Ada banyak pilihan dan tanggung jawab dalam hidup yang dihadapi manusia.keduanya akan selalu beriringan menemani setiap orang dalam menjalani hidup mereka. Setiap pilihan yang seseorang pilih akan ada resiko yang akan dihadapi.Entah itu rasa sakit,kesedihan,maupun kebahagiaan.tanggung jawab manusia adalah bagaimana mereka berusaha menjalankan dan menjaga apapun yang dipilih.
Tapi terkadang,manusia memilih suatu pilihan yang dia sendiri tidak tau sanggup atau tidak menghadapinya.Yang pada akhirnya ia merasa lelah dan menyesali pilihannya sendiri.Seperti Anagata,berkali-kali ia memikirkan apa yang harus ia lakukan.Namun,dari sekian banyaknya pilihan,Anagata memilih untuk melepaskan sesuatu yang selama ini sangat berarti untuknya.Ia memilih untuk melepaskan sesuatu yang selama ini menjadi salah satu sumber kebahagiaannya.
Terlepas dari ia sanggup atau tidak,yang ada difikirannya hanyalah ia tidak mau merusak kebahagiaan orang lain.Anagata tidak mau hancur bersama orang lain,terlebih lagi orang yang dicintainya.Namun ternyata,pilihan yang menurutnya paling terbaik itu hanya menimbulkan luka untuk orang lain dan untuknya sendiri.
Di sela-sela suara hembusan angin malam yang membuat pohon-pohon di taman bergerak kesana kemari mengikuti kecepatan angin.Dengan perasaan perih yang menggerayangi hatinya,Anagata menatap kedua netra lelaki yang ada di hadapannya.kekecewaan tergambar jelas dalam netra itu.Dan kekecewaan itu ditujukan padanya. Tak ada lagi kata-kata yang bisa diucapkan untuk menjelaskan semua yang ia maksud.
Setelah beberapa saat terdiam, lelaki di depannya lantas membuka suara."Jadi,kenapa menurut kamu ini yang terbaik?"
Meski Mati-matian Anagata menahan air matanya,tetap saja air mata itu berhasil lolos membasahi pipinya.Ia menunduk tak kuasa menatap lelaki yang ada di hadapannya.
"Aku sama kamu beda ka,kamu nggak bisa terus-terusan sama aku yang kayak gini.kamu bisa lebih bebas tanpa mikirin masalah-masalah aku yang seharusnya bukan tanggung jawab kamu." Sorot mata Anagata memancarkan keputusasaan yang begitu kentara.Susah payah Anagata menghela nafas untuk melanjutkan ucapannya.
"Seharusnya_,seharusnya kamu bisa lebih bahagia,"ucap Anagata lirih, namun masih bisa didengar dengan jelas.
Mendengar itu,lelaki yang sedari tadi menahan diri untuk tidak lepas kendali itu tertawa sumbang.mengusap wajahnya frustasi,ia tidak menyangka ucapan itu keluar dari mulut gadis yang ia cintai.
" Dari semua yang udah kita lewatin selama ini, cuman itu yang kamu fikirin disaat kayak gini?"Sorot mata lelaki itu menatap Anagata tajam.Kekecewaannya sudah tidak dapat dibendung lagi.Hatinya pun turut hancur.dihancurkan dengan kekecewaan tersebut.
Tanpa mengatakan apapun lagi, lelaki itu berbalik pergi meninggalkan Anagata yang semakin kacau.Sesungguhnya memikirkan keputusan ini adalah hal yang sulit untuk ia temukan jalan keluarnya.semakin ia pikirkan,semakin ia tersesat.Ia sudah menduga sejak awal akan seperti ini.lelaki itu akan kecewa padanya.Namun,Anagata hanya tidak ingin membawa lelaki itu untuk menghadapi dirinya yang semakin hari semakin berantakan.
Setelah lelaki itu sepenuhnya menghilang dari radar pandangannya,Tangis Anagata semakin menjadi.Malam itu Anagata menimang kembali,Apakah keputusannya ini benar-benar yang terbaik?Apakah ini benar-benar berakhir?Atau malah dirinya yang semakin berantakan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metafora
RomanceBagi Anagata, Naka adalah pecinta yang hebat. Naka mampu mencintainya melebihi batas yang ia butuhkan. Bersama Naka, Anagata tidak pernah kesepian. Bersama Naka, Anagata selalu punya tempat yang bebas. Bebas untuk bahagia, bebas untuk tertawa, bebas...