The Baby is Coming

535 63 7
                                    

Air mataku tak bisa kubendung begitu sosok yang begitu aku nantikan selama bertahun-tahun lamanya ini akhirnya datang ke dunia.

Dengan tangan gemetar tanganku terulur untuk menyambut sosok kecilnya dari tangan sang dokter.

"Baby Key~" kataku, perlahan aku mengecup pucuk kepalanya dengan lembut dan sangat hati-hati. Rasa bahagia dan sedih bercampur menjadi satu, begitu aku menyadari bahwa hanya Khun Mae yang menemani proses persalinan ini.

Ya, tanpa Dia disampingku. Kebanyakan dari pasangan lainnya yang menemani istrinya menjelang persalinan, namun kali ini biarkan aku berjuang dengan sendirinya.

"Dia sangat mirip dengan, Fahlada." ujar Mae disampingku, tangannya mengusap kepalaku dengan lembut. Aku melihat ada air mata di ujung kedua matanya.

Aku tersenyum kemudian mengulurkan tanganku untuk memeluknya, kedua orang yang sangat berarti dikehidupanku saat ini.

Tak hentinya aku menangis, beberapa kali mengucap syukur karena telah menghadirkan sosok yang begitu berarti untuk saat ini. Mereka berdua yang aku miliki sekarang, namun ada satu sosok yang tak pernah tergantikan kehidupannya.

Beberapa kali aku menangisi kepergiannya begitu detik-detik buah hati kami hadir. Penantian yang sangat panjang, melewati beberapa proses yang mungkin orang lain tidak akan percaya.

"Fahlada pasti senang melihatnya disana, Earn." Khun Mae berkali-kali menenangkanku.

Ya benar sekali, jikalau ia masih ada disini kemungkinan juga ia akan merasakan hal yang sama seperti ku. Tapi ini sangat mustahil, ia tidak akan pernah kembali untuk selamanya.

Aku mungkin akan menemukan orang yang mirip dengannya, tapi tidak dengan kepribadiannya dan semua tingkah lakunya. Yang setiap hari membuatku tersenyum tanpa henti.

Sempat menyerah karena mungkin aku dengannya tidak dapat bersatu, namun takdir berkata lain. Justru ia yang sangat banyak berkorban untuk semuanya, mencoba membuatku bahagia dan tersenyum dengan caranya sendiri.

Semua hal ia lakukan demi membuatku tetap dengannya, walaupun begitu aku meminta untuk berpisah dengannya, berkali-kali aku lakukan.

Aku menghela napasku cukup panjang, sebelum akhirnya aku memberikan bayi mungil itu kembali pada dokter, untuk ditanganinya. Karena masih ada beberapa bekas noda yang harus dibersihkan. "Aku berjanji akan menyayanginya seperti Fahlada menyanyangiku, Mae." ujarku dalam isakan, rasanya sangat sakit karena kenyataannya ia tak pernah disini, disampingku.

Tapi aku tahu, ia tengah melihatnya sekarang. Bayi yang selama ini kita nantikan akhirnya lahir juga ke dunia. Aku memejamkan mataku sejenak, kemudian mengambil kotak kecil berwarna cokelat, didalam sana ada satu liontin bergambar bulan dan juga matahari.

Matahari melambangkan kekuatan, dan keberuntungannya, sementara Bulan melambangkan kelembutan, keanggunan, dan kesuburannya. Sama seperti Fahlada, sikap dan sifatnya yang menunjukkan bagaimana ia tak pernah lelah untuk menghadapi sesuatu. Sedangkan Bulan adalah diriku, dimana ia sebagai pelengkap sang Matahari, yang memiliki sisi kelembutan untuk menghadapi sifat kerasnya.

Keduanya saling melengkapi, aku dan Fahlada tergambarkan pada liontin yang akan aku berikan pada buah hatiku nanti, sebagai bentuk rasa sayang kami berdua kepadanya. Walau dari matahari sendiri sudah tidak ada, biarkan bulan yang menjadi pelengkapnya.

"Nak, suatu saat kau akan mengerti, betapa berharganya liontin ini ketika kau pakai saat dewasa nanti." aku tersenyum lembut sembari mengenggam erat liontin kecil itu.

"Baby Key Thananusak Sethratanapong. Nama itu Fahlada yang berikan ketika sang buah hati terlahir sebagai seorang laki-laki, dan sekarang keinginannya terwujud untuk memberikan nama itu."
























































Halo guys, One Shoot ini akan menemani hari-hari kalian.

Semoga suka yaa..

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
About You (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang