Tubuh Hoseok terlempar begitu saja di atas halaman salah satu rumah mewah, tempatnya bekerja sebagai koki.
“Bukan saya… benar - benar bukan saya,” kata Hoseok dengan tubuh gemetar, airmatanya sudah mengalir karena dia benar - benar ketakutan. Dan sialnya, Hoseok malah mendapatkan pukulan keras dari salah satu bodyguard dari seorang perempuan berambut panjang dengan gaya yang begitu elegan dan mewah.
“Siapa lagi kalau bukan kau? Yang membuatkan makanan untuk suamiku hanya kau, jadi sudah pasti kau yang meletakkan racun di makanan suamiku,” kata sang perempuan.
“Saya tidak tahu apapun.. dan benar bukan saya yang melakukannya. Saya han… arghhhh…” kalimat Hoseok bahkan tidak terhenti karena dia mendapatkan pukulan kembali.
Hoseok menelungkup di atas tanah, tangannya berusaha melindungi kepalanya dari tendangan dan pukulan para bodyguard. Hoseok hanya bisa menahan rasa sakit dengan airmata yang terus mengalir.
@@@@@
Hoseok duduk diam di salah satu halte bus. Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam dan bus malam terakhir sudah selesai beroperasi 2 jam lalu. Dia sendiri tidak berharap akan ada bus datang, sama seperti harapannya akan keadilan yang tidak dia harapkan akan dia dapatkan. Hoseok hanya tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya di dalam penjara. Dia tidak bersalah, dia tidak meletakkan racun atau apapun itu dimakanan tuannya. Hoseok hanya bekerja.
Hoseok terlonjak kaget ketika tiba - tiba saja ada seseorang yang duduk disampingnya. Hoseok tertegun, memandang pada sosok yang ada di sampingnya, butuh beberapa detik untuk Hoseok memperkirakan sosok yang duduk disampingnya ini laki - laki atau perempuan, sampai akhirnya dia yakin jika seseorang ini adalah perempuan berambut pendek. Hoseok masih terdiam saja ketika si perempuan berambut pendek mengeluarkan handphone dengan sebuah video dari rekaman CCTV yang terputar. Si perempuan berambut pendek menyodorkan handphonenya dan Hoseok menerimanya, ia mengamati rekaman video CCTV yang ternyata adalah rekaman Hoseok ketika sedang memasak di dapur.
“Di rekaman itu terlihat jelas dari awal sampai akhir kau tidak memasukkan apapun yang mencurigakan ke makanan. Tapi, nyonya besar yang memiliki selingkuhan dan ingin hidup damai dengan selingkuhannya setelah membunuh suaminya itu telah menghapus semua rekaman CCTV,” kata si perempuan berambut pendek.
“Kau… siapa?” Hoseok tidak menanyakan alasan si perempuan menunjukkan video kepadanya, dia justru bertanya siapa si perempuan ini sebenarnya. Rasanya terlalu aneh saja, muncul tiba - tiba dan memperlihatkan rekaman video kepadanya.
“Kau boleh memanggilku Joker,” kata si perempuan.
Hoseok mengerutkan kening.
“Aku bisa membantumu,” lanjut si perempuan yang memperkenalkan diri sebagai Joker, “Akan aku sediakan pengacara hebat untukmu, kau akan menghadapi tuduhan dari si nyonya besar di pengadilan.”
“Bagaimana kalau gagal?” tanya Hoseok, “Bagaimana kalau si nyonya besar menyuap jaksa dan aku tetap dihukum walaupun kau membantuku dengan menyediakan pengacara hebat?”
“Masih ada cara lain…” si perempuan yang memperkenalkan diri dengan joker kemudian menolehkan kepala, tersenyum lebar pada Hoseok, “Akan aku tegakkan keadilan dengan caraku.”
Hoseok terdiam, wajahnya yang dipukuli, tubuhnya yang ditendangi memang terasa masih sakit, tetapi kali ini dia merasakan hawa dingin yang benar - benar aneh. Hoseok bahkan tidak tahu siapa perempuan yang ada dihadapannya ini, tapi entah kenapa dia yakin jika Joker disampingnya ini tulus membantunya. Hoseok bahkan baru bertemu Joker ini beberapa menit lalu, tetapi entah kenapa dia yakin jika Joker ini yang akan menyelamatkan hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joker
FanfictionKeadilan yang benar - benar adil begitu sulit didapatkan, terutama untuk mereka kalangan menengah kebawah. alih - alih mendapat keadilan, justru seringkali ditekan oleh pejabat dan orang kaya yang tidak punya hati nurani. Shin Hyunbin, memutuskan u...