Superhero terhebat

14 5 2
                                    

Cinta seorang ayah memang tidak pernah terlihat jelas, namun cintanya lah yang membuat banyak anak perempuan mampu berdiri hingga saat ini.

Surakarta, 5 Juli 1982.

Anak yang berusia lima tahun itu baru saja kehilangan sang ibunda di sisinya. Menghilangkan sebuah rasa upeksa dalam hidupnya.

Akhirnya, anak itu dan ayahnya memutuskan untuk pindah ke suatu rumah kosong yang hanya terisi oleh beberapa lemari kecil.

Anak itu tertawa dan terdiam saat mendengar suara tawanya terulang.

"Siapa kamu? mengapa kamu mengikuti ucapan saya?" tanya anak itu dengan sedikit rasa keheranan.

Namun, kalimat yang diucapkan malah terucapkan kembali. 

"Hey?! mengapa kamu mengikuti ucapanku?? Jawab, siapa kamu?" tanya anak itu kembali.

Tapi lagi Dan lagi kalimat yang sama terlontar kembali pada dirinya. Tak ada jawaban, hanya kata itu yang terulang terus-menerus pada dirinya.

Ayahnya tertawa ketika  melihat hal itu. "Coba katakan, Kamu cantik, kamu manis."

Gadis itu pun menuruti perkataan ayahnya, kembali lagi gadis itu pun mendengar ucapan yang sama tapi dengan sebuah pujian.

“ Sebenarnya dia itu siapa yah? Kenapa dia meniru semua yang aku katakan?’. Tanya sang anak. Sang ayah pun lalu menjelaskan.. “ Itu adalah gema suara nak.. gema dari suara mu yang di pantulkan oleh tebing dan lembah di gunung ini. Dia membalas tiap apa yang kamu katakan. Jika kamu berkata baik, maka dia juga akan menjawab baik. Jika kamu berkata buruk, maka dia pun akan menjawab hal yang buruk pula. Karena dia tercipta dari apa yang kamu katakan sendiri”.

“Begitupun hidup.. dalam kehidupan, kamu akan menuai apa yang kamu tanam. Jika kamu berbuat baik pada sesama, maka kamu akan mendapat balasan yang baik pula. Jika kamu berbuat jahat pada sesama, maka kamu pun akan mendapat balasan yang serupa juga”. Jelas sang ayah. Dan anak itu pun mulai mengerti makna dari sebuah kehidupan. Karena sebenarnya, kehidupan adalah gambaran dari imbal balik apa yang kita lakukan.

Surakarta, 12 November 1987.

Suara deburan ombak terdengar nyaring di kuping dengan aroma khas air laut tercium kuat dan embusan udara dingin menusuk ke tulang. Diiringi dengan kicauan burung-burung yang terbang ke sana kemari seakan memberikan pujian atas indahnya garis pantai.

Langit yang tadinya berwarna biru kini mulai berubah warna menjadi warna jingga yang memanjakan nayanika.

Pantai menjadi saksi sebuah canda tawa yang terdengar dari seorang anak kecil beserta ayahnya.

Abinaya Puspita adalah seorang anak perempuan yang baru saja menginjak usianya ke sepuluh tahun. Ia adalah anak perempuan yang mendapatkan kasih sayang yang seindah arunika dari sang ayah. Sedangkan, sang ibunda tercinta sudah lama meninggal buana menyisahkan lakuna.

"Ayah, jika Naya sudah besar, Naya pengen jadi dokter hebat . Naya mau sembuhin banyak orang," seru Abinaya dengan sebuah senyuman kecil yang terukir erat di wajahnya.

Aksara purwono — ayah Abinaya, tertawa kecil melihat putri mungilnya mengucapkan sebuah kalimat tentang mimpinya dalam masa depan.

"Kalau udah jadi dokter, Naya harus janji buat harsa selalu dalam buana yang fana ini, ya," celetuk Aksara.

Aksara masih sentiasa menatap ke nayanika milik Abinya yang kirana tiada habisnya. Tatapan seorang ayah yang memiliki sebuah pengaruh dalam hidup seorang anak saat ini maupun saat nanti.

Superhero terhebat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang