Sudah ada 1 bulan Friska berada di LS. Awal-awal terasa begitu sibuk dan penuh kegiatan bagi mereka. Namun waktu berjalan begitu cepat dan berkesan. MPLS lewat begitu saja dan mereka semakin dekat. Ia mendapatkan kelas A bersama Dania. Sedangkan Nichel mendapatkan kelas B dan Handika kelas C. Pembagian kelas ini tak berdasarkan kepintaran namun berdasarkan urutan pendaftaran. Friska juga dekat dengan teman kelasnya. Dan hari ini entah ada angin apa, Friska mendapatkan confession alias pernyataaan cinta dari teman dekat sekelasnya Yaitu Aksa Diasegna.
"So, will you be my girlfriend?" tanya Aksa sambil memberi buket bunga warna biru kesukaan Friska.
Friska menelan ludah, duh gimana ya? masalahnya gua dah suka sama seseorang.. pikir Friska bingung. Lalu ia teringat teman kelasnya yang bernama Queen yang selalu memuja-muja Aksa dan menyukai Aksa. Ia akan menghancurkan persahabatan bila ia menerima pernyataan cinta Aksa ini. Sementara itu, orang-orang di sekeliling mereka berseru meriah.
"Terima!terima!terima!" seru mereka.
"Maaf, aku gak bisa". Jawab Friska pelan.
Aksa menatap Friska tenang dengan senyuman hangat yang masih menempel. Meski tak menduga akan di tolak seperti iini padahal sudah sedekat ini. Para siswa-siswi di kafetaria sekolah itu bersorak kecewa
"Yaaaaaaaaaaaahhhh" sorak mereka dengan kecewa. Friska tersenyum canggung. Aksa mendekat, lalu menepuk kepalanya perlahan.
"Gak apa, gua ngerti kok. Belajar yang baik ya" ucap Aksa menanggapi jawaban Friska dengan senyum hangat. Friska mengangguk.
"Pasti dong!" tanggap Friska pada Aksa.
Para siswi-siswi termasuk Queen di antara mereka berseru kesal. Aksa ditolak?? Aksa yang sempurna dan perfect itu?WOI FRISKA! Buta lo ya? pikir Queen kesal dengan wajah masam. Friska melihatnya, dan tersenyum nyengir dengan isyarat kedipan mata. IIIIIIH NYEBELIN LO! .Apa Friska sengaja nolak Aksa gara-gara gua suka ya? lanjut Queen berpikir. Tapi kalau begitu, kesannya seperti Aksa dan Friska TTM, tentu tetap menyebalkan. Kerumunan pun bubar karena hal menarik tak terlihat lagi. Lalu Dania dan Nichel menghampiri Friska yang sedang berbincang dengan Aksa.
"Friska!" sapa teman-temannya itu. Dania datang bersama Handika dan Nichel. Melihat hal itu, Aksa yang merasa malu memutuskan pamit dari Friska.
"Hei Dan!" sapa Friska pada Dania
"Diterima gak tuhh? enggak yaa? yaaahh gak asik" tanggap Dania pada Friska. Friska menggeleng dan memutar bola mata malas.
"Gua nganggap dia sekadar teman baik doang.. jadi bingung" jelas Friska. Nichel merangkulnya hangat
"Ya tolak aja Fris, kalo kata anak kelas aku sih..dia suka ngerundung di kamar nya." celetuk Nichel. Dania menoleh dan menatap Nichel dengan alis yang naik sebelah.
"Apa iya? kok gua gak tahu ya?" celetuk Dania. Dika menertawakan nya
"Hahaha! kan lo gak ditemanin!haha!-"
*BUGH!
"Woi sakit!" seru Dika mengeluh begitu Dania memukulnya keras di bagian punggung. Dania menatapnya jengkel.
"Gua punya kok!" bantah Dania
Mereka berjalan ke arah taman sekolah bersama-sama sambil berbincang-bincang. Lalu Nichel memperhatikan Dika. Kalau dilihat-lihat, Dika ini lumayan tampan? tapi kenapa ya bisa-bisanya dari bulan lalu gak ada yang jadi pacar dia? pikir Nichel. Nichel pun akhirnya menyeletuk.
"Oh iya Dika, kamu kan lumayan populer juga. Tapi kok dari kemarin aku gak lihat kamu mesra-mesra sama siapapun gitu?" Tanya Nichel. Dika menoleh pada Nichel dan terssenyum lalu ia terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece Of Puzzle
Teen FictionGadis yang kita bicarakan ini bernama Friska Anatasia, seorang remaja yang berusia 14 tahun tengah mendapatkan beasiswa dari sekolah ternama .Ia mendapatkan kesempatan emas untuk menjadi murid beasiswa terhormat di LS yang bahkan presiden negara bis...