Episode 1

0 0 0
                                    

Rembulan adalah gadis remaja SMA. Dia mempungai 1 sahabat di sekolah nya bernama Gladiys. Tetapi tadi malam ia mendapati sebuah kabar tentang sahabat nya itu bahwa sahabatnya telah meninggal dunia karena di sambar oleh sebuah petir pada malam hari.

Rembulan yang mendengar kabar tersebut pun merasa kehilangan dan sedih, padahal baru kemarin ia berenang bersama dengan sahabatnya itu yang selalu aktif dan heboh. Berbanding terbalik dengan diri nya yang selalu terlihat tenang dan santai dalam keadaan apapun.

Beberapa minggu setelah kematian sahabatnya, kini giliran Rembulan. Saat ia hendak pergi menyebrang untuk membantu seorang nenek yang terlihat kesusahan membawa belanjaan banyak, tiba-tiba saja ada sebuah mobil sedan yang melaju dengan sangat cepat, Rembulan yang belum menyadari pada saat itu akhirnya pun tertabrak oleh mobil sedan tersebut.

Ketika badannya sudah menempel pada mobil sedan, tubuhnya terpental jauh dan terjatuh di jalanan dengan badan yang hancur lebur, akibat benturan yang amat keras.

Dan setelah itu matanya gelap total namun tiba-tiba mata nya membuka kembali dan menemukan dirinya sedang berada di sebuah hutan. Ia bangun dari tidurnya, lalu duduk dam menatap bingung ke arah sekitarnya.

Matanya mengerjap, Rembulan melihat pemandangan yang ada di sekitarnya saat ini terlihat jauh berbeda dengan duniannya. Ini seperti bukan di dunianya dulu, melainkan di dunia lain. Karena di sini ia bisa merasakan sendiri dengan indra penciumannya soalah mengatakan bahwa ini adalah dunia lain.

Tetlihat di sana banyak sekali pohon yang botak tidak ada daunnya berjejer rapi di sekelilingnya. Ia pun berdiri dari duduknya ingin memastikan dia sedang berada di mana.

Namun saat berdiri Rembulan marasakan tubuhnya yang amat ringan, ia pun melihat tangannya. Betapa terkejutnya ia saat melihat tangannya itu mengecil seperti tangan anak kecil.

Namun di sisi lain ia juga kebingungan.
Di mana tubuh nya yang hancur itu? Dan mengapa jiwa nya bisa bisa berada di raga seorang gadis kecil?
Siapa pemilik tubuh ini? Dan... "akh!"

Di saat beribu pertanyaan yang ada dalam pikirannya belum terjawab, tiba-tiba Rembulan merasakan kepalanya yang berdenyut sakit. Dan setelahnya sebuah memory mengenai tubuh yang ia tempati saat ini terputar dalam pikirannya layaknya sebuah video singkat.

Ternyata tubuh yang ia tempati saat ini namanya adalah "Loly". Sejak lahir orang tuanya membenci Loly, kehadirannya tak di inginkan oleh kedua orang tua nya, karena kedua orang tua nya hanya menginginkan seorang anak laki-laki agar anak nya itu bisa meneruskan ayah nya sebagai seorang kaisar. Loly pun di perlakukan layaknya seorang pelayan oleh kedua orang tua nya.

Ketika Loly melakukan kesalahan sedikit pun, orang tua nya tak akan segan-segan untuk menghukumnya dengan hukuman yang amat pedih bagi Loly, yaitu hukuman cambuk 20 kali.

Loly sering di hukum seperti itu oleh orang tua nya hanya karena Loly membuat masalah kecil. Padahal hukuman tersebut sebenarnya tidak boleh untuk anak yang di bawah 15 tahun. Tetapi peraturan itu tidak berlaku untuk nya yang mempunyai orang tua yang begitu besar ambisinya.

Saat Loly sudah berumur 9 tahun, ia pun berinisiatif untuk pergi dari rumah nya yang baginya seperti neraka untuknya. Walalu pun ia sudah terbiasa dengan cambukan, dan saat ini badannya sudah merasa kebal karena memang sering di hukum seperti itu. Tetapi tetap saja ia sudah tidak tahan lagi di perlakukan seperti itu oleh orang tua nya.

