Malam ini Naumi akan berangkat rutinan majlis Mahbatul Iman yang di selenggarakan setiap hari minggu 1 bulan sekali. Ia berangkat bersama ke 4 sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Qeyna, Navyza, Shopia, dan Ghisya.
"Navyza, gimana? Masjid udah rame belum?" Tanya Naumi kepada Navyza. Karena memang rumah Navyza dekat dengan masjid.
"Em... Tadi gue ke sini si baru liat anak hadroh lagi cek sound" jawab Navyza.
"Hadroh nya dari mana ya kira-kira?" Tanya Ghisya.
Tuk!!
Qeyna mengetuk dahi Ghisya. "Hei Ghisya, lu nanya nya agak bener sedikit kek!! Ini kan rutinan pertama"
"Ish sakit kakak!" Seru Ghisya menatap tajam Qeyna. Seperti yang kalian lihat cara berbicara mereka berbeda, ya karena mereka kakak ber adik.
"Tapi yaa, gue lihat di grup manaqib Gus Zafi bilang dari desa sebelah. Ya ga shop?" Ujar Naumi menyenggol lengan Shopia.
"Hooh lah... Kayaknya bobolan dari pondok" jawab Shopia menyetujui.
"Btw Mas-mas Hadroh nya ada yang ganteng ga ya? Hm... Kalo ada gue pepet deh" gumam Shopia, namun walaupun pelan masih di dengar oleh temannya yang lain.
"Ga beres lu shop! Gue yakin si ya... Ga ada yang ganteng melebihi Azmi askandar" ujar Naumi tersenyum puas.
"Lah, lu mah Gus Azmi muluuu... Padahal ganteng an habib Jindan al-atas" sewot Shopia tidak mau kalah.
"Udah-udah!! Ayo berangkat, ngurusin haluan kalian berdua ga akan pernah selesai" lerai Navyza sedikit frustasi. Lalu Navyza menarik lengan Ghisya dan juga Qeyna.
"Ish kok kita di tinggal!" Teriak Shopia tidak terima.
"Kelamaan si lu!!" Jawab Ghisya.
"Udah, biasanya juga sama gue" ucap Naumi menggandeng Shopia.
"Oiya Nau, tadi gimana urusan rohis nya?" Tanya Shopia.
"Reorganisasi nya alhamdulillah gue bisa"
"Di tes apa aja emang?"
Naumi mengangkat satu alisnya. "Dih kepo lu, makannya join rohis"
Shopia menggeleng cepat. "Nantian aja lah, gue masih bimbang"
"Apanya yang di bimbang in coba? Asik tau ikut organisasi"
"Gue tau... Cuman, ya gue kalo liat-liat elu, jarang banget di kelas. Gue selalu di tinggal duduk sendiri" Shopia tanpa sadar menaikan nada bicaranya.
"Lah kok lu yang kesel?"
"Iya lah, gue sendirian... Navyza kan duduk sama Qeyna. Lah Ghisya, dia dekel kita. Ga mungkin dong, tiba-tiba banget gue nyuruh dia duduk sama gue"
Naumi tertawa renyah. "Hahaha, ya ga gitu. Lu mah..."
"Ya maap, itu kan udah jadi konsekuensinya elu. Gue jarang di kelas juga bertugas, ga enak-enakan di ruang rohis." Jelas Naumi agar Shopia tidak salah paham.
"Siap mba sekretaris!!"
"Hii!! Kok lu tau???"
"Tau lah, gue kan ikutin ig nya rohis smatik" jawabnya dengan bangga. (Rohis smatik=Rohis SMA batik)
Perbincangan kecil itu, membuat mereka berdua tak sadar sudah berada di depan masjid Al-Ikhlas.
"Naumi, Shopia ayo masuk" seru ustadz Wildan.
"Eh tadz Wildan.." pekik Naumi dan Shopia, lalu mereka mengalami ustadz Wildan dengan takzim.
"Kalian berdua tumben ga bareng Ghisya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAUMI AND HERE NIGHT LIFE
Teen FictionSosok Naumi Iqala Nafauren dengan dunia malam nya, yang awalnya coba-coba berangkat majlis hingga menjadi kecanduan berangkat setiap malam. Di balik Naumi yang seperti itu, ia adalah seorang anak yang kesepian dan tidak ada ketenangan di dalam rumah...