~>')~~~
"Ustadz bisa menutup mata batin anak saya?"
Setelah kejadian 3 hari yang lalu dirumah tua tersebut, Keluarga Imung harus pindah rumah untuk melindungi janin istrinya dan anak kedua nya, pela
Kejadian itu memakan waktu dan energi yang cukup banyak, kejadian yang tidak pernah di lupakan oleh pela dan keluarganya
Kini keluarga tersebut tengah singgah di salah satu pondok milik seorang kyai terkenal di daerah Banten, mereka meminta pertolongan yaitu untuk menutup mata batin pela supaya ia bisa melupakan kejadian di hari itu
Kyai tersebut tersenyum kala mendengar permintaan dari Imung lalu beralih menatap pela, ah lebih tepatnya menatap yang berada di belakangnya
"Bisakah kau tidak mengikuti gadis kecil ini?" Setelah kata tersebut terlontar dari mulut kyai, angin tiba tiba berhembus dengan kencang, menyapa kulit yang mampu membuat semua orang disana merinding seketika
Bunyi tawa mulai masuk ke indra pendengaran, Imung menatap anak kedua nya, terlihat muka pela yang pucat pasi sembari tersenyum menyeringai hingga akhirnya ia mendongak dan melotot lalu mendorong Imung
Entah kekuatan dari mana, yang pasti Imung terdorong dengan cukup jauh. Ita Permata Sari, istri dari Imung tersebut sangat terkejut lantaran anaknya mendorong suaminya hingga terdorong dengan jauh, segera ia berjalan menuju suaminya lalu menggandeng anak sulungnya, Eka Rahayu Saputri
Kyai mendekat ke arah pela, segera ia memegangi tangan pela yang tengah memberontak
"LEPASKAN AKU, ANAK INI AKAN IKUT BERSAMAKU!" Ucap pela namun itu bukan suara pela melainkan suara wanita yang terdengar amat marah
Kyai mengkode anak muridnya untuk mengambilkan air yang sudah di doakan, dengan cepat anak murid kyai berlari ke arah botol dan memberikan botol tersebut ke guru nya
Segera kyai mencipratkan air tersebut tepat ke muka pela, pela meraung kesakitan, tak lama tubuh nya terjatuh dan pingsan lalu Imung beserta istri dan anak sulungnya langsung mendekat
Kyai tersenyum, ia menatap salah satu muridnya sekarang, "kenapa kau mengincar anak ini? Memangnya apa salah dia?" Tanya kyai tersebut
"Dia harus menemani anakku Yuna, Yuna...Yuna kesepian" jawab anak murid dari kyai tersebut
Kyai tersenyum, "haruskah dia yang kau incar?" Tanya kyai sekali lagi
Sang murid tersebut akhirnya mendongak menatap kyai dengan muka yang marah sembari menyolot, "TENTU SAJA, DIA SPESIAL DARI MANUSIA MANAPUN YANG TINGGAL DIRUMAHKU, DIA
DIA HARUS IKUT BERSAMAKU" lanjutnya lagi sembari menunjuk pela
Kyai menggeleng, "tidak bisa, kau tidak bisa menyeret manusia untuk ikut ke alam mu, maka dari itu enyahlah kau dari hadapan anak ini"
Kyai segera membacakan doa, arwah tersebut berteriak kesakitan dan akhirnya menghilang. Setelah selesai berurusan dengan arwah tersebut, kyai berjalan kembali ke arah pela dan keluarganya
"Aku bisa menutup mata batinnya, tapi kemungkinan besar hanya akan tertutup sekitar 77%" ucap kyai tersebut sembari mengelus kening pela dengan lembut yang masih pingsan
"Lalu? Apakah anakku masih bisa melihat mereka?" Tanya Imung sembari menatap kyai dengan penasaran
Kyai mengangguk, "tapi hanya makhluk yang memiliki kekuatan besar, tapi jika makhluk tersebut hanya memiliki kekuatan kecil maka pela hanya bisa merasakannya"
"Apakah tidak bisa 100% ditutup?" Tanya Ita, pasalnya ia cukup trauma dengan kejadian yang kemarin
Kyai menggeleng, akhirnya mau tidak mau mata batin pela hanya tertutup 77%, setidaknya itu cukup untuk menjaga penglihatan nya
•
•
•
•
•
"Terimakasih sekali lagi kyai, maaf merepotkan mu di malam hari seperti ini"
"Tidak apa apa, aku terbuka 24 jam untuk siapapun yang memerlukan bantuan ku. Omong omong, anak kalian sudah aman, aku sudah meminta leluhur dari kalian untuk menjaga anak tersebut, dan kalau bisa jangan sampai ia sendirian, karena imannya itu sangat lemah, ia sangat mudah di rasuki oleh arwah manapun" ucap kyai panjang lebar kepada dua pasutri di depannya
Imung mengangguk, akhirnya ia beserta keluarga nya pulang untuk mengistirahatkan tubuhnya karena energi nya habis di kuras hanya untuk anak kesayangannya itu
Flashback
Yoo aku kembali lagi dengan membawa book horror lokal yang ceritanya dari pengalaman ku sendiri, sebenarnya aku ingin melupakan kejadian ini, namun entah kenapa bayang bayang kejadian nya masih menyangkut dan tidak mau lepas dari otakku, karena dapat ide yaudah deh ku buat cerita aja :>
Anw jangan lupa untuk memberikan aku dukungan dengan cara vote / komen yaa, bay👋
YOU ARE READING
7 Hari dirumah itu[OG]
Terrorekonomi yang menurun memaksakan keluargaku untuk mengontrak di rumah dengan harga miring, rumah yang konon katanya merupakan peninggalan sebuah keluarga yang Cemara dan meninggal di rumah tersebut, bahkan makam keluarga terletak di belakang rumah ya...