─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───
Pagi harinya (lebih tepatnya jam 4 subuh) di Masion milik Devan, tempat tinggal Jeva, Daniel, dan juga Chelsea sekarang. Alasannya karena pekerjaan mereka dekat dengan Masion Devan. Kalau bukan demi Jeva dan pekerjaannya, mana mungkin Chelsea sanggup tinggal di tempat yang sama dengan mantannya.
"Gimana kemrin?" tanya Chelsea begitu melihat Jeva sampai.
"Apanya?" tanya Jeva balik.
"Lo kemarin kan habis ngebucin sama ayang lo itu. Gimana naskah lo?"
"Ouh. Kemarin sempet berantem gara-gara konfliknya naik drastis. Tapi ya gitu..."
"Baguslah. Cerita lo itu udah bagus gak perlu di ubah. Ouh iya lo udah ngasih tau pacar lo belum kalau nanti kita pergi?"
"Bentar gue chat ulang." kata Jeva lalu mengetikkan sesuatu pada handphonenya.
Ini isi chatnya!
Tak lama setelah itu, datang kedua abang yang baru saja selesai dengan pekerjaan mereka.
"Bergadang lagi?" tanya Jeva.
"Hmm." jawab Devan singkat.
"Ya gitulah. Akhir-akhir ini banyak kasus. Mau gak mau harus bergadang." jawab Daniel lelah.
"Ouh." balas Jeva.
Tiba-tiba Chelsea pergi ke dapur lalu kembali dengan 2 cangkir berisi teh jahe di nampannya.
Nb: Anggap ada 2.
"Buat siapa tuh?" tanya Jeva.
Tampa menjawab, Chelsea meletakkan dua teh jahe itu di meja.
"Kata nenek, teh jahe ampuh mengatasi rasa lelah." kata Chelsea.
Devan dan Daniel tersenyum lalu meminum teh buatan sang mantan Devan dan pujaan hati Daniel.
"Buat gue gak ada nih?" tanya Jeva dengan nada melas.
"Buat sendiri sana. Dah ya gue mau ke kamar." jawab Chelsea lalu pergi.
Semua hanya menggeleng kepala.
"Gimana bang?" tanya Jeva sambil melirik ke Devan.
"Apanya?" tanya balik Devan.
"Tehnya, masih sama gak kayak 3 tahun yang lalu~" goda Jeva.
Devan hanya terdiam. Karena tidak ada jawaban Jeva menyimpulkan bahwa Abangnya merasa dejavu. Karena dulu Chelsea selalu membuatkan teh jahe buat Devan.
"Lumayan nih referensi cerita." kata Jeva berbicara sendiri lalu ke kamar.
Kali ini hanya tersisa dua laki-laki yang masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka.
Sampai akhirnya Daniel membuka pembicaraan, "lo masih sayang kan sama Chelsea?"
Devan tertegun.
"Kalau gue juga sayang gimana? Dalam artian cinta tentunya." lanjut Daniel.
Devan hanya diam lalu pergi. Dalam hati, Devan bertekad tidak akan membiarkan kakaknya mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya... lagi.
Saat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Jeva dan Chelsea pamit untuk pergi ke lokasi syuting.
~Lokasi Syuting~
"Ya taruh di situ saja! Jangan lupa pencahayaannya!" teriak seseorang demi memandu kru.
"Permisi, Bu sutradara. Saya Jeva, penulis novel 'I Love My Ex' yang dijadikan series." ucap Jeva.
"Wah, jadi anda penulisnya. Ouh iya apa anda membawa tokoh utama wanitanya?" tanya Susi (sutradara).
"Ini ada di sebelah saya. Namanya Chelsea." jawab Jeva.
Susi melirik ke sebelah Jeva lalu tersenyum.
"ah Halo, saya Chelsea."
"Boleh saya mengetes beberapa kemampuan akting anda?" tanya Susi.
"Tentu saja."
"Chelsea ini dulunya pernah main film juga loh. Kalau gak salah 'I'll Make You Love Me',"ucap Jeva.
"Wow. Benarkah? Pantas saja saya familiar dengan mukanya."
Chelsea hanya tersenyum saja.
─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───
Jangan lupa dukungan kalian ya. Dan beri vote!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.~Bintang Alterio~
"Jika untuk bermimpi saja kamu takut, maka kamu adalah orang yang tidak tahu arah masa depanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Editor Dan Penulis
RomanceSinopsis: Ada banyak cinta yang kalian temukan selama hidup. Cinta pertama yang membuat berdebar. Lalu cinta yang membuat trauma. Dan yang terakhir cinta sejati. Gadis bernama Jeva ini sedang di landa dilema luar biasa. Di saat Jeva sudah bahagia de...