Loly tidak tahu bagaimana caranya agar orang tua nya itu tidak membencinya lagi, berbagai cara yang ia lakukan dari ia yang mendapatkan juara cerdas cermat sampai ia mendapatkan juara kesenian pun orang tua nya tetap tidak berubah dan masih membencinya.

Loly merasa sedih, dan akhirnya Loly memutuskan untuk pergi dari rumah nya.

"Oh... Gadis kecil yang malang. Kasihan sekali kamu Loly, lihat saja nanti aku akan membuat orang tua mu itu merasakan apa yang kamu rasakan selama ini." Ucap Rembulan dalam hati dengan satu sudut bibir nya yang terangkat.

Tetapi tunggu... mengapa suaranya terdengar sangat menggemaskan? Rembulan pun menepuk jidat nya sendiri setelah mengingat bahwa dirinya saat ini sedang menempati tubuh seorang gadis kecil.

"Baiklah mulai sekarang diri ku bukan lah Rembulan melainkan adalah Loly." Gumamnya sendiri.

Loly mulai berjalan menuju barat, entah tujuannya mau kemana tetapi saat ini Loly sedang mencari sebuah kota di sekitar sini. Tidak mungkin bukan bila dunia ini tidak memiliki kota? Karena ia tadi barusan melihat di memory nya yang terdapat sebuah perkotaan, tempat di mana Loly tinggal. Dan menurut dugaannya arah tempat itu adalah di sebelah barat dari tempatnya berada.

Dan benar saja hipotesisnya terbukti. Setelah berjalan kaki beberapa menit, terlihat di depan mata nya sebuah kota yang ramai akan penduduk.

Tidak ingin kehilangan kesempatan tersebut Loly pun segera berlari riang dengan langkah kecil, layaknya seorang anak kecil yang sedang bahagia karena sudah di belikan sesuatu yang amat ia inginkan.

Wajah Loly terlihat bahagia ketika Loly melihat di sana ada banyak pedagang makanan, Loly pun berhenti ketika melihat ada penjual roti, lalu ia menghampirinya. Tetapi belum saja mengucapkan satu huruf pun, pedagang roti tersebut sudah mengusirnya.

"Hei kau gadis kecil, aku tau kau adalah anak gelandangan. Dan aku tidak mau menerima orang gelandangan seperti kau. Nanti pembeli ku akan jijik beli di sini. Sana! Minta saja pada yang lain." Marah si pedagang.

"Aku ke sini bukan untuk meminta roti kok, aku hanya ingin bekerja di sini. Nanti sebagai imbalannya ibu kasih saja aku sepotong roti milik ibu." Ucap ku, sedikit berharap.

"Sudah ku bilang, bahwa aku tidak menerima orang gelandangan seperti kau. Cepat sana pergi!"

Aku menatap tajam ke arah pedagang tersebut. Tapi tak ayal apa yang padagang itu ucapkan itu memang benar, bahwa aku adalah gelandangan.

Dengan perasaan sedih aku pun kembali. Karena lelah, Loly pun berhenti di dekat pohon dan duduk. Namun tiba-tiba saja perut Loly berbunyi berteriak ingin makan. Loly mengelus perutnya seolah mengatakan kepada perutnya sendiri untuk "bersabar".

Cuaca di sini terlihat sangat dingin, karena ini adalah malam hari. Terlihat di sekitar Loly hanya ada pohon yang botak tidak ada daun, dan tanah yang kering. Sungguh di sini tidak ada tanaman yang bisa di makan. Bahkan di sini pun tidak ada lampu, terlihat gelap, dan beruntungnya Loly bisa melihat dalam kegelapan.

Sampai akhirnya datang seorang pria misterius mengenakan jubah hitam. Dia menyodorkan sekantong buah-buahan ke arah Loly. Loly pun menerimanya dengan senang hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang