Haiii...
Chapter 1 sudah meluncur yaaa...
Enjoy and Happy Reading!
Boleh banget tinggalin jejak vote dan komennya yaw
_______
Chapter 01 : Menetap Pulang
"Akhirnya kamu pulang juga, Cah Ayu.."
Kiara menerima sambutan berupa pelukan hangat yang Ibunya berikan tepat di depan pintu masuk rumah. Hampir 10 tahun ia tidak menginjakkan kaki di rumah ini. Begitu lulus SMA, ia memutuskan merantau ke ibukota untuk melanjutkan pendidikannya serta memulai kariernya sebagai digital marketer di perusahaan bonafit nasional.
"Kenapa Ibu tidak mau menempati rumah sebelah?"
"Karena itu milikmu, Nak. Ibu hanya mau pindah kesana jika kamu juga tinggal di sana."
Kiara menghela napas maklum. Ibunya ini memiliki harga diri yang begitu tinggi. Ia tidak akan mau menggunakan barang milik orang lain sembarangan meskipun sudah mendapat ijin dari sang pemilik.
Apalagi rumah di sebelah berdiri di atas tanah pemberian mantan suaminya...
Ya, salah satu alasan Kiara betah merantau dan tidak jua kembali adalah hancurnya keluarganya karena pelakor yang merebut perhatian Ayahnya.
Kiara tidak mengerti kenapa Ayahnya lebih memilih mengakhiri pernikahannya untuk menikahi wanita yang tidak lebih cantik dari Ibunya itu. Dan ia juga tidak berniat mencari tahu alasannya. Baginya tidak penting mengurusi orang yang tidak bisa setia dan bersyukur atas apa yang dimilikinya.
Beruntung Ibunya bukanlah orang bodoh yang hanya bisa meratapi nasib menjadi janda. Tak mau membuang waktu berdebat di pengadilan, ia mengajukan kompromi kepada Ayahnya untuk mempercepat proses perceraian.
Dan tanah di samping rumah ini adalah salah satu hasil kompromi Ibunya untuk memastikan kesejahteraan anak-anaknya terjamin.
"Besok kita pindah ke rumah sebelah." putus Kiara tegas. "Sepertinya rumah ini dilebur jadi satu saja dengan rumah sebelah."
Rumana tersenyum. "Iya, Nak. Kedua rumah ini memang milikmu. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu inginkan."
Kiara membalas senyum teduh sang Ibu. Ia merangkul bahu ringkih Ibunya lembut dan menghelanya masuk ke dalam rumah. Mereka menuju ruang makan yang mejanya sudah penuh dengan berbagai kudapan favorit Kiara.
"Ibu senang kamu bersedia menetap kembali di desa, Nak." Rumana kembali mengungkapkan perasaan senangnya. "Pasti berat meninggalkan kariermu yang sudah begitu tinggi di Ibukota."
Kiara menerima segelas jeruk hangat yang disodorkan Ibunya. "Ibu tenang saja. Sebelum mengambil keputusan, aku sudah memikirkan semuanya dengan matang. Aku belum pernah mengambil cuti selama bekerja, kurasa menganggur sejenak pun tak apa."
Ia mengerling menggoda Ibunya. "Semoga Ibu tidak malu memiliki putri yang malah menganggur ketika pulang ke rumah."
Rumana menepuk lengan putrinya gemas. "Kenapa harus malu?! Putri Ibu sudah bekerja keras selama ini. Ibu malah senang dia mau pulang untuk menikmati hasil pekerjaannya."
Kiara tertawa. Kembali ia bercengkerama mengenang hal-hal menyenangkan bersama Ibunya. Sembari menikmati kudapan lezat yang sudah disiapkan dengan sepenuh hati oleh sang Ibu.
~~~
"Kamu tidak perlu menunggu Ibu sampai selesai. Nanti Ibu bisa berjalan kaki bersama ibu-ibu yang lain, Nak. Kamu habis menempuh perjalanan yang jauh, beristirahatlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Help Fallin In Love
General FictionKiara terpaksa harus melepaskan kariernya sebagai digital marketing yang sudah mencapai level senior manajer di sebuah perusahaan bonafit nasional. Ibunya yang khawatir karena anak gadisnya tidak segera menikah itu memintanya untuk memilih diantara...