DILARANG KERAS PLAGIAT⚠️
Banyak misteri dan hilangnya keadilan dalam kasus bullying ini, ketika salah seorang siswi menjadi korban bullying hingga mengakibatkan dirinya kehilangan beberapa bagian tubuh nya, cacat. Tetapi dimana keadilan atas tindaka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue bakal terus siksa lo, sebelum merasa gue puas" -Ratu Ningrat Graciola ^ ^ ^
AAAARRRGGG
Jambakan keras yang dialami oleh Ze yang membuat dirinya mengeluarkan teriakan yang bisa dibilang itu cukup keras, rasanya sebagian rambut yang ada dikepalanya seperti ingin rontok akibat jambakan yang sangat amat keras itu.
"Gue enggak salah denger kali ini."
"Fiks gue denger teriakan di dalam sana." Reon membalikkan badan menatap ke arah toilet itu.
Isi hati dan pikiran Reon sangat bimbang rasanya ingin masuk dan mengecek apakah ada sesuatu di dalam sana (toilet perempuan), tetapi disisi lain Reon juga takut untuk memasuki toilet perempuan, pasalnya dia hanya seorang diri.
Takut dirinya mendapatkan tuduhan tidak benar ketika ada seseorang yang tidak sengaja melihat nya masuk ke dalam toilet perempuan, dan berfikir yang tidak-tidak yang mengakibatkan salah faham. Cemas, khawatir, itu yang Reon rasakan, Reon tidak berani memasuki toilet perempuan dan tidak berani pula dirinya pergi dari tempat itu, bimbang sekali rasanya.
"AAAAAARRRGGHHH LEPASIN GUE," teriak Ze kesekian kalinya.
"Fiks ini pasti ada sesuatu yang enggak beres."
"Ini yang kesekian kalinya gue denger teriakan cewek di dalam sana."
Ucap Reon pada dirinya sendiri dengan menatap ke arah toilet perempuan, karena ini yang kesekian kalinya Reon mendengar teriakan itu, yang di akhiri dengan kalimat yang menandakan bahwa orang tersebut sepertinya membutuhkan bantuan atau mungkin ada sesuatu yang tidak beres di dalam sana.
Beberapa menit setelah Reon menatap ke arah toilet itu, dengan cepat. Reon bergegas memasuki toilet perempuan untuk mencari di mana sumber suara itu.
Disetiap sudut pintu toilet, dengan ragu Reon menempelkan telinganya untuk mencari sumber suara tersebut dan sedikit mengetukkan pintu toilet dengan tangan yang bergetar, hanya untuk menandakan apakah di dalam sana baik-baik saja?.
Kini semua pintu toilet sudah Reon pastikan bahwa di dalam sana tidak ada apa-apa, tetapi ada satu toilet yang belum Reon cek dan satu-satunya toilet di ujung sana yang terus menerus terdengar dobrakan pintu dari dalam yang membuat Reon semakin penasaran dan menaruh pikiran curiga.
"Woi di dalam ada orang kah?"
"Sorry gue lancang masuk toilet perempuan sembarangan karena tadi gue denger beberapa teriakan dari dalam sini," teriak Reon agar seseorang yang di dalam toilet itu mendengar nya.
"BUKA!! PASTI DI DALAM ADA SESUATU YANG ENGGAK BERES KAN?"
"BUKA WOI." Tidak ada jawaban dari dalam sana, Reon cemas, sesuatu apa yang terjadi di dalam sana?
"Sialan!!" Ratu memukul dinding menatap Ze dengan tatapan penuh dengan kebencian.
"Gila itu Reon guys," Laras memberi tahu kepada Ratu dan Azalea.
"Sial!! Jangan sampai Reon tau gue enggak mau kalau Reon sampai tau soal ini," ucap Ratu cemas.
"Enggak ada apa-apa gila! Lagian lo siapa sih, lo ngapain masuk-masuk toilet cewek," jawab Ratu.
"Kita disini berisik karena disini kita orang banyak, dan toilet nya sempit, disini kita lagi main-main bercanda biasalah cewek, jadi aman iya kan guys, " Ratu menjawab pertanyaan Reon dengan suara yang sedikit ia bedakan, agar Reon percaya bahwa di dalam tidak ada apa-apa dan tidak bisa mengenali suara orang yang ada di dalam toilet itu.
"IYAAAA BENER TU AMAN HAHAHAHA," sahut kedua gadis itu Lea dan Laras, dengan gelakan tawa dan suara yang berbeda agar Reon tidak bisa mengenali bahwa orang yang berada di dalam sana itu orang yang Reon kenali, yaitu mereka bertiga, Ratu, Azalea dan Laras.
Reon tidak tahu siapa di balik pintu toilet tersebut, Reon tidak mendengar terlalu jelas suara mereka, karena di dalam sana memang terdengar berisik.
"Hah masa sih? Yang bener aja, coba kalian keluar kalau emang enggak ada apa-apa," tanya Reon untuk memastikan apakah yang mereka katakan itu memang benar?.
"Hah apa sih lo, kita ini lagi di toilet malah di suruh keluar, siapa sih lo, wahh jangan-jangan ini akal-akalan modus lo doang kan, gue laporin guru lo dasar cabul."
"E-ehh maksud gue enggak gitu, gue cuman mau mastiin aj..." Reon belum sempat menyelesaikan ucapannya tetapi ucapannya terpotong oleh lawan bicara nya itu.
"Kalo lo belum pergi juga gue bakal telepon guru dan laporin kalau ada cowok cabul masuk toilet cewek," ancam Ratu berpura-pura agar Reon segera pergi.
"Eh i-iya gue pergi jangan laporin," ucap Reon gugup.
Tanpa pikir panjang Reon pun bergegas pergi dari kawasan toilet perempuan itu, dirinya takut jika lawan bicara dibalik pintu toilet itu mengadukan hal ini kepada guru, reputasi Reon akan hancur pasalnya ia seorang yang sangat amat menjaga image di sekolah, tentu itu semua karena dirinya seorang siswa yang berprestasi.
Setelah Reon pergi dari tempat tersebut dan ingin memasuki kelas, banyak pertanyaan menumpuk di benaknya, tetapi ia berusaha menyingkirkan pikiran tersebut, mungkin saja memang benar tidak ada apa-apa, hanya beberapa siswi yang sedang bercanda di dalem toilet saja, bukan begitu?.
"Heh gue peringatin ya jangan sesekali lo mencoba buat aduin ini atau cerita ke siapapun, kalo lo enggak mau hari ini, di toilet ini, lo jadi mayat," ucap Ratu dengan mengangkat dagu Ze dan membenturkan kepala Ze ke dinding dengan cukup keras.
"Denger gue baik-baik, gue bakal terus siksa lo sebelum gue puas!" umpat Ratu.
"Ayo guys pergi." Ajak Ratu untuk pergi dari dalam toilet ini, diangguki oleh kedua temannya melangkahkan kaki pergi dari dalam toilet.
Setelah ketiga siswi itu pergi tubuh Ze ambruk terkapar lemas, seluruh badannya menggigil akibat guyuran air dan raut wajah yang pucat, rasa sakit dikepala kian menyerang, perlahan-lahan pendengaran dan penglihatan Ze mulai memudar.
>>
Thank you guys sudah membaca! Jangan lupa untuk meninggalkan vote dan komen^^