Uweeeekkk...
Uweeeekkk...
Uweeeekkk...
Bukan Ayla yang muntah tapi Auden.
Duh... Dia yang hamil kenapa laki-laki ini yang malah muntah? Ayla takut jika Auden tahu kehamilannya jika begini, padahal dia ingin semua sesuai rencananya.
Sedikit banyak dia mulai hidup normal, bukan normal! Tapi Ayla yang mulai menerima segala penolakan dari Delisha.
Auden berkali-kali meyakinkan jika semuanya baik-baik saja, padahal laki-laki ini tidak tahu segala hinaan yang diterimanya.
"Edde tidak apa-apa?" tanya Ayla khawatir sambil mengelus-elus lengan suaminya yang terus mengeluarkan cairan bening ke dalam watafel.
Auden hanya menggeleng membuat Ayla terus menatap khawatir sambil berpikir apa yang harus dia lakukan.
"Edde tidak apa-apa." Auden menjawab meyakinkan sembari mencuci mulutnya dan berbalik sembari tersenyum ke arahnya.
"Yakin?"
Auden mengangguk dan memeluknya membuat Ayla menutup mata sembari membalas pelukan itu. Berkali-kali dia mencoba bertahan selain karena anak, tapi cintanya yang tertanam kuat tidak bisa dilepaskan.
Dia sangat mencintai laki-laki ini, selalu bermimpi untuk terus hidup bersama Auden, tapi ketika sadar konsep meminjam pada akhirnya Ayla tahu jika dia harus mengembalikan pada pemiliknya. Sandra.
Ah! Masih terlalu pagi untuk membicarakan hal ini.
"Begini lebih baik," bisik Auden sembari mengecup kepalanya berkali-kali membuat Ayla hanya tersenyum.
Anak-anak Ayla sudah pergi sekolah. Mereka sudah hidup normal, tidak lagi menitipkan anak pada Lola walau Delisha selalu saja merecoki anak-anaknya.
"Bentar! Emme buatkan sesuatu untuk meredakan rasa mual."
Auden menggeleng kembali menarik tubuh kecilnya dalam pelukan hangat tersebut.
"Edde tidak butuh apa-apa. Hanya ingin seperti ini," pinta Auden dan terus memeluknya tidak ingin melepaskannya.
"Ouucchhhh. Longgarkan sedikit pelukannya. Emme tak bisa napas." Ayla bergerak gelisah dia tidak ingin Auden merasakan perutnya.
Laki-laki itu melonggarkan pelukannya dan mengecup kening Ayla lama.
Terkadang dia merasa begitu dicintai dan dihargai oleh suaminya, tapi saat kembali berpijak pada kenyataan Ayla tahu jika laki-laki ini bukan miliknya. Miris, bukan?
Teringat saat kehamilan pertamanya ketika Ayla muntah-muntah dan Auden ada di sana sebagai antagonis.
Deg!
Ayla langsung mendongakan kepala menatap Auden serius ketika teringat Sandra yang saat itu heboh untuk membuatkan teh mint untuk meredakan mual.
Rasa bersalah kembali menyerang dadanya. Nyatanya kebaikan itu jadi senjata mematikan untuk Sandra karena laki-laki itu sekarang jadi miliknya. Kenapa takdir bekerja begitu aneh seperti ini?
"Emme buatkan sesuatu untuk Edde." Ayla tersenyum dan berusaha keras melepaskan pelukan keduanya.
Auden akhirnya mengangguk dan duduk di bangku miliknya. Sedangkan Ayla yang sedang menyiapkan teh mint untuk suaminya diliputi rasa bersalah setiap dia melakukannya. Entah kenapa dia terus teringat Sandra pagi ini.
Apa kabar wanita itu? Apakah dia bahagia? Pada akhirnya apakah dia bisa menerima takdir suaminya bukan lagi miliknya?
Saat mengantarkan cangkir teh tersebut, lagi-lagi Ayla kembali flashback jika statusnya masih sebagai seorang pembantu dia bekerja untuk majikannya dan anggap saja Sandra masih kerja.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTAI AKU ATAU CERAIKAN AKU!
RomanceKamu hanya punya dua pilihan; MENCINTAIKU atau MENCERAIKANKU! ___ SEASON DUA CERITA BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU. BACA DULU CERITA PERTAMA.