Tak hanya paul saja yang sedang memperjuangkan rumah tangga nya. Rangga pun sedang meyakinkan istri nya itu bahwa dirinya memang tlah menerima seutuh nya fitri dalam keadaan apapun itu. Dan sudah tak ada lagi nabila di benak nya.
Seperti pagi ini, fitri sejak 3 hari yang lalu. Selalu belajar berjalan sendiri di halam belakang rumah nya. Dengan alat bantu penyanggah itu tanpa adanya bantuan dari rangga tak seperti sebelum nya.
Keringat fitri sudah bercucuran. Karena latihan jalan itu. Dan kaki nya sudah mulai nyeri karena fitri memaksa untuk belajar jalan tanpa adanya henti, membuat kaki nya terasa sakit.
Sampai akhirnya, rangga yang sejak tadi membiarkan istri nya latihan sendiri.
Tapi, akhirnya dia sudah sangat geram melihat istri nya sudah lelah dan menahan sakit di kaki nya itu. Rangga menghampiri istri nya. Lalu, menggendong nya tanpa izin dan membawa nya ke ruang tamu.
"Mas, apaan si!. Lepasin, aku lagi belajar jalan". Protes fitri sepanjang rangga menggendong nya ke arah ruang tamu. Sampai akhirnya, rangga meletakan fitri perlahan lahan di sofa empuk itu.
"Jangan di paksa latihan terus. Kamu itu udah cape". Ucap tegas rangga, sambil mengelap keringat istri nya itu memakai tisu kering.
"Aku belum cape". Tegas fitri.
"Iya tau, kami belum cape dan masih semangat. Tapi, kaki kamu udah mulai sakit kan?. Jangan di paksa sayang, masih hari besok buat latihan jalan". Rangga."Aku cuma mau cepet cepet bisa jalan". Lirih fitri, walaupun ia tau. Kata dokter, hanya kemungkinan 20% fitri kembali lagi ke sedia kala.
"Iya aku tau sayang, tapi jangan siksa kamu dengan cara memaksa saat kamu udah ga sanggup". Rangga.
"Beberapa minggu lagi kita pisah". Fitri yang sudah melayangkan gugat cerai itu. Tapi, masih dalam proses.
"Ga ada yang mau pisah". Ucap rangga degan penuh penekanan.
"Aku yang mau pisah". Fitri.
"Ga akan aku biarin itu". Tegas rangga.
"Mas, jangan memaksa saat keadaan nya ga memungkinkan". Fitri."Apa yang ga mungkin si sayang?. Kita nikah dasar apa?. Dasar saling sayang dan cinta kan?". Rangga.
"Bukan, kamu nikahin aku karena dasar kasian dengan keadaan aku kaya gini". Fitri.
"Kata siapa?. Kasih tau orang nya, yang ngomong bahwa aku nikahi kamu atas dasar itu". Fitri hanya terdiam, dirinya bingung harus menjawab apa lagi.
"Liat aku". Ucap rangga sambil menggeser tubuh istri nya itu agar berhadapan dengan nya. "Kenapa masih ragu?. Karena, aku ikut terlibat soal nabila?. Aku ada alasan nya sayang". Lanjut ucapan rangga.
"Aku ini lumpuh, apa kamu yakin. Akan hidup sama orang lumpuh kaya aku?". Hanya itu yang bisa fitri ucapkan. Karena, ketidak percaya diri nya fitri tentang dirinya masih mengalami lumpuh di kaki nya.
"Pasti sembuh sayang". Rangga.
"Kalau aku lumpuh selama lama nya gimana?". Fitri.
"Aku tetap sama pendirian aku. Aku cuma mau sama kamu". Tegas rangga."Lepasin aku". Pinta fitri.
"Ga akan pernah, dan ga akan pernah mau". Tegas rangga, dan langsung memeluk tubuh istri nya."Jangan berfikir yang engga engga, karena aku ga pernah sampai berfikir sejauh itu. Aku menikahi kamu, karena tulus dan jatuh cinta sama kamu. Aku ga peduli kondisi dan keadaan kamu seperti apa. Yang jelas, sekarang kamu istri aku. Kamu sepenuh nya tanggung jawab aku di dunia sama akhirat kelak. Aku ga suka kamu bicara seperti itu". Tegas rangga tapi, sambil mendekap istri nya dengan erat dan hangat.
Rangga hanya ingin menyalurkan rasa sayang dan cinta nya ke fitri memang setulus itu.
Fitri memang bukan perempuan yang sempurna secara fisik saat ini. Tapi, ketulusan yang fitri miliki itu tak banyak orang lain miliki. Dan itulah, yang membuat rangga selalu memandang fitri sangat istimewa di mata nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENATA CINTA part2
Teen FictionAku mencoba Mundur perlahan dari kebahagian yang pernah ku rasakan bersama mu. tetapi, di akhir cerita aku terpatah terluka karena sebuah takdir yang tak menginginkan kita berjalan bersama di dunia dengan ribuan episode kebahagian yang kita rangkai...