giving up virginity (sean & ana) 🚫

47.2K 143 1
                                    

Outhor
Pada hari yang telah di tentukan kanara datang bersama Dania yang menemaninya.
Baju dania

"na,lo beneran ngga mau ngubah keputusan lo?"tanya dania memastikan
"Ngga,dan. Keputusan gua udah bulat. Gua ngga mau ngerepotin lo lagi" dania yang mendengar jawaban nara langsung memeluknya.
Langkah kedua gadis itu menuju pada gedung yang terlihat di depan mereka.
Sesampainya kedua gadis di dalam gedung mereka langsung di sambut madam flora

"Nona Ana,mari ikut saya"
"Nona dania anda mau menunggu nona ana atau pulang?" tanya madam flora
"Lo pulang aja,dan. Gua ngga mau lo kenapa kenapa kalo disini"belum Dania menjawab. Ana terlebih dahulu menyela.
"Benar kata nona ana,lebih baik anda pulang saja nona. Disini terlalu bahaya untuk gadis cantik seperti kalian" ucap madam flora.
"Ya udah, na. Gua pulang dulu. Besok kalo lo perlu di jemput gua. Lo langsng telvon gua."ucap dania, sebelum pergi dania memeluk nara terlebih dahulu.
"Madam saya titip Ana ya"

Ana
Seperginya dania Madam flora membawa ku ke dalam ruangan yang terdapat banyak baju dan menyodorkanku sebuah gaun hitam.
"Pakailah"
"Sherly,tolong dandani nona Ana"perintah madam pada seorang wanita ber rambut pirang.
"Ana,jika kamu mau mendapatkan uang yang kamu mau. Kau harus membuat para audien tertuju pada mu. Buat mereka terkesima dengan dirimu. Kamu sangat cantik. Pasti semua orang akan tertarik padamu"ucapnya. Aku hanya menganggukan kepala.
"Waww dimana madam flora mendapatkanmu nona?. Kau sangat cantik dan body mu cukup ok"ucap sherly sambil memperhatikan ku. Aku hanya bisa tersenyum menanggapi ucapanya.

Setelah selesai di dandani aku di tujukan kedalam ruangan. Disana sudah banyak orang, dan tentu di dominasi pria.
"ana,gunakan kesempatan mu pada malam ini. Buat mereka membelimu dengan harga tinggi. agar kau tidak berakhir sepertiku di sini"ucap madam flora sambil mengelus pucuk kepalaku.
Aku memeluknya erat dan menangis
"Husatt,kamu jangan menangis Ana. nanti cantikmu luntur"guraunya menenangkan.
"Pergilah.."ucapnya dengan senyum tulus.

Sean pov

Disinilah aku berada. Di dalam ruangan yang penuh dengan pria hidung belang. Dimana mereka berlomba lomba menawar wanita.
Posisiku kini berada di barisa paling depan, aku bisa di depan tentu saja berkat teman temanku yang memboking tempat ini.
Anggep aja mereka duduk ya..

"Sean senyum dong,lo dari tadi di tekuk trus tu muka."ucap leo
"Lagian sih lo,kerja mulu. Kali kali lah seneng seneng"timpal axel.
Aku hanya diam membiarkan mereka mengoceh. Sebenarnya aku di paksa untuk mengikuti lelang konyol ini.
"Gua penasaran apa jangan janga lo ngga suka cewe ya?"ucap derel menimpali dengan disusul kekehan teman temanku
"Sial lo,gua ngga belok ya. Cuma belum ada yang menarik aja" memang di antar kami ber 4 hanya aku yang belum memiliki kekasih dan tak pernah melakukan ONS. jadi disinilah aku di paksa untuk melihat lelang konyol ini.
"Cek.cek"terdengar suara mc mengintupsi
"Baik hadirin yang sudah bersedia datang pada malam hari ini......"mc

"Baik saya perkenakan"
Gadis 1

Gadis 2

Gadis 3

Gadis 4

TTiba tiba gambar banyak yang ilang😪
"Baik tuan tuan, mungkin anda bisa memilih terlebih dahulu para gadis gadis didepan. Sebelum saya menawarkan harga" Mc
"Sial,tuh cewe ke 4 cakep banget" ucap pria di belang
"Lo bener. liat body nya,sexy banget coy. Ngga cuma wajahnya yang cakep body nya juga sexy parah" ucap pria lain.
Aku yang tadinya tak tertarik dengan acra ini seletika mataku tertuju pada gadis yang di maksud pria pria tadi. Jika para gadis lain menebarkan pesonany berbeda dengan gadis itu. Pandangany kosong dan hanya menatap lurus.
"Sean,sean."senggol leo.
"Lo tertarik sama cewe itu kan?"tebaknya. Aku hanya diam memperhatikan gadis itu.
Lelang terus berjala hingga tiba giliran gadis ke 4.
"Baik para tuan tuan,saya akan membuka harga sama seperti gadis lainya seharga 25.000 US dolar"
"30000"ucap pria tua di pojok barisan
"35000"ucap pria muda di tengah barisan
"45000"ucap axcel
"100.000"

hot short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang