Aku menarik kutukanku pada pintu itu. Aku bersyukur pintu itu dapat menghalangi pandanganku. Mulai sekarang, aku tidak ingin tau apa yang sedang kau lakukan. Mungkin Tuhan sudah memberiku petunjuk agar aku mengakhiri perasaanku terhadapmu.
Aku sudah tidak peduli pada kalian, bahkan terlalu sakit untuk peduli.**
Setelah kupikir, untuk apa aku sangat marah dan kecewa terhadapmu? Mungkin reaksiku terlalu berlebihan dan itu sangat memalukan.
Saat melihat wajahmu aku ingin sekali marah, tapi hatiku malah melemah dan amarah itu hilang entah kemana.
Bisakah kau berhenti untuk menarik-ulur hatiku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
RomanceCerita ini hanya memuat diary seorang remaja yang bekerja paruh waktu disebuah usaha rumahan. Dia jatuh cinta pada Si Kokoh (Sang Pemilik usaha). Remaja ini tidak berani mengungkapkan perasaannya, dia hanya ingin menjadi seorang Secret Admirer dan m...