25 full

74 14 5
                                    

.......

"Aku akan segera mencari tahu siapa yang sudah berani melakukan ini padamu. " Kiba berucap setelah dirinya berhasil menemukan kunci cadangan ruangan Loker.

Dan untung saja Kiba bisa segera menemukan sahabatnya itu, tadi.

"Aku tahu siapa orangnya. "

"Siapa? "

"Sakura. "

"Apa? " Kiba menatap tak percaya kearah hinata.

"Hm, ya. Mugkin Sakura merasa kesal padaku, karna saat itu, aku tidak sengaja menyonggolnya waktu dikolam renang.
Karena itulah,, sepertinya dialah yang sudah mengunciku di dalam sini. "

"Tapi itu tidak mungkin, Nata. Sakura terus berada dikantin bersama teman-temannya, bahkan sejak mereka datang. "

"Bagaimana kau tahu? "

"Karna aku juga terus berada di sana sejak pagi. "

"Apa.. Tapi kenapa kau terus berada di kantin? Apa kau menghabiskan banyak sarapan?" Hinata terlihat mengernyit bingung.

"Ah,, itu--" Kiba menggaruk pelan tengkuknya. Raut wajahnya terlihat kikuk, saat ini.
"A-aku--... Ah, sudahlah.. Sebaiknya ayo kita segera masuk sebelum benar-benar terlambat. "

Kiba berjalan mendahului Hinata yang terlihat masih berdiri terdiam dengan kebingungannya.

Raut wajah Kiba terlihat berseri dan sedikit bersemu merah, tadi.

Dan Hinata cukup bisa menebak dengan apa yang tengah dirasakan oleh sahabat kecilnya itu.

Jatuh Cinta.

Hm, ya..

Kiba terlihat sedang jatuh Cinta, saat ini.

-----

Kiba dan Hinata memasuki kelas saat Sensei sudah berada disana.

Jadi karna itulah,, saat ini keduanya sedang mendapatkan hukuman yang sama.

Berdiri di tengah lapangan, sampai jam pelajaran Kurenai-sensei berakhir.

"Kiba-kun.. Boleh aku bertanya sesuatu? "

"Apa itu? "

"Apa kau--,, sedang menyukai seseorang? "

"A-apa.. " Kiba terlihat kikuk.
"Aku--.. Ti--dak. Aku tidak menyukainya. "

"Siapa? "

"Siapa? " Kiba mengulangi ucapan Hinata yang terlihat mengernyit bingung kearahnya.
"Ah,, bukan siapa-siapa. Maksudku-- aku tidak menyukai siapapun. "

Hinata terdiam. Namun pandangannya masih terus tertuju kearah teman kecilnya itu.

Ada yang lain dari raut wajah Kiba saat ini.

Benar-benar terlihat sangat berbeda.

Terlihat sangat jelas kalau Kiba sedang menyembunyikan perasaannya.

Hinata semakin tertegun saat tiba-tiba saja Kiba tersenyum kecil dengan pandangannya yang menatap lurus kedepan.

Kiba terlihat seperti sedang memikirkan seseorang saat ini.

-----

"Ayo, kita ke kantin.. " Shion menatap Sakura tepat setelah bel istirahat berbunyi.

"Aku akan menunggu Ino. Kalian duluan saja. "

"Biarkan dia menyusul nanti. Kita tunggu Ino, dikantin saja. " Karin menimpali.

"Aku akan menunggunya di sini saja. Aku khawatir kalau dia akan kesini dulu, nanti. "

"Yasudah,, kalau begitu kita duluan. "

Sakura mengangguk kearah Shion dan Karin yang mulai beranjak pergi meninggalkannya.

Sasuke terlihat hendak menghampiri Sakura, namun langkahnya langsung terhenti saat dia melihat Naruto yang sudah menghampiri Sakura terlebih dulu.

"Aku melupakan ini tadi. "
Naruto menyodorkan kotak makanan kearah Sakura.

"Apakah ini kue yang kukatakan waktu itu? "

"Hmm.. " Naruto mengangguk pelan dengan senyum kecilnya.
"Kaasan membuatkannya spesial untukmu. "

"Waah.. " Sakura segera menerimanya.
"Ini pasti sangat enak. Terimakasih banyak.
Ah, ya.. Sampaikan juga terimakasihku untuk Baachan.. "

"Tentu. "
Naruto semakin melebarkan senyumnya saat ia melihat Sakura yang mulai mencicipi kue buatan ibunya itu.

Sementara ditempatnya berdiri,, Sasuke hanya bisa terdiam melihat pemandangan yang menyesakkan itu.

"Tidak apa.. " Sai menepuk pelan pundak Sasuke.
"Kalau kau menyerah, maka aku hanya bisa

Different Day Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang