Suasana ruang bawah tanah semakin mencekam saat mereka melangkah masuk. Dinding-dinding batu yang berlumut, lantai yang dingin, dan hawa yang terasa berat menyelimuti mereka. Setiap langkah yang mereka ambil seakan membawa mereka lebih jauh ke dalam kegelapan yang penuh misteri. Suara bisikan itu semakin jelas, memanggil mereka dengan nada yang aneh dan menakutkan.
"Di sini..." suara Yeonjun terdengar pelan, seperti berbicara pada dirinya sendiri. "Ini adalah tempat yang terkunci rapat dari dunia luar."
Hanni menatap Yeonjun dengan tatapan cemas. "Apa sebenarnya yang ada di sini? Mengapa semuanya terasa begitu... menakutkan?"
Yeonjun menatap mereka dengan serius, matanya tajam seolah menyimpan banyak rahasia. "Tempat ini adalah inti dari segala kekuatan yang mengendalikan sekolah ini—sebuah kekuatan yang sudah ada sejak zaman dahulu. Apa pun yang terjadi di sini, semuanya berakar dari tempat ini."
Saat mereka melangkah lebih jauh, mereka melihat sebuah altar besar di tengah ruangan. Di atasnya terdapat simbol-simbol yang tidak bisa mereka pahami, terukir dalam bentuk yang aneh dan misterius. Cahaya redup dari lilin-lilin yang ada di sekitar altar itu memberikan kesan bahwa tempat ini telah lama terlupakan, seakan-akan menunggu seseorang untuk membangkitkannya kembali.
"Ini tempatnya," bisik Taesan, menatap altar dengan tatapan waspada.
"Tapi... kita harus berhati-hati," lanjut Yeonjun, berbicara dengan nada yang serius. "Ritual yang akan dilakukan di sini tidak bisa dibatalkan begitu saja. Kekuatan yang ada di dalam altar ini bisa menghancurkan segalanya, bahkan seluruh dunia."
Wonyoung menggenggam tangan Hanni, merasa cemas. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Bagaimana kita menghancurkan kekuatan ini?"
Yeonjun menatap altar dengan penuh perhatian, lalu kembali melihat mereka semua. "Kalian harus menghancurkan simbol-simbol itu. Jika kita bisa menghancurkan inti dari kekuatan ini, maka semua yang terjadi di sekolah ini akan berhenti. Tetapi, ingat, setiap langkah yang kalian ambil akan semakin mendekatkan kalian pada takdir yang mengerikan."
Saat itu, mereka mendengar suara langkah kaki yang berat di belakang mereka. Dengan cepat, mereka berbalik dan melihat sosok tinggi yang muncul dari kegelapan. Sosok itu semakin mendekat, wajahnya diselimuti bayangan yang menakutkan, membuat mereka merasa semakin terpojok.
"Satu langkah lagi, dan kalian akan menjadi bagian dari sejarah yang terlupakan," suara sosok itu terdengar seperti desisan angin yang menusuk tulang.
"Siapa kau?" teriak Jungwon, suaranya penuh ketegangan.
Sosok itu tertawa kecil, suaranya serak dan mengerikan. "Aku adalah penjaga gerbang yang terjalin oleh takdir. Kalian tidak bisa menghentikan apa yang sudah dimulai. Kekuatan ini sudah terbangun dan akan menghancurkan segala yang ada di sekitar kalian."
Gyuvin merasa napasnya semakin tercekat. "Jadi, kau yang mengendalikan semua ini? Kau yang mengatur pembunuhan itu?"
Sosok itu mengangguk pelan. "Semua ini adalah bagian dari rencana yang lebih besar. Kalian hanya tumbal dalam permainan ini. Takdir sudah digariskan, dan kalian tidak bisa melarikan diri darinya."
Dengan cepat, sosok itu melangkah maju, dan seakan-akan ruang di sekitar mereka berubah menjadi lebih sempit, mengisolasi mereka satu per satu. Haruto berlari maju, melangkah lebih cepat menuju altar, berusaha untuk menghancurkan simbol yang terukir di sana.
"Semuanya, bantu dia!" teriak Minji. "Kita harus menghancurkannya sebelum semuanya terlambat!"
Taesan, Ricky, dan Leehan segera mengikutinya, sementara Yeonjun berusaha melawan sosok yang semakin dekat dengan mereka. "Kalian harus cepat! Hancurkan simbol itu sebelum semuanya terlambat!"
Namun, sosok itu tidak tinggal diam. Ia mulai meluncur di udara, bergerak dengan cepat, mencoba menghentikan mereka. Cahaya yang berasal dari simbol-simbol itu semakin terang, dan semakin kuat daya tariknya, membuat mereka hampir kehilangan keseimbangan.
Akhirnya, Haruto berhasil menghancurkan salah satu simbol dengan palu kecil yang ditemukan Yeonjun sebelumnya. Saat simbol itu hancur, suara gemuruh terdengar di seluruh ruang bawah tanah, seakan menggetarkan setiap sudut.
"Segera!" teriak Haruto, mengangkat palu. "Kita harus menghancurkan semua simbol ini!"
Dengan cepat, mereka mulai menghancurkan simbol-simbol lainnya satu per satu. Suara-suara aneh yang memekakkan telinga terdengar seiring dengan setiap simbol yang pecah. Namun, seiring berjalannya waktu, kekuatan sosok itu semakin kuat, semakin tidak terkendali.
"SEMUA INI TIDAK DAPAT DIHENTIKAN!" teriak sosok itu, tangannya mengarah ke altar. "KALIAN TIDAK TAHU APA YANG TELAH KALIAN LAKUKAN!"
Tapi saat simbol terakhir dihancurkan, cahaya yang memancar dari altar itu tiba-tiba meredup. Ruangan yang tadinya gelap dan mencekam kini mulai terang. Sosok itu terhenti di tengah-tengah, tubuhnya bergetar hebat seolah kekuatan yang mengendalikannya hilang.
"KENAPA?... KENAPA INI BERHENTI?" sosok itu berteriak dengan penuh kebingungan.
Yeonjun menatap altar yang kini hancur, tanda-tanda dari simbol-simbol yang terkikis mulai menghilang. "Kekuatan itu telah hilang. Takdir kalian telah berubah."
Dengan satu langkah terakhir, sosok itu terhuyung mundur, dan perlahan-lahan, tubuhnya menghilang menjadi debu. Semua yang ada di ruang bawah tanah itu pun ikut menghilang, seolah-olah semuanya hanyalah bagian dari mimpi buruk yang berakhir.
Namun, meski kekuatan itu telah hilang, dan mereka selamat dari bahaya, Hanni dan teman-temannya tahu bahwa meskipun mereka berhasil melarikan diri dari kegelapan, ada sesuatu yang lebih besar yang mungkin masih menunggu mereka di dunia yang tidak mereka ketahui.
Di luar sekolah yang kini kembali tenang, mereka berdiri di bawah langit yang gelap, berusaha memahami bahwa apa yang mereka alami bukanlah akhir dari segalanya—melainkan awal dari sebuah perjalanan yang lebih besar.
B E R S A M B U N G

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Whispers of the Forgotten • 04 Line ft. Yeonjun
Horror"Whispers of the Forgotten" 12 Orang Siswa 'Seoul International Academy', Hanni, Taesan, Ricky, Wonyoung, Haruto, Minji, Gyuvin, Bahiyyih, Leehan, Rei, Jungwon dan Jiwon, terjebak dalam misteri pembunuhan yang mengguncang sekolah internasional merek...