Walaupun, paul sedang di liputi dengan rasa kecewa dan amarah. Tapi, ketika melihat istrinya kesakitan dengan darah bercucuran karena jaitan istri nya itu terbuka kembali, membuat paul khawatir.
Apa lagi, saat di perjalanan menuju ke rumah sakit. Nabila pingsan, mungkin darah yang di keluarkan itu sangat banyak membuat nabila lemas dan akhirnya pingsan.
Kini nabila sudah berada di ruang periksa. Semua keluarga berada disana. Salah satunya rangga dan Fitri.
"Mau kemana kamu?". Tanya mamah dewi kepada paul yang ingin beranjak dari sana.
"Kabarin aku kalau ada info dari nabila". Paul malah bicara seperti itu.
"Mamah tanya, kamu mau kemana?. Istri kamu lagi di dalam sana". Ucap mamah dewi dengan penuh penekanan.
"Aku butuh waktu mah, lagian aku yakin. Nabila ga akan kenapa napa, dan nabila ga butuh aku. Disini udah ada penyelamat dan pelindung nabila". Sambil melirik ke arah rangga. Dan rangga tau itu, bahwa paul sedang menyindir nya.
Sedangkan fitri?. Yang dia pun tidak tau soal nabila yang masih hidup. Membuat fitri juga menjadi meragukan rangga. Apakah suami nya memang masih mengharapkan sahabat nya itu?.
"Jangan seolah olah kamu paling sakit paul. Anak saya menikah dengan kamu, hidup nya selalu terancam berbagai arah. Saya tau, anak saya salah akan hal ini. Menyembunyikan fakta yang sebenarnya dia masih bernyawa, tapi apa kamu mikir. Kalau saat itu anak saya salah langkah, apa kamu bisa menjamin keselamatan anak saya?. Sudah berapa kali kamu lalai menjaga anak saya?. Berapa kali!". Tegas abah nya nabila yang terbawa emosi kepada menantu nya itu.
"Sabar abah". Ucap umah untuk menenangkan suami nya. "Mungkin paul cuma syok aja dengan kabar ini". Umah nya yang kini menjadi penenang bagi kedua nya.
Paul hanya terdiam, namun laki laki itu tetap pergi meninggalkan rumah sakit itu tanpa sepatah kata pun. Membuat abah nya nabila semakin marah dengan sikap paul yang menurut nya sangat amat kenak kanakan dalam keadaan anaknya berada di dalam ruang periksa itu.
Kemana paul pergi?. Arah paul entah kemana, sampai malam hari tiba ia pun tak tau dirinya harus kemana. Sampai akhirnya, paul ingat betul apa yang membuat nya tenang saat pikiran nya kacau. Apa?. Yap, sebotol minuman yang sudah pernah nabila larang kepada suami nya agar tidak menyentuh minuman keras itu lagi.
Tapi, malam itu. Paul membutuskan melepaskan masalah masalah nya yang beberapa bulan ini menghantam pikiran nya bertubi tubi.
Paul kini duduk di mini bar disana. Entah, sudah berapa gelas minuman itu yang sudah paul teguk tapi masih saja paul berlanjut untuk minum, minuman itu.
Saat paul sudah tak kuat lagi minum. Ia membayar semua minuman yang tlah ia minum itu. Lalu, pergi meninggalkan bar itu dengan badan yang sempoyongan.
Dengan berani dan setengah sadar. Paul mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggil ke arah rumah sakit yang dimana nabila rawat.
Entah, mau berbuat apa paul kesana. Untung saja, malam itu sangat sepi jalanan membuat paul dengan leluasa ngebut di jalanan itu dan selamat sampai rumah sakit itu.
Paul benar benar menghampiri nabila dengan dirinya sedang tidak sadar karena mabuk.
Entah keberuntungan bagi paul atau gimana. Karena, satpam di rumah sakit itu tidak ada membuat paul dengan mudah nya masuk ke dalam rumah sakit itu.
Saat paul sudah sampai di kamar rawat inap istri nya. Paul tersenyum namun air mata nya terus mengalir.
Paul berjalan ke arah istri nya yang sedang terbaring di kasur rumah sakit itu dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENATA CINTA part2
Fiksi RemajaAku mencoba Mundur perlahan dari kebahagian yang pernah ku rasakan bersama mu. tetapi, di akhir cerita aku terpatah terluka karena sebuah takdir yang tak menginginkan kita berjalan bersama di dunia dengan ribuan episode kebahagian yang kita rangkai...