Jungwoo's Friend

16 3 0
                                    

Seokjin

Hari ini aku tidak ke kantor. Urusan kantor aku pasrahkan pada Yoongi dan Namjoon. Memikirkan apa yang Jungwoo alami, pikiranku tiba-tiba buntu. Aku tidak bisa memikirkan apapun. Aku benar-benar kesal.

Saat Jungwoo kesulitan untuk tidur, kalian tahu apa yang sudah kulakukan? Aku justru membawa pulang seorang gadis ke rumahku yang lain. Aku bahkan berciuman dengannya. Benar-benar gila.

Bae Joo Hyun. Seharusnya aku tidak usah bertemu lagi dengannya. Gadis itu sumber masalah di hidupku. Dia menghancurkan segalanya. Dulu, gara-gara ia tiba-tiba menghilang, aku melampiaskan kemarahanku dengan menyiksa Kookie tanpa belas kasihan. Dan sekarang, karena gadis itu juga aku akhirnya mengabaikan Jungwoo.

Aku menghela napas. Sejak munculnya gadis yang dulu sangat menghancurkanku, rasanya aku selalu ingin marah-marah. Apapun yang ku lakukan selalu berakhir dengan kekesalan. Bahkan tanganku sampai terluka karena teriris pisau saat hendak mempersiapkan malam.

Tidak biasanya aku seperti ini. Aku selalu berhati-hati saat hendak melakukan sesuatu. Jika Yoongi mengetahui hal ini, ia pasti akan memarahiku.

"Ajeossi!!"

Aku tersentak kaget saat mendengar Jeritan Jungwoo yang baru saja pulang kuliah. Saat melihat tanganku berlumuran darah, dengan cepat ia menarikku menuju ke wastafel. Ia mencuci luka yang keluar dari telapak tanganku menggunakan cair bersih. Tidak usah ku katakan bagaimana rasanya ya, Yeorobun. Rasanya benar-benar sakit.

"Apa yang Ajeossi lakukan sampai terluka seperti ini?" Tanya Jungwoo dengan dahi yang berkerut.

"Mian. Ajeossi sedang mengiris apel untuk membuat Suyuk. Tiba-tiba saja tangan Ajeossi terkena pisau."

"Ajeossi bisa mengiris apel itu di atas tatakan. Bukan langsung di tangan seperti ini!" Sungut Jungwoo sambil mencari perlengkapan P3K di dalam bufet. Setelah menemukannya, ia segera mengeluarkan alkohol dan menuangkannya di atas telapak tanganku yang terluka.

Aku merintih kesakitan, namun tidak mengatakan apa-apa. Ku biarkan Jungwoo mengobati luka di tanganku hingga selesai.

"Sudah! Ajeossi diam saja di situ. Biar aku yang memasak makan malam!"

"Luka ini tidak seberapa, Saeng. Biar..." Ucapanku seketika terhenti saat melihat Jungwoo menatapku dengan tajam. Akhirnya, mau tak mau aku hanya memperhatikan penghuni paling bungsu di Mansion memasak makan malam.

Sejak Jungwoo tinggal di mansion, ada satu masakan yang harus selalu ada di meja makan saat makan malam, yaitu Kimbab. Anak itu sering merasa lapar saat tengah malam. Aku dan Yoongi sering memergokinya mencari-cari makanan dalam lemari. Atas inisiatif mendiang Lee Ajumma, akhirnya kami selalu membuat Kimbab saat makan malam.

Saat semua makanan sudah tersaji di meja makan, Jungwoo menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri. Sementara aku masih berada di dapur karena ingin membuat jus jeruk.

Aku sedang mengiris buah jeruk saat terdengar suara 'bib' yang berbunyi beberapa kali. Tak berapa lama, sosok Yoongi dan keempat adikku yang lain muncul di balik pintu.

"Hyung...." Ku dengar suara Tae yang memanggilku. Aku menoleh dan tersenyum.

"Jungwoo mana, Hyung?" Tanya Hoseok yang masuk terakhir.

"Jungwoo sepertinya sedang mandi." Jawabku.

"Ah..." Hoseok bergegas kembali keluar rumah.

"Wae?" Tanyaku dengan bingung pada Jimin. Sepupuku tersenyum.

"Ada yeoja cantik mencari Jungwoo." Jawabannya membuatku sangat terkejut.

"Mwo?"

"Hyung...!" Tegur Yoongi yang membuatku seketika menutupi mulut dengan tangan kiri. Yoongi langsung mendekat dan mencengkeram pergelangan tanganku.

The Closed HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang