Diary depresiku part 14

16 10 2
                                        


Arumi yang kesal di diamkan oleh teman-temannya akhirnya memilih untuk menyendiri di kelas hingga pelajaran ke tiga selesai. Saat Arumi akan pulang, ia tak menemukan ke empat sahabatnya dan memilih pulang sendiri seperti tadi pagi pergi sekolah pun sendiri.

"Mereka kemana sih, apa jangan-jangan mereka ninggalin aku lagi, ish mereka kenapa sih jadi diemin aku kaya gini," kata Arumi kesal.

Saat ia sedang mencari keempat sahabatnya itu, tiba-tiba seseorang menabrak Arumi.

"Hei hati-hati dong kalo jalan, jadinya nabrak aku kan," protes Arumi.

"Lagian jalan ko ngelamun ya jadinya ketabrak deh, makannya kalo punya masalah jangan di bawa-bawa ke sekolah dong, biar apa sih? Caper ya? Ish ish ish kasian gak pernah di kasih perhatian di rumahnya," ucapnya dengan lirikan sinis.

Siapa kah dia? Yaps, dia adalah adik dari Rendi si tukang bully di sekolahnya, nama dia adalah Desi.

"Udah ngebacotnya? Situ yang salah ko situ yang maki-maki yah? Jalanan disini tuh luaaaaas dan lebar selebar mulut lu yang gak bisa jaga omongan," ucap Arumi memaki balik.

"Cih dasar anak aneh, bisanya cuma buat caper," makinya.

"Yeh situ kali yang tukang caper, pake mata lu yang bener supaya gak sering nabrak orang!" Tegas Arumi.

Saat sedang adu mulut dengan Desi, Arumi pun memilih pergi dari situ karena tak ingin lama-lama meladeni orang gak jelas kaya Desi.

"Lu sama aja tau gak sama yang lain, bisanya buat pala gue tambah sakit," ujar Arumi sambil melangkah pergi.

Desi yang mendengar ucapan Arumi pun langsung berlari mengejar Arumi dan berniat membocorkan rencana ke empat sahabatnya.

"Hei tunggu!" teriaknya.

"Apaan lagi sih? Belum puas maki-makinya? Ntar aja deh yah besok di lanjut lagi," ujar Arumi tersenyum miring.

"Bukan itu, tapi disana ada jebakan dari--" perkataannya terpotong karena Arumi menyumpal mulutnya dengan kertas.

"Stttt,,,ssssttttt jangan banyak ngomong, puyeng nih pala gua," ujar Arumi meninggalkan Desi yang terdiam bengong melihat sikap Arumi.

Setelah Arumi jauh dari Desi, ia duduk di taman sekolahnya, dan melamun sejenak di dekat taman.

"Huft hari yang menyebalkan, buat kesel semua deh," ujarnya.

Saat sedang berdiri memandangi tanaman yang indah, tiba-tiba saja ada yang menyiram tubuhnya dengan air.

BYUUUUUUUUUUUUUR

"Ehhh woi apaan nih, gila lu ya? Baju gua basah," maki Arumi.

"Happy birthday Arumi cebol," ujar Ninda di iringi tawa dari ketiga sahabatnya.

"Hahahahahaha cieeee yang bete sama kita-kita, gimana Mi ekting kita bagus gak?" Tanya Silvi tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya yang terasa keram.

"Apaan sih, gila lu semua, kaget tau ga!" ujar Arumi kesal.

"Eits tapi bukan hanya air dong, ini juga lah harus di pakein," ujar Keyla sambil menumpahkan satu ember tepung ke arah Arumi.

Mereka yang melihat tertawa senang dan saling memberikan ucapan selamat kepada Arumi.

Arumi sangat terharu atas apa yang di rencanakan oleh ke empat sahabatnya, padahal ia sendiri tidak ingat dengan hari ulang tahunnya, dan pastinya orang rumah pun akan memberikan kejutan kepadanya.

"Makasih semuanya, aku kira kalian bener-bener marah sama aku," ujar Arumi dengan lirih.

"Ngga lah kita kan sahabat, jadi gak akan pernah berantem ataupun bermusuhan," ujar Ninda.

Arumi yang mendengarnya meneteskan air mata kebahagiaan walaupun kakaknya tak pernah memberikan kasih sayang, namun ia dapat kasih sayang dari ke empat sahabatnya.

Diary Depresiku (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang