Mencari Abhipraya

268 51 18
                                    

✨HAPPY READING✨

Di bawah sinar matahari sore yang lembut, Asterin dan Ruella menunggangi kuda mereka, perlahan meninggalkan kediaman para pangeran. Keheningan sempat mengisi perjalanan mereka, hingga Asterin memecahnya.

"Rue, apakah kau benar-benar menyukai Jamie?" tanyanya, menoleh pada Ruella yang tengah sibuk merenung.

Ruella tersenyum kecil, meski ada bayang-bayang keraguan di matanya. "Emm, tapi sekarang aku harus mundur."

Asterin mengernyit, tak bisa menutupi nada jengkel dalam suaranya. "Bagaimana mungkin pangeran dari kerajaan besar seperti Amarantha mencintai seorang dayang biasa?"

Ruella menundukkan kepala, menghela napas panjang. "Mungkin aku tidak secantik itu untuk mendapatkan pangeran seperti dia."

Asterin menatapnya dengan kesal, namun juga ada rasa iba di dalam tatapan itu. "Berhenti berbicara seperti itu, Ruella. Dayang itu mungkin bisa mengambil hati Jamie, tapi dia takkan pernah bisa mendapatkan hati keluarga kerajaan. Apa yang bisa dibanggakan dari seorang dayang sepertinya?"

Ruella terdiam, hatinya merasakan sedikit ketenangan dari ucapan Asterin, meski di dalamnya tersembunyi maksud yang lebih tajam.

Asterin, dengan keangkuhan khasnya, selalu menggambarkan dirinya sebagai sosok yang sempurna – dan mungkin tak sepenuhnya tulus.

Asterin melanjutkan dengan nada yang lebih lembut, seakan-akan ingin menenangkan sahabatnya. "Dengar, Ruella, kau jauh lebih pantas dari yang kau pikirkan. Kau memiliki segalanya, kecantikan, kecerdasan. Jamie suatu saat akan menyadari itu."

Mata Asterin menyipit dengan sinar tekad, menatap Ruella yang tampak ragu.

Ia tahu bahwa sahabatnya ini pantas mendapatkan lebih dari sekadar peran pengagum dalam bayang-bayang. Tidak, jika Ruella ingin Jamie, maka ia seharusnya tidak menyerah begitu saja.

"Apa kau yakin mau mundur begitu saja?" tanya Asterin, nada suaranya menguat, penuh dorongan. "Kalau kau memang menyukainya, maka kau harus memperjuangkannya, Ruella."

Ruella tampak terkejut mendengar semangat yang tak terduga dari sahabatnya. "Tapi... Jamie sudah tertarik pada dayang itu. Bagaimana mungkin aku bisa mengubah perasaannya?"

Asterin tersenyum tipis, tatapannya tajam. "Percayalah, kau lebih dari cukup untuk mendapatkan perhatiannya. Kau hanya perlu sedikit usaha dan keberanian untuk merebutnya dari dayang itu. Jangan biarkan seorang dayang biasa merenggut apa yang seharusnya menjadi milikmu."

Ruella terdiam, menimbang-nimbang kata-kata Asterin. Bagian dalam hatinya bergejolak antara keraguan dan keinginan yang kuat untuk memperjuangkan perasaannya.

"Kau tahu, Jamie mungkin tertarik pada dayang itu sekarang," lanjut Asterin dengan nada yang licik, "tapi itu hanya karena dia belum melihat apa yang kau miliki. Tunjukkan padanya siapa dirimu sebenarnya, dan buat dia sadar bahwa dayang itu takkan pernah bisa memberikan apa yang bisa kau berikan padanya."

Ruella tersenyum perlahan, semangat dalam dirinya mulai menyala. "Kau benar, Asterin. Mungkin aku hanya perlu sedikit berusaha lebih."

Asterin mengangguk puas. "Itu yang ingin kudengar. Ingat, dalam cinta dan perang, segala cara bisa dilakukan. Jika kau memang menginginkannya, rebutlah dia. Tunjukkan bahwa kaulah yang pantas berdampingan dengannya, bukan dayang itu."

Ruella akhirnya tersenyum penuh keyakinan, tekadnya bulat. "Terima kasih, Asterin. Kau benar. Aku tak akan mundur begitu saja."

Keduanya melanjutkan perjalanan dengan penuh semangat, dengan Asterin yang diam-diam tersenyum puas. Ia tahu bahwa dorongan ini akan membawa perubahan besar, baik bagi Ruella maupun bagi hubungan antara Jamie dan dayang itu.

An Imbalance In My World  || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang