring suaminya namun di cegah dengan mengangkat telapak tangannya sedikit.
"ya gitu, dek kaya biasa"
"Gimana, pak Susno jadi kesini apa ga?"
"Ga tau juga, mas. Apa Adek coba telepon aja?"
"ga usah deh, biarin aja siapa tau punya kegiatan sendiri"
Sebelumnya pak Warso sendirilah yang menyuruh istrinya untuk mengundang pak Susno ke rumah. Ia lakukan hal tersebut sebagai tanda terima kasih karna sudah mau menjaga istrinya selama kegiatan karyawisata dan juga sekalian ingin mengobrol sambil main catur bersama. Akibat terlalu sibuk dengan pekerjaannya, bukan hanya keluarga tapi dirinya sendiri untuk menikmati waktu luang pun berkurang.
"makannya dikit banget, mas? Masakan Adek lagi ga enak ya?"
"Bukan gitu, dek. Masakan kamu selalu enak dan menurut mas makanan terenak di dunia ini setelah punya ibu, ya masakan punya kamu ini"
"pintar banget bikin Adek malu"
"oh iya, mas hampir kelupaan. Pas kamu ngomong ke pak Susno tentang niat baik mas ini, kamu ajak istrinya sekalian ga?", bu Yuli sedikit terdiam.
"Sebenarnya... Antara pak Susno sama istrinya sedang ada permasalahan, mas. Dari permasalahan itu buat pak Susno sama istrinya pisah ranjang", terlihat pak Warso terkejut dengan ucapan istrinya itu.
"Kok bisa gitu?", sambil membenarkan posisi duduknya mengarah ke tubuh sang istri dengan sikap serius.
"Itu yang pak Susno katakan, tapi buat masalahnya apa, pak Susno ga cerita dan Adek juga mengerti kan hal itu soalnya kan masalah pribadi"