The Troublemaker Daughter of the Grand Duke Wants To Live Alone

Ch 165

Aku menghabiskan sarapanku dan bergegas ke Logan.

Kalau-kalau Tia Bluea mampir lagi hari ini, aku harus segera menyelesaikan semuanya. Tia Bluea adalah orang yang bisa muncul kapan saja.

Logan, yang tidak sarapan dengan benar, terjebak di labnya hari ini.

Aku mengetuk pintu, tetapi tidak ada yang menjawab. Tanpa gentar, kali ini aku menggedor pintu lebih keras.

"Tentu saja, tidak ada jawaban."

Logan biasanya tidak keberatan bertemu orang, tetapi ketika dia sangat tenggelam dalam penelitiannya, dia berpura-pura pergi.

Biasanya, aku akan menyerah dan pergi, tetapi karena aku punya urusan sendiri hari ini, aku tidak bisa menyerah semudah itu.

Aku mengepalkan tanganku. Aku menggedor lebih keras dari sebelumnya.

"Siapa itu...?"

Setelah beberapa saat, Logan membuka pintu, mungkin menyadari bahwa aku tidak akan menyerah begitu saja. Dengan matanya yang waspada, dia tampak kelelahan, kemungkinan besar karena tidak cukup tidur malam sebelumnya.

Dia bertanya siapa orang itu karena rasa hormat, tetapi dia tidak tampak terkejut melihatku.

“Ngomong-ngomong, waktu kamu mengetuk pintu, aku kira itu nona.”

“Kenapa kamu nggak bukain pintu lebih awal?”

“Kamu kelihatan capek, jadi kurasa kamu kurang tidur.”

Aku nggak yakin apakah dia seharusnya mengatakan itu, tapi dia tidak menanggapi pertanyaanku dengan baik. Aku mengusap mataku cepat-cepat karena memang benar aku kurang tidur karena akhir-akhir ini aku selalu berada di kamar Grand Duke Estin setiap malam.

Logan menyeringai melihatku. Dia nggak mungkin tahu apa yang aku lakukan di malam hari, kan?

Aku berjalan melewatinya dan memasuki lab, lalu menemukan tumpukan buku dan jamur beracun di atas mejanya.

Logan baru-baru ini melakukan penelitian tentang binatang terkutuk itu. Di sebelahnya ada wadah susu yang tampaknya bisa jadi alternatif sarapan.

“Makan itu sebagai pengganti makan tidak baik untuk staminamu.”

Saat aku melihat meja Logan dengan ekspresi tidak senang, aku mengerutkan kening melihat ujung jamur beracun itu digigit perlahan.

“Kamu tidak makan jamur beracun itu, kan?”

“Apa?”

Aku menggigil membayangkan Logan memakannya untuk melihat bagaimana tubuhnya akan bereaksi.

Ketika aku berbalik, aku bisa melihat Logan di belakangku, menggaruk kepalanya dan menatapku dengan bingung. Wajahnya menjadi serius saat dia merenungkan sesuatu.

“… Tolong rahasiakan ini.”

“Apakah kamu gila?”

“Itu yang harus kulakukan untuk menyelesaikan penelitianku.”

“Apakah ada yang aneh terjadi pada tubuhmu?”

“Sekarang setelah kupikir-pikir, sesuatu baru-baru ini mulai tumbuh di ujung jariku.”

“Di ujung jarimu?”

tanyaku serius, meraih tangan kanan Logan dan memeriksanya. Karena aku menyaksikan bagaimana benjolan Hitam berubah menjadi binatang terkutuk, aku menjadi khawatir dengan Logan.

Itu tidak masuk akal. Benar-benar tidak masuk akal. Aku seharusnya tidak memberikan Logan jamur beracun itu.

Aku memeriksa tangan Logan perlahan, tetapi aku tidak melihat sesuatu yang aneh.