Prolog

1.3K 44 14
                                    

Aku akan tetap mencintaimu, aku akan tetap mencintaimu, dan aku akan tetap mencintaimu meski kau tak menginginkan kehadiranku sekalipun. ~Rheina Anastasha~

Rheina Anastasha, gadis cantik berumur dua puluh dua tahun yang mewarisi gen sempurna dari kedua orang tuanya. Rhei memiliki wajah campuran dari ayahnya yang tampan berasal dari amerika dan ibunya yang cantik berasal dari turki, Rhei terlahir dengan paras mendekati sempurna dengan tubuhnya yang tinggi semampai, mata bulatnya yang berwarna hijau terang mewarisi gen ayahnya, warna kulitnya yang putih, tidak, sangat putih kulitnya seakan seperti mengeluarkan cahaya dari dalam tubuhnya, rambut sebahunya yang berwarna hitam legam yang ikal pada bagian ujung rambutnya mewarisi gen ibunya, dan hidungnya yang mancung mewarisi gen keduanya. Semua lelaki menginginkannya, tapi tidak dengan Revan, lelaki itu terlihat sangat membenci Rhei tanpa tahu alasannya. Mungkin karena dulu Revan merasa dipermalukan oleh Rhei, karena Rhei yang tiba-tiba menyatakan cintanya dengan penampilannya yang memalukan itu.

Flash back
Sore itu Revan dan teman-temannya termasuk kekasihnya, Clara. Wanita yang sangat Revan puja sedang berkumpul ditempat biasa mereka hangout tiba-tiba Rhei datang dan menyatakan cintanya pada Revan dengan penampilannya yang sangat memalukan Revan.

"My prince, aku menyukaimu"
Pada saat itu juga teman-teman Revan mentertawakan nama panggilan special Rhei untuk Revan, terkecuali teman Revan yang bernama Dimas yang menatapnya dengan tatapan penuh arti. Revan mendengus sinis dan merangkul bahu Clara, yang membuat hati Rhei seperti ditusuk-tusuk oleh ratusan bahkan ribuan jarum.

"Kau menyukaiku? Tak lihatkah dirimu yang memalukan dengan beraninya menyatakan perasaanmu padaku.." kata-kata Revan mampu meloloskan air mata Rhei.

".. lihatlah gadis disampingku, cantik sudah, pintar sudah, baik sudah. Sempurna bukan?" Dengan bangganya Revan memuja Clara yang hanya dibalas senyuman bangga oleh Clara. Rhei hanya bisa diam menangis, sedangkan Clara menatap Rhei mengejek.

"Dan lihatlah dirimu, apa pantas disandingkan denganku? Wake up in your dream" kata-kata pedas Revan benar-benar membuatnya sakit, air matanya semakin deras mengalir dipipinya. Sementara Dimas menatap Revan dengan geram dan tanganya membentuk kepalan yang kuat.

"Jadi kau.. enyahlah dari hadapanku." Usir Revan dingin. Rhei pergi dengan yang hancur berkeping-keping. Tapi kata-kata pedas Revan tak meluluh lantahkan tekadnya yang kuat bahwa ia bisa membuat Revannya jatuh cinta dengannya suatu saat nanti.

Hiiii... ketemu lagi sama thor nih.. hahaha pdhl cerita yang satunya aja blm selesai malah udah bikin cerita lagi, tp tangan thor nya udh gatel jd ya.. thor share aja..
Prolognya maaf segini dulu soalnya filenya ada dilaptop eh.. laptopnya kaga kebawa jd seingetnya aja deh.. yaudah mksh yg udh mau bc cerita gaje ini wkwk.. see you *ketjup basah*

Love HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang