"Jadi kau mendoakan aku gila?"
Lego sudah kembali ke rumah sakit dan sekarang berada di kamar rawat Hong bersama Tui. Ia menceritakan pertemuannya dengan Nut. Dan itulah tanggapan pertama dari Hong.
Tui sendiri hanya bisa tertawa. Ia juga tak menyangka Lego akan mengatakan hal itu untuk menjauhkan Hong dari Nut. Benar-benar tak terduga memang.
"Aku tak ada ide lain tadi, Hong. Yang terlintas cuma itu, jadi ya langsung kukatakan seperti itu."
Hong yang sedang duduk bersandar di atas ranjang menatap sahabat mungilnya dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Sudahlah, Hong. Lego kepepet. Jangan disalahin!"
"Nah, bener."
Hong mendengus pelan. Ia membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman.
"Apa yang terlintas di pikiranmu sampai kata itu yang keluar?" tanya Hong sambil menatap Lego yang duduk di sebelah kakinya.
Tui ikut menatap pemuda mungil itu karena penasaran juga dengan isi pikirannya.
"Biasanya kalo di sinetron kan abis diperkosa gitu ada trauma. Lalu depresi dan hampir gila. Jadi aku pake itu saja biar kelihatan lebih nyata," jelas Lego dengan muka polosnya.
"Lego tak salah," celetuk Tui.
"Kau tak pernah menyalahkan Lego," sergah Hong.
Tui dan Lego tertawa. Senangnya menggoda pasien yang baik-baik saja.
"Sudahlah. Setidaknya alasan yang dibikin Lego bisa menjauhkanmu darinya untuk sementara. Kau juga tak ingin bertemu dengannya dulu kan?" Tui menatap wajah sahabatnya yang terlihat biasa saja meski baru tertimpa musibah.
"Atau kau mau mengulanginya lagi?" Lego sudah menunjuk wajah Hong dengan ekspresi curiga.
Plakk..
Hong memukul tangan Lego yang ada di depan wajahnya. Ia menatap kedua temannya sebelum mulai bersuara.
"Aku bahkan tak tahu rasanya, kau sudah bilang mau mengulanginya! Aku hanya berpikir, apa ini semua memang sebuah karma? Dulu aku meniduri banyak wanita, sekarang aku dipaksa satu pria."
"Dulu bukan kemauanmu, Hong. Jadi itu bukan salahmu!" seru Lego.
"Sebenarnya P'Nut juga melakukannya secara tak sengaja. Dia dalam keadaan mabuk berat kan. Dia tak sadar dengan apa yang dilakukannya," ujar Tui tenang.
Lego langsung menatap sahabatnya itu dengan mata memicing tajam.
"Kau membelanya? Aku saja yang adiknya langsung menyalahkannya. Apa jangan-jangan kau menyukainya?"
Plakk.
Tui langsung memukul paha Lego. Hong hanya bisa geleng-geleng kepala melihat keduanya.
"Aku bicara setelah menganalisis situasinya."
"Bagaimana situasinya?"
"Nut mabuk berat, Hong sakit parah. Seandainya saat itu salah satu dari mereka dalam keadaan baik-baik saja, hal itu tak akan terjadi."
"Iya kah?"
Tui jadi gemas melihat Lego dalam mode lola begini. Hong pun diam saja tak ingin membantu meski ia paham maksud ucapan Tui.
"Kau tahu kekuatan orang mabuk bisa dua kali lipat dari biasanya?" Lego mengangguk. "Saat itu keadaan Hong lemas karena sakitnya. Seandainya keadaan Hong baik-baik saja, Hong pasti masih bisa melawannya. Kita tahu Hong lebih kuat dari kita."

KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Playboy (BL) ✓END
FanfictionSeorang pemuda yang terpaksa menyandang status playboy mengakhiri kisahnya. Ia tak lagi berhubungan dengan makhluk yang berjenis wanita. Seorang pemuda lainnya baru memutuskan hubungannya dengan sang kekasih karena penolakan orang tua. Seorang gay y...