10 tahun yang lalu.
Tanahnya lembab. Aku merasakannya menempel di kulitku—dingin, lengket, dan terasa asing. Aku tidak tahu berapa lama aku tergeletak di sini, namun bau anyir yang menyengat hidungku, darah yang meresap ke dalam tanah, membuatku tahu sesuatu yang buruk telah terjadi. Aku membuka mataku perlahan, berusaha menepis kabut yang mengaburkan penglihatanku.
Langit malam begitu gelap, hanya ada cahaya redup yang memantul dari api yang masih menyala di kejauhan. Suasana di tempat ini sunyi. Terlalu sunyi. Tidak ada suara langkah kaki, tidak ada teriakan, tidak ada perlawanan. Hanya ada keheningan yang menyesakkan dada. Aku menoleh ke sekeliling, dan saat itu juga aku melihatnya—tubuh-tubuh yang tak lagi bergerak, tergeletak di setiap sudut tempat ini. Semua yang dulu kuanggap hidup, kini menjadi mayat yang tak bernyawa.
Aku menggigil, mencoba mengangkat tubuhku yang berat, namun rasa sakit begitu tajam, menyusup hingga ke dalam tulang. Aku memaksa diri untuk duduk, mataku mengabur melihat tubuh-tubuh yang terjatuh di hadapanku.
Klan ku... keluargaku...
Mataku terfokus pada satu titik yang membuat jantungku berhenti sejenak—di depan mataku, tubuh orang tuaku tergeletak tak bernyawa. Mereka terbaring di tanah, dengan darah yang menggenang di sekitar mereka. Keduanya hancur—matanya kosong, mulut mereka terbuka dalam diam yang abadi.
"Ayah.. Ibu..." kupanggil mereka dengan suaraku yang tercekat.
Aku merangkak dengan segenap kekuatanku yang tersisa, tubuhku terasa tak sanggup. Setiap inci gerakan seperti menusuk, tapi aku tak bisa berhenti. Aku harus ke sana. Aku harus memeluk mereka, merasakan sentuhan mereka yang sudah tak bisa kurasakan. Aku meraih tubuh ibu, menggenggamnya erat. Tubuhnya yang dulu selalu hangat, kini lebih dingin daripada angin malam yang menusuk tulangku.
"Maafkan aku... aku tidak bisa menyelamatkan kalian..."
Air mata mengalir deras, tetapi tangisanku terhenti ketika mataku tertumbuk pada sesuatu yang berkilau. Sebuah lencana—lencana kerajaan yang terjatuh di dekat tubuh ayah. Dengan tangan yang gemetar, aku meraihnya. Lambang kerajaan itu jelas terlihat, dengan simbol yang hanya bisa dimiliki oleh satu orang—Putra Mahkota.
Aku tahu. Aku tahu siapa yang ada di balik semua ini. Putra Mahkota, yang telah menghancurkan hidupku, keluargaku, dan seluruh klanku. Semua ini adalah takdir yang dia ciptakan. Semua ini adalah rencananya.
Sasuke...
Uchiha Sasuke...
Aku akan membuatmu merasakan apa yang kau lakukan pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HIDDEN BLADE
Historical FictionKetika Sakura melihat keluarganya dimusnahkan oleh Putra Mahkota Sasuke, ia hanya menyisakan satu hal, janji sunyi untuk membalas dendam. Putri dari klan bangsawan itu lenyap tanpa jejak, meninggalkan masa lalunya yang terluka dan mewujudkan satu tu...