Boypussy, adult, 2jae
Cerita dewasa buat yang di bawah umur bisa skip, jangan lupa kasi vote sama komen.
Dont report!
"melu seneng kanggo mantenan mu yo, lee"
(Turut bahagia buat pernikahan mu.)Jamal tersenyum lebar menerima jabatan lelaki paruh baya di depannya.
"Matursembahnuwun, kung"
(Makasih kek.)Kakek jamal; Bagus anom namanya, turut hadir di acara pernikahan sang cucu satu-satunya. Lelaki yang katanya juragan di kampung sebelah itu datang walau harus menggunakan tongkat untuk menghadiri pernikahan cucu kesayangan.
"Bojomu uayu e"
(Istri mu cantik.)Mata bagus menatap nana yang berdiri di samping jamal lengkap dengan baju pengantin.
"Muga-muga anakmu sehat lan ayu se-uayu bojomu"
(Semoga anak kalian sehat dan lahir secantik istrimu.)"Matursembahnuwun, kung"
(Terimakasih kakek.)Kata jamal lagi dan tanpa melunturkan senyumannya.
"Hmm..kakung enteni awakmu ngejak dewek e nek omah"
(Hmm... kakek tunggu kamu ajak dia kerumah.)Setelah mengatakan itu kakek jamal perlahan berjalan pergi dari hadapan pengantin itu, dia nggak bisa berlama-lama di sana karena masih banyak orang yang mengantri untuk menyapa jamal dan nana.
"Kakeknya mas jamal?." Jamal nggak menjawab, dia hanya tersenyum mengiyakan pertanyaan nana yang kini sudah sah menjadi istrinya.
"Biar mas bantu." Tangan jamal terulur untuk membantu nana, interaksi mereka nggak lepas dari perhatian tamu udangan hingga menyebabkan sorakan dan bisikan orang-orang yang gemas melihatnya.
niat hati ingin membantu nana malah menjadi guyonan bagi tamu undangan
...
"Iso?." Nana berdehem kecil, dia jadi gugup ketika jamal tengah berada di belakangnya. Menatapnya lewat cermin dan salah satu pundak nana jamal sentuh dan beri usapan ringan.
"Nggak usah mas. Nana bisa sendiri kok." Cegah nana saat jamal hendak membantunya.
Jamal mengangguk namun nggak menjauh dari sana, matanya terus memperhatikan nana sampai akhirnya dia lihat nana kesulitan buat melepas bunga yang tersangkut di baju pengantinnya.
"Sini." Jamal merunduk, dia singkirkan tangan nana buat mengambil alih bunga itu hingga berhasil dia lepaskan.
Dan siapa sangka, kecupan tiba-tiba jamal bubuhi di renum nana. Nana terkejut, matanya terpaku menatap mata jamal dari jarak yang begitu dekat. Nana baru tersadar saat suaminya tersenyum hingga kedua pipinya menampakan cacat yang begitu menawan.
"Mas mandi dulu." Jamal berlalu begitu saja. Meninggalkan nana yang masih tertegun di tempatnya.
Nana telan ludahnya, wajahnya memerah bak tomat. Buru-buru dia gelengkan kepalannya dan berusaha mengontrol ekspresi wajah.
Dia rutuki dirinya yang malah tersipu karena efeksi kecil yang Jamal berikan dan lebih bodoh dia malah tersipu di depan Jamal langsung.
Nana menggeleng kecil lalu kembali melanjutkan kegiatannya hingga sang suami selesai dengan urusan mandi dan kini kembali kedalam kamar dengan keadaan yang jauh lebih segar dari sebalumnya.
"Kamu mau mandi dek?.''
"I-iya." Nana menjawab dengan gugup. Nggak mau bertingkah semakin bodoh di depan Jamal dia segera berdiri dan keluar dari kamar. Maklum rumah orang desa nggak kayak rumah orang-orang kota. Yang tiap kamar punya kamar mandi sendiri.
