21. Menangani heat Omega 🔞

107 34 16
                                    

Warning : Sedikit adegan dewasa, yang dibawah umur, dosa ditangani sendiri.

.

.

.

"Maafkan aku Khun-san." Baam berkata seraya mengikat tangan sang Omega dengan sebuah dasi lalu memangkunya ke dalam tumpukan selimut yang telah Khun buat sebelumnya di tempat tidur.

Mendengar rintihan dan ekspresi menyedihkan dari tunangannya itu, Baam merasa bersalah. Ia tidak ingin membuat Khun menderita. Tapi Baam akan lebih membenci dirinya sendiri, bila dia menyentuh tanpa izin. Apalagi saat ini, Khun sama sekali tidak dalam keadaan untuk berpikir rasional.

"Alpha... Alpha.. sentuh aku..." Khun berbisik tak berdaya, suaranya lembut, halus dan menyedihkan. Membuat siapa saja yang mendengarkan tak tega. Baam juga demikian, akan tetapi ia telah menguatkan hati. Ia segera mencari barang rahasia yang Khun sembunyikan dan akhirnya menemukannya.

Sebenarnya, Baam cukup malu untuk menggunakan barang-barang ini. Apalagi ini milik Khun. Namun apa daya, ia tak punya pilihan. Saat ini, hal utama yang perlu dia lakukan adalah membantu sang Omega keluar dari masa heat-nya. Setidaknya Khun perlu 'keluar' sekali sebelum ia bisa menyuntikan inhibitor pada sang bluenette.

Diliriknya Khun, yang menggeliat--masih memohon sedih. Menyerukan nama Alpha lembut, meminta perhatian dengan rengekan serak. Baam merasa pusing sejenak. Ia memang tidak bisa mencium bau feromon Khun. Tapi visual Omega dalam heat sangat luar biasa. Sesuatu dalam dirinya seperti memanggil, telinganya yang menangkap rintihan dan keluhan sang Omega. Membuat tubuhnya membeku disertai dengan desiran aneh. Menjalar ke seluruh tubuh, terutama pada bagian bawah kakinya. Ini sangat memalukan...

Fokus Baam, kamu harus membantu Khun dalam heat. Bukan terbuai dengan desahan menggoda yang membuat ia 'turn on'.

Menggelengkan kepalanya sejenak--mengusir bayangan mesum di benak--Baam membuka kotak tersebut dan kembali merona.

Ia tidak aneh dengan barang-barang ini karena pekerjaannya sebagai polisi dulu. Namun, waktu itu tugasnya hanya menyita. Dia tidak pernah menggunakan 'barang' ini untuk kesenangannya.

Menyingkirkan rasa ketidakberdayaan, Baam berjalan ke arah Khun yang masih menggeliat untuk lepas. Mencoba mendekatinya sepenuh tenaga. Mata biru itu sangat gelap oleh nafsu. Menatapnya lapar disertai keluhan. Air mata terancam mengalir dari pelupuk mata. Akibat rasa sesak dan bayangan bahwa Alpha-nya menolak.

"Khun-san, aku akan membantumu. Jangan menangis ok?" Baam berkata lembut, tangannya menyisir rambut Khun lalu mengusap keringat sang bluenette dengan sapu tangan.

Mendapat sentuhan yang diinginkan, Khun mendengus nyaman. Kepalanya mengikuti gerakan Baam di rambutnya. Mendengkur manis layaknya kucing.

Setelah membuat Khun tenang, Baam tidak berani melepas ikatan dasi di tangan Khun. Ia memberanikan diri untuk menyibak kemeja sang Omega dan mendapati bahwa selangkangannya telah sangat basah. Apalagi dia bisa melihat bahwa cairan bening itu masih mengalir. Menandakan bahwa sang Omega siap untuk 'dibuahi'.

Menatap Khun yang masih menggeliat ingin mendekat, Baam memantapkan hati. Ia membawa salah satu 'barang' lalu menatap Khun dengan rumit. Dia menghela napas sebelum membiarkan Khun duduk di pangkuannya.

"Khun-san, maaf." Baam berkata lembut, lalu memasukan jari tengahnya ke dalam lubang Khun yang tengah dilapisi cairan lengket.

Sang Omega mendesah, ia menatap Baam dengan semangat dan berusaha untuk mendorong jari itu lebih dalam. Membuat sang brunette cukup kewalahan akan keagresifan tunangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 12 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misplacement HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